Bact to the past,part8 : Akhir dari segalanya.

Di suatu pagi saat aku tengah duduk terdiam diatas teras rumah, Sisca mengejutkanku dari belakang. Sisca ikutan duduk di sampingku sambil memperhatikan orang-orang lewat di jalan raya depan rumahnya Sisca. Sedari tadi Sisca memperhatikanku tapi aku tidak tau kalau Sisca memperhatikanku.

“Thony kamu sebenernya cowok baik, aku suka sama kamu tapi aku malu untuk mengungkapkan semua isi hati aku ke kamu. Kamu peka donk sama aku apa kamu nggak sayang sama cewek secantik dan semanis gini.” kata Sisca dalam hati.

 

Aku berdiri dari atas teras rumahnya, sambil aku masuk kedalam rumahnya Sisca untuk bersih-bersih habis itu aku langsung menghantarkan Sisca berangkat kesekolahnya. Saat aku sedang memakai sepatu tiba-tiba Sisca mencium pipi kananku.

 

Cuuppss!

 

“Eh Sisca kamu ngapain.” Aku kaget.

 

“Makasih ya thony, kamu udah jadi cowok yg aku suka, makasih untuk semuanya.” ucap Sisca sambil nangis. Pada saat itu aku benar-benar tidak paham apa makna dari kata Sisca tadi.

 

*0*

 

“Awaw lo Thony, gue akan binasakan semua keluarga lo yg tersisa.” Ucap Sendy menekan mesin waktu ke tahun dimana Cici aku semuanya tengah asik bermain dengan keluarganya masing-masing.

 

Jueesstt!!

 

Sebuah cahaya putih yg sangat menyilaukan mata menampakan diri di depan ciciku Cigull yg tengah menyusui anak semata wayangnya.

 

“Elo kan….” Cigull terkaget-kaget dengan kedatangan orang yg keluar dari gumpalan asap karena cahaya menyilaukan tadi menghancurkan bangunan depan rumah ciciku.

 

*0*

 

Setibanya di sekolahannya Sisca, Sisca kembali belajar dengan guru-gurunya. Sedangkan aku memperhatikan Sisca dari ke jauhan, memang aku ini tipe-tipe tidak pekaan sama cewek sampai-sampai cewek yg aku kenal di masa lalu sampai menangis seperti itu.

“Oh aku tau sekarang jadi dia…” Kataku, meresapi apa yg di katakan Sisca tadi sebelum aku mengantarkannya ke sekolahan.

 

Bel istirahat telah berbunyi, saat Sisca tengah asik makan siang bareng dengan teman-temannya aku menarik tangannya Sisca ke belakang sekolahan.

 

“Aku tau sekarang ucap kamu yg tadi pagi ke aku, kamu sebenarnya suka kan sama aku, tapi kamu malu mengungkapnya langsung sama aku. Aku juga begitu sama kamu, aku malu untuk mengungkapkan semua isi hatiku ke kamu. Mungkin sekarang saatnya aku untuk pergi dari kehidupan kamu, tapi aku percaya kalau kamu nggak mau aku pergi. Sisca kamu mau nggak ikut tinggal bersamaku di masa depan dan meninggalkan ini semua buatku.” Aku berlutut di hadapannya Sisca.

 

 

Plakk!!!

 

“Kamu egois sekali, aku nggak mau ninggalin orang tua aku. Karna buat kamu aja, lebih baik kamu pergi aja. Aku tidak sudi lihat muka kamu lagi thony.” Sisca sambil menahan air matanya dan langsung pergi menjauh dariku.

 

 

“Maafkan aku Sisca, aku tidak bermaksut memisahkanmu dengan kedua orang tuamu. Maafkan aku.” ucapku.

 

 

Saat aku tengah bersedih tiba-tiba digital jamku mengeluarkan gambaran hologram semua kakak-kakaku tengah di sandra oleh mereka berdua di depan gerbang masuk ke labnya orang tua kami dulu.

 

“Jika lo masih pingin lihat semua keluarga hidup, lebih baik lo datang ke masa depan dan nyerahin diri lo ke kami atau gue bunuh semua orang lo sayang.” Kata Jeje.

