Pengagum Rahasia 2, Part 2

“Duluan aja,” ucap Deva

“Huh?” Sinka menghentikan langkahnya dan melihat deva

“Udahlah sin, palingan juga dia ke Wc,” ucap Shania

“Hmm, iya,” ucap Sinka

Kemudian mereka pun lanjut berjalan menuju kelas.

“Eh tunggu-tunggu,” ucap Sinka

“Apalagi sin?” ucap Shania

“Kamu duluan aja deh, aku lupa ngambil kembalian tadi pagi,” ucap Sinka

“Huh, yaudah,” ucap Shania lalu pergi lebih dulu

Sinka berdiam diri sejenak sambil melihat shania dari kejauhan.

“Kayaknya dia udah jauh, Oke!”

Tiba-tiba saja sinka berlari dan seperti mengejar seseorang.

~oOo~

“Tinggal satu pelajaran lagi,” ucap Deva

“HEY!”

“Huh?” Deva berbalik

“Sinka? Mau ngapain!?” ucap Deva

“Hah…Hah…Mau nyusulin kamu…Hah…,” Sinka terlihat kecapean

“Nyusulin?” ucap Deva

“Tunggu sebentar…Ekhem!” ucap sinka

“Oke lanjut…iya aku nyusulin kamu,”

“Buat apa nyusulin sin?” tanya Deva

“Aku tau kalau kamu mau mabal kelas lagi,” ucap Sinka

“Terus?” ucap Deva

“Kok kamu jadi gini sih dev. Deva yang aku tau tuh orangnya pekerja keras, dan gak pemalesan gini,” ucap Sinka

“Oh, Gitu ya,” ucap Deva

“Ayo dev, ke kelas!” ucap Sinka memaksa-maksa sambil menarik tangan deva

“Kok kamu malah maksa-maksa gini sin!? Kamu duluan aja deh, aku lagi mau diem di luar,” ucap Deva

“Putusin! Putusin! Putusin!”

“EH!?” Sinka melihat ke arah kelas yang pintunya terbuka itu

Dan ternyata itu adalah ruang kelas XII.

“udah putusin aja dek!” ucap salah satu kakak kelas

“Iya, udah putusin!” ucap salah seorang yang lainnya

“Eh…emm…,” sinka hanya diam

“Sini!”

“AH!”

Deva tiba-tiba saja menarik tangan sinka dengan keras dan membawanya ke suatu tempat.

“Sini!” ucap Deva

“ah Aww! S-sakit dev!” ucap Sinka

Kini mereka ada di tempat yang sepi, yaitu belakang perpustakaan sekolah.

“Lo kenapa sih! Kok maksa-maksa gitu!?” ucap Deva

“EH!?”

Dari gaya bicaranya yang berbeda, sinka telah menyadari kalau deva sedang marah padanya.

“T-tapi dev, aku Cuma pengen kamu ikut kelas. Jangan mabal terus,” ucap Sinka

“Itu kan urusan gw,” ucap Deva

“Em,” Sinka terdiam

“Hmm? Kenapa lagi lo?” ucap Deva

“Aku tau ini gak akan berhasil. Kalau gitu aku minta maaf,” ucap Sinka lalu pergi

“Eh hey!” Deva menarik tangan Sinka

“AH!” Sinka terkejut

“Bentar-bentar, kok lo tiba-tiba jadi perhatian banget sama gw,” ucap Deva

“EH! G-gak! Aku gak perhatian sama kamu!” ucap Sinka melepas paksa pegangan tangan deva lalu pergi

“Yah! Tu-tunggu sin!” ucap Deva

Deva terdiam.

~oOo~

“Uh…, Pusing banget…,” Gadis berkacamata itu terbangun dari tidurnya

Perlahan ia membuka matanya dan melepaskan kacamatanya itu.

“Wih, tidurnya puas banget nih kayaknya,”

“Eh!? TIO!?”

“Hey, mi…kamu itu yah, tidur dari jam 09.45 sampai jam 12.00. Ini masih di kampus mi,” ucap Tio

“Hah! Berarti aku gak masuk matkul inggris dong!” ucap Naomi

“Iya, gitulah,” ucap Tio

“Tio! Kok aku gak dibangunin!” ucap Naomi tampak marah

“yeee…kok nyalahin aku mi, kamu kan tidurnya pules banget. Dan aku gak tega kalau bangunin orang tidur,” ucap Tio

“Ya ampun…Terus gimana dong tadi!?” ucap Naomi

“yah tadi aku bilang aja ke dosen kalau kamu lagi sakit panas,” ucap Tio

“T-terus!?” ucap Naomi

“Ya udah…di absen kayaknya di tulis sakit,” ucap Tio

“Fyuh…tapi tadi gak quis atau tes-tes kan?” tanya Naomi

“Enggak,” ucap Tio

“Huh, untung aja. EH! Sekarang udah jam 12! Aku harus jemput adek aku!” ucap Naomi lalu beranjak dari kursi

