Ternyata Pacarku Itu…. ~ Part4

“siapa hayoo?” Tanya Shinta.

“tau ah… hantu mungkin.” Jawabku menghiraukannya.

“Hus kamu  ngomongnya jangan sompral gitu, udah nih kerjain lagi pr nya.”

“asik… udah selesai nih?” tanyaku senang.

“belum lah… sekarang giliran kamu kerjain sisanya.”

“waduh, bisa aja enggak langsung kasih sisa soalnya aja .” jawabku malas.

“udah kerjain aja dulu… kalo ada yang susah bilang ke aku.”

“setelah dilihat dan diamati, ternyata semuanya susah Shin.”

“yah masa cowok udah nyerah gitu aja, cemen!”

“ya habis males ngerjainnya.”

“intinya sih malesnya bukan gak bisanya.”

“Ya… begitulah haha.”

“udah sekarang kamu kerjain aja, sekalian latihan.” Balas Shinta memberikan soal fisika.

“iya deh iya…” balasku.

“buset. ini cewek baru sehari kenal aja udah gini, apalagi nanti kalo udah kenal lama.” Pikirku.

Tak terasa waktu pun mulai beranjak ke malam hari. Aku pun memutuskan untuk pulang karena hujan sudah reda dan tugas sudah selesai di kerjakan.

“Shin, aku pulang dulu yah. Makasih nih tadi coklatnya enak banget! Hehe.” Ujarku.

“iya dong buatan chef Shinta…” ucap Shinta percaya diri.

“iyalah aku percaya aja, pantes manis soalnya kayak kamu sih haha.” Balasku modus.

“ih apaan sih mulai lagi kan modusnya.”

“hahaha… eh iya besok ada tes bahasa inggris disuruh nyanyi, kamu masuk kelompok aku aja bareng Noella. Gimana?”

“emmm… oke deh  asal kamu yang mainin alat musiknya yah haha.”

“aye aye lah kapten!. yaudah ya aku pulang dulu nih, bye.” Ucapku menancap gas kendaraanku.

“bye… hati – hati.”

“iya!.” Teriakku dari kejauhan.

*besok pagi di rumah Niko.

“Beeeeppp… beeeeppp….” Suara telepon berbunyi dan langsung membangunkanku dari alam mimpi.

“siapa sih pagi – pagi udah telepon, ganggu orang mimpi aja. Lagi asik – asiknyaa nih.” Gumamku sambil mencari telepon.

“halo? Siapa nih?”

“halo Nick, loe hari ini mau bawa gitar gak?” Tanya Noella di telepon.

“eh loe Wel, iya gue mau bawa emangnya ada apaan? Tumben loe masih pagi udah telepon gue haha.” Balasku.

“enggak… gue cuma mau ngeyakinin aja… terus gue mau minta senar gitar nih soalnya semalem gitar gue senarnya tiba tiba putus, terus gue sekarang belom beli senarnya.”

“udah.. gue ada banyak senar gitar yang nganggur kok, buat loe aja.”

“bener nih?”

“bener, pokoknya hari ini loe bawa gitar loe ke sekolah biar sekalian loe setting disana.”

“thanks ya Nick, hehe.. “

“Terus si Shinta gabung ke kelompok bahasa inggris kita karena gue udah tanggung ngajak dia. Gimana?”

“… ya…  itu sih terserah loe aja, asal dia yang nyanyi gue sih setuju setuju aja.”

“Yaudah kalo gitu, gue mau mandi dulu nih.  Bye.”

“bye.”

*di sekolah.

“yes  ada si Shinta, samperin ah.” Pikirku ketika memasuki ruang kelas.

“hai Shin, lagi ngapain?” tanyaku menghampiri Shinta.

“eh kamu Niko, enggak aku lagi gak ngapa – ngapain kok, emangnya kenapa?” jawab Shinta.

“emm… enggak, Cuma mau nanyain udah ngerjain PR bahasa jepang belum?”

“belum hehe.”

“yah… kirain aku udah, kalo udah aku mau nyontek hehe.”

“yaelah… salah tempat kamu, kalo mau nyontek fisika baru dateng kesini.”

“yee… mentang – mentang pinter pelajaran fisika.”

“ah udah ah… sekarang aku juga jadi laper nih, ke kantin yuk.” Ajak Shinta.

“ayo aku juga udah kelaparan nih haha.”

“haha..mana mungkin orang kelaparan badannya gede gini.” Ujar Shinta menunjuk badanku.

“…. Lebih baik itu jangan dibahas, sudah cukup ledekannya.”

“hahaha bercanda kali, ayo kapan ke kantinnya kalo duduk disini terus?” ujar Shinta beranjak dari kursinya.

“sampai cintaku tersampaikan padanya hahahaha..”

“mulai lagi penyakitnya, masih pagi nih bro.”

“kan cinta sejati seseorang tak akan lekang oleh waktu hahaha…”

“udah ah aku ke kantin sendirian aja, bisa ketularan penyakit kamu kalo lama – lama disini.” Ujar Shinta meninggalkanku.

“oi tungguin dong, itu cuma bercanda kali.” Balasku mengejar Shinta.

*di kantin.

“Niko, kamu udah nanyain ke Noella belom soal kenapa dia jutek sama aku?” Tanya Shinta.

“aduuhhh… lupa. Nanti aja lah aku tanyain lagi.”

“terus soal aku masuk kelompok bahasa inggris reaksi dia gimana?”

“emm… biasa aja ah.”

“oh gitu…” balas Shinta mengangguk.

“kenapa? Takut dia gak setuju? Tenang aja kan ada aku hehe.”

“ya bukannya gitu, tapi… takutnya dia masih marah ke aku.”

“loh?! emang kamu salah apaan sih ke dia?” tanyaku heran.

“aku juga gak tau, aku baru nyampe di kota ini 3 hari yang lalu dan itupun sebelumnya aku belom pernah ketemu Noella.” Jawab Shinta.

“aneh… siapa sih orangnya?, mungkin dia cuma salah liat.” Balasku meminum minumanku.

Tak lama kemudian bel masuk sekolah berbunyi. Aku dan Shinta pun menuju kelas untuk persiapan tes bahasa inggris.

“Niko, mana senar yang loe kabarin? Gue mau setting gitar gue nih.” Tanya Noella.

“oh itu ada di tas gue, loe ambil aja.” Jawabku.

“di bagian mana?