 

“Awas lo bajing*an…” tapi sayang vidio hologram tiba-tiba terputus secara tidak senggaja.

 

*0*

 

“Orang itu akan datang kesini jadi kita harus bersiap-siap untuk menembaknya, agar tidak ada yg mengacau lagi urusan kita.” Kata Lidya.

 

Saat Sisca tengah menyendiri di dalam kelasnya, aku hampiri dia tapi dia memalingkan mukanya dariku.

 

“Maafkan aku Sisca aku tidak bermaksut untuk memisahkanmu dengan orang tuamu, kalau kamu tidak mau memaafkanku, lebih baik kamu ambilah jam ini. Aku akan pergi selamanya dari hidupmu, aku harus menolong kakak-kakaku yg sedang di tawan oleh para penjahat waktu. Mereka semua sangat aku cintai. Selamat tinggal Sisca.” Aku langsung menghilang di depannya Sisca.

 

 

Aku berjalan di waktu dengan sangat cepat tapi digital jamku agak error sedikit, badanku tergores oleh belati waktu yg sangat ketat menjaga waktu agar tidak di ubah oleh siapa pun.

 

Crankk!!

 

Saat aku tiba-tiba di alam asalku dengan luka gores di sisi sana sini, saat itu juga mereka bertiga menembakiku dari belakang dengan senjata laser mereka masing-masing.

 

 

Ciuuu!!!

 

Ciuuu!!!

 

 

“Lo cepat keluar nggak dari persembunyian lo atau gue bunuh kakak lo ini.” Sendy menodongkan senjatanya tepat diatas kepalanya Ciciku Cigull.

 

“Jangan keluar dek, lebih baik kakak mati dari pada kamu harus mati.” kata Cigull.

 

“Ahh… Kurang ajar bener mereka bertiga itu. Aku tidak bisa berpikir jernih gara-gara mereka.” kesalku mengambil senjata laser yg tergeletak di lantai, mungkin itu bekas senjatanya cici yg di buang sebelum aku datang kesini.

 

“Arrrrkkhhh…!!”

 

 

Aku menembaki semuanya dengan membabi buta sampai-sampai menewaskan dua sahabatnya Sendy. Sendy bersembunyi di bawah drum minyak tanah. Aku menembaki sampai meledak.

 

 

Duarrr!!!

 

 

“Awas lo bajingan!!!” kesal Sendy menembakiku balik sampai-sampai lenganku yg sedari buat menembaki terluka. Tangan kiriku mati rasa, aku di todong pistol sendy tepat di kepalaku.

 

“Selamat tinggal anak kampret, sebentar lagi lo akan nyusul dua ilmuwan itu.” kata Sendy bersiap menekan pelatuk pistolnya.

 

 

Dorr!!

 

Suara letupan pistol dari belakangnya Sendy, sendy langsung terbunuh di depanku.

 

“Kamu…” aku kaget dengan siapa yg nemenbak

 

“Iya ini aku. Aku nggak mau jika orang yg aku sayang sampai terbunuh, aku datang kesini kalau aku tau kamu nggak bisa ngehadapin mereka bertiga, yg penting kamu dan kakak-kakak kamu selamat.” kata Sisca sambil menghampiriku yg tersungkur diatas tanah. Saat sisca mau menolongku berdiri dari atas tanah, aku langsung memeluknya erat.

 

 

“Sisca maafkan aku, kamu jangan tinggalin aku. Aku sudah menyesal dengan semuanya.” Aku meneteskan air mataku juga seketika di pelukannya.

 

“Iya tidak apa-apa,yg penting kita akan bersama-sama di masa ini untuk selamanya. Karena orang tuaku tlah mengijinkanku untuk hidup bersama dengan orang yg aku sayang seperti kamu ini.” kata Sisca.

 

 

 

Tiga tahun telah berlalu dan Sisca juga telah jadi istri pertama dan terakhirku, aku menjaganya dan menyayanginya terus layaknya dia menyayangiku seperti anaknya sendiri.

 

 

The ends..

 

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.