“Loh-loh, mau kemana mi!?” ucap Tio

“Tadi kan aku bilang, mau jemput adek aku!” ucap Naomi

“Hey, tadi inggris emang gak ada tes apapun. Tapi…ada pembagian kelompok, dan tugas kelompok juga. Kebetulan kita sekelompok mi, sama Dion juga,” ucap Tio

“Eh, E-emang musti sekarang gitu kerkom nya!?” ucap Naomi

“Kalau aku sih kapan aja juga bisa. Cuma kata Dion sekarang aja. Karena hari-hari yang lain dan jam yang lain dia padet,” ucap Tio

“Ya ampun…,” ucap Naomi

“Jadi…gimana?” tanya Tio

“Tunggu bentar, aku kabarin dulu adek aku deh,” ucap Naomi

“Oke,” ucap Tio

Naomi pun membuat pesan di Line untuk adiknya.

~oOo~

Kreeeng! Kreeeng!

“YES! Akhirnya pulang juga!” ucap Shania

“Lu sih enak langsung pulang, lah gw musti kumpul OSIS dulu,” ucap Lidya

“Hih, siapa juga yang nanyain,” ucap Shania

“Heh! Awas ya! Tar gw bales…Eh?” Lidya melihat ke arah sinka

“Kenapa tuh?” tanya Shania

“Gak tau…,” ucap Lidya

-Di Luar Kelas-

DING!

“Sin, maaf ya kakak hari ini gak bisa jemput kamu. Ada kerja kelompok di kampus,”

“HAH! NYEBELIN! UDAH TAU LAGI BETE GINI!” ucap Sinka menggerutu tidak jelas

Sinka pun langsung berlari ke lantai bawah.

~oOo~

“Mana gak ada taksi yang lewat lagi, huh! Kesel-kesel!” ucap Sinka

“Eh sin? Kenapa?”

“EH! S-shania, em…nggak kok, gak kenapa-napa,” ucap Sinka

“Oh…yaudah, kalau gitu aku pulang duluan ya,” ucap Shania

“I-iyah, hati-hati di jalan,” ucap Sinka

Shania terlihat sudah pergi jauh dari area sekolah.

“Mungkin hari ini adalah hari tersial buat aku,” ucap Sinka

“Hari sial? Gak ada yang namanya hari sial,” ucap seseorang

“EH!” Sinka terkejut

“D-deva!?” ucap Sinka

Deva hanya tersenyum pada sinka.

“HEH!” Sinka langsung membuang muka

“Loh!? marah ya?” tanya Deva

“Kamu pikir aja sendiri!” ucap Sinka lalu pergi meninggalkan deva

Sinka berjalan, dan semakin lama langkahnya semakin cepat dan terus menjauhi deva.

“Heh,” Deva hanya tertawa

Kemudian deva pun menyusul sinka.

“HIH!” Sinka yang menyadarinya langsung berlari sekuat tenaga meninggalkan deva

“Oh, mau balapan ya?” ucap Deva

Deva pun semakin mempercepat larinya.

Sampai pada akhirnya…

“Hah kena kamu sin!” Deva menangkap sinka dengan memeluknya

“EH! D-dev, Kamu…,”

“WEH! S-sorry sin, tadi gak senga…,”

*PLAK!

Tamparan keras baru saja mendarat di pipi kanan deva.

“Puas!?” ucap sinka

“aduuh…,” Deva mengusap pipinya

“Minggir!” Sinka langsung pergi

“Tu-tunggu dulu sin! Aku mau minta maaf soal yang tadi!” deva terus mengikuti sinka

“Cukup, aku gak mau denger apa-apa,” ucap Sinka terus berjalan cepat

“Tunggu sin, jangan gitu dong,” Deva memegang tangan sinka

Kini mereka benar-benar jauh dari area sekolahan.

“Apa sih!?” ucap Sinka

“aku mau minta maaf sin. Iya tadi aku salah. Aku kepancing sama kakak kelas itu. tapi aku malah ngelampiasin kemarahan aku ke kamu tadi. Maaf sin,” ucap Deva

“Heh!” Sinka terlihat sangat kesal

“Ayolah sin, jangan gini. Kamu boleh nampar aku, mau sampai merah, memar pun gak apa-apa. Asal kamu mau maafin aku. Di tambah lagi, aku gak mau punya masalah selama di sekolah, apalagi sama temen sendiri,” ucap Deva

“Huh…,” Sinka hanya menarik nafas panjang

Lalu sinka menunjukan pergelangan tangannya, dan terdapat sebuah luka memar disana.

