Buku Catatan, Part-2

Haripun berganti, kemarin malam sebelum aku tidur, aku sempat menanyakan kepada ayahku tentang pembunuhan tuan Tono, yang tidak lain adalah kakeknya Kinal. Ayah menjawab kalau itu merupakan kasus yang benar-benar sulit, karena walaupun tempat kantor kepolisian Ayah merupakan yang terbaik, dan terlengkap, tapi mereka benar-benar kewalahan menghadapi kasus pembunuhan ini.

Ayah bilang kalau mereka belum memiliki kesimpulan apapun mengenai kasus ini, aku bilang pada Ayah kalau aku ingin ikut dalam penyelidikan, dan ia mengizinkanku. Ayah sempat memberi pesan kataku untuk menjaga Kinal dengan baik, karena dari yang Ayahku tau, pembunuh ini belum diketahui motifnya apa, dan dia bisa menjadi siapa saja, dia bisa saja membunuh orang lain di keluarga Tono, ya, Ayah memang sudah tahu kalau Kinal adalah pacarku sejak lama, ayah sendiri awalnya kaget kalau Kinal adalah cucu dari tuan Tono yang hebat.

Setelah aku mandi, aku dan Ayah pergi menuju rumah tuan Tono, aku sendiri tidak pernah berkunjung ke rumahnya, aku hanya mendengar rumor yang katanya rumah keluarga tuan Tono yang merupakan keluarga Kinal juga itu sangatlah megah dan dijuluki “Rumah 11 Pilar”, di perjalanan, kami mengobrol.

Ayah berkata “semua keluarga tuan Tono ada dirumah itu, tuan Tono punya 2 orang anak laki-laki, yang sulung bernama tuan  Mario dan adiknya bernama tuan Dimas yang tidak lain adalah Ayahnya Kinal, tuan Mario menikah dengan seorang wanita sederhana bernama nona Ruby, sedangkan Ayah Kinal yaitu tuan Dimas, menikah dengan seorang artis theater terkenal bernama nona Lucy, tuan Mario dan nona Ruby tidak di karuniai anak, sedangkan tuan Dimas dan nona Lucy dikaruniai 3 anak, yaitu yang pertama adalah Kinal, yang kedua adalah Nugi dan yang ketiga adalah Luna”.

aku bertanya “apa ada orang lain selain mereka yang tinggal dirumah itu?”.

“tentu saja, disana ada assisten kepercayaan tuan Tono yaitu tuan Joe, lalu ada pelayan-pelayan dirumahnya”.

“oh, begitu” kataku seraya berpikir.

lalu Ayah tiba-tiba berkata “ah iya, ada juga adik dari mendiang istri pertama tuan Tono, yaitu nyonya Lia”.

“istri pertama?, apa maksud Ayah berarti tuan Tono punya 2 istri?”

“ya, tuan Tono yang sudah berusia 71 tahun itu menikah lagi dengan seorang wanita yang sekarang berusia 30 tahun yang bernama nyonya Vina”, aku terkejut dengan apa yang Ayah katakan

“benarkah itu?”

“ya, mereka menikah 6 tahun yang lalu ketika tuan Tono berusia 65 tahun, dan nyonya Vina berusia 24 tahun” aku terkejut dengan hal itu, berarti saat terakhir kali aku bertemu dengan tuan Tono, dia sudah menikah dengan wanita berusia 24 tahu itu, aku terus berpikir selama perjalanan hingga tidak terasa kami sudah sampai di tujuan.

Setelah sampai, “Rumah yang hebat” batinku berkata, aku disambut oleh pelukan hangat dari Kinal,kami dipersilahkan masuk kedalam, rumah ini benar-benar megah, sebelum masuk kedalam, aku sempat menghitung jumlah pilar beton yang ada di depan rumah, dan berjumlah hanya 9, aku heran kenapa di juluki “Rumah 11 Pilar” padahal hanya ada 9 pilar.

Setelah aku masuk, kami di persilahkan duduk oleh Kinal, lalu datanglah seorang wanita paruh baya berpakaian seperti pelayan menghapiri kami, Kinal berkata

“Nany, kenalkan, ini Ren, dia adalah pacarku, dan dia juga anak dari tuan Robby dan dia juga akan ikut dalam penyelidikan” seraya melihat Ayahku,

lalu wanita itu berkata sambil mengasongkan tangan padaku “senang berkenalan dengan anda tuan Ren, aku Nany, kepala pelayan disini”

aku berkata sambil menjabat tangannya “ah iya, senang berkenalan dengan anda juga” setelah itu,

Nany berkata “apa kalian ingin minum sesuatu?”

“tolong bawakan saja kami teh” ucap Kinal.

“baik nona”

kami mengobrolkan hal-hal biasa, setelah beberapa lama minumanpun datang, “ini silahkan” kata Nany sambil menaruh cangkir-cangkir teh, Kinal berkata ” terima kasih Nany”, Nany menjawab “sama-sama nona”, dia tersenyum dan langsung pergi.

Kami meneruskan obrolan kami, lalu selang beberapa lama, datanglah assisten Ayah bernama tuan Gio.

“Ren, sudah lama sekali yah” katanya sambil memeluku,

“i-iya..” Kataku,

dia melepaskan pelukannya dan berkata “ada keperluan apa disini?”

baru saja aku ingin menjawab Ayah sudah memotong “dia akan membantu penyelidikan, dan dia juga akan menjaga pacarnya nona Kinal, benarkan?”

Kata Ayah sambil melihat Kinal, kinal menjawab dengan wajah memerah “ah, tuan bisa saja”

tuan Gio berkata “baiklah kalau begitu, lagi pula dulu Ren itu orang yang genius, dia akan sangat berguna”

lalu tuan Gio berbisik kepadaku, “jadi, nona Kinal ini pacarmu Ren?”

aku mengangguk, “wah , kau hebat sekali” katanya meneruskan.

Ditengah pembicaraan, tiba-tiba Ayah berkata kepada tuan Gio “bagaimana, apa sudah ada perkembangan?”

tuan Gio menjawab “ya, hasil otopsi menemukan kalau tuan Tono tewas karena obat harian tuan Tono untuk glukoma-nya yaitu insulin yang digunakan dengan cara di suntikan, ditukar dengan obat eserin untuk mata, sehingga mengalami kontraksi tubuh yang menyebabkan beliau meninggal”

Kinal yang melihat itu merasa terpukul, aku yang melihat Kinal seperti itu langsung minta ijin kepada Ayahku untuk berkeliling rumah ini, agar aku bisa memisahkan Kinal dari obrolan kepolisian ini yang akan hanya membuat Kinal sakit hati saja, setelah meminta ijin, aku dan Kinal pun pergi ke luar rumah untuk berkeliling, dan membiarkan 2 pria itu meneruskan pembicaraan.
Aku dan Kinal yang berjalan di halaman rumah hanya terdiam, aku melihat Kinal hanya murung saja, dia pernah berkata padaku saat SMA kalau kakek-nya lah yang paling dekat dengannya, itulah sebabnya dia mempertemukan kami dalam sebuah makan malam. Aku terus berpiki “Jadi, dengan racun yah?” Kataku dalam hati.

Aku melihat kinal yang sepertinya sangat sedih, Batinku ikut terluka melihat Kinal seperti itu, lalu aku memutar badanku dan memegang kedua pundak Kinal, aku berkata “tenang saja, aku pasti akan menemukan pembunuhnya, percayalah padaku” tiba-tiba Kinal memeluku…

Created by: @danieldwi25