“Liat…Kamu tau ini ulah siapa?” tanya Sinka

“Eh!?” ucap Deva

“Aku paling gak suka cowo yang berani nyakitin perempuan,” ucap Sinka lalu pergi

“eh hey! Tunggu,” lagi-lagi deva menahan sinka

“Kenapa sih!? Kamu punya masalah sama aku!?” ucap Sinka

“Iya! Aku emang punya masalah sama kamu sin! Tapi aku mau kalau masalah sepele ini kelar! Pliss sin!” ucap Deva

Sinka hanya diam.

“Dan juga…,” ucap Deva menggantung

“Hm?” ucap Sinka

“Sebenernya…aku suka sama kamu sin…A-aku…,”

“Eh!?” Jantung sinka tiba-tiba berdetak

“A-aku…udah lama…s-suka sama kamu sin,” ucap Deva

“Sin kamu…mau gak…, Jadi…,”

“IH!” Sinka melepas paksa lalu berlari menuju taksi yang sedang berhenti di pinggir jalan itu

“EH SIN! Tu-TUNGGU!” ucap Deva

Namun deva terlambat, dan sinka pun pergi.

“Shit!” ucap Deva mengacak-acak rambutnya dan menyesali dirinya sendiri

~oOo~

“Hmm…Pak kirman gak bisa jemput. Terpaksa aku harus naik taksi,” ucap Yupi

DING!

“Eh,” Yupi langsung melihat handphonenya

“waah dari aldo! Hihi…,”

“Hati-hati pulangnya yah, jangan kayak waktu itu lagi,”

“Hihi, perasaan pas awal-awal pacaran dia gak seperhatian ini,” ucap Yupi

Yupi terlihat membalas chat dari aldo tadi.

“Iya Sayang, makasih ya,”

Yupi pun kembali menyimpan handphonenya.

“Uhuk!”

“EH!” Yupi kaget dengan suara batuk itu

“Eh…kamu lagi ternyata, aldi yah,” ucap Yupi

“Ah…I-iya, M-m-maaf…s…s…s-soal yang tadi,” ucap Aldi dengan gagap

“Iya, gak apa-apa kok,” ucap Yupi

Mereka berdua pun saling diam tanpa ada seorang pun yang membuka pembicaraan.

“Oh iya,” Yupi mulai membuka pembicaraan

“Kamu…pindahan dari jakarta kan?” tambah Yupi

“I…i-iya,” ucap Aldi

“SMA mana yah?” tanya Yupi

“SMA…,”

Tiba-tiba….

BRUM!

“KAKAK!” ucap seseorang

“EH! W-windy!” ucap Yupi

Sebuah mobil berwarna merah datang menjemput yupi.

“wah, pak kirman katanya gak bisa jemput,” ucap Yupi

“Duh maaf non, tadi di kirain saya gak bakal sempet jemput non Cindy. Ternyata masih keburu,” ucap Pak kirman

“Haha. Iya gak apa-apa kok. yaudah yuk berangkat,” ucap Yupi

Yupi menaiki mobil itu, lalu pergi.

BRUM!

            Saat di perjalanan…

“Kak, yang tadi itu siapa?” tanya Windy

“AH! I-iya, kakak lupa pamitan sama aldi,” ucap Yupi

“Aldi? Pacar kakak?” ucap Windy

“Hih bukan! Pacar kakak itu aldo! EH!” srontak yupi langsung menutup mulutnya

“Oh…jadi kakak udah jadian sama kak aldo nih. CIEEEE!” ucap Windy

“Sssstttt ah windy! Kamu ini, nanti kakak gelitikin juga kamu,” ucap Yupi

“Eh-eh! J-jangan kak, hehe…piss…,” ucap Windy

~oOo~

            Jam 18.00 Sore…

Klek!

“Kakak pulang! Dut…dudut!” panggil Naomi

“Kok sepi gini? Si dudut belum pulang kayaknya,” pikir Naomi

Naomi pun memastikan kalau Sinka memang belum pulang ke rumah dengan naik ke lantai dua, menuju kamar Sinka.

Klek!

“Sin?” Naomi membuka pintu itu perlahan

“Eh?” Naomi melihat sinka yang tengah duduk di meja belajarnya.

“Cieee yang lagi belajar. Adik kakak rajin banget sih,” Naomi menghampiri sinka

Lalu…

*Hiks…

“Hah!?” ucap Naomi

Naomi langsung melihat wajah sinka yang tertunduk itu dan ternyata….

“Hiks…,”

“Sinka! Kamu kenapa nangis!?” ucap Naomi

Air mata itu membasahi buku paket sinka.

 

BERSAMBUNG…

Author : Shoryu_So

3 tanggapan untuk “Pengagum Rahasia 2, Part 2

  1. ekspektasi gw si Aldi itu adalah Aldo yg cmn nyamar doang jdi anak culun :v *ini cmn opini gw doang,tpi lnjut lh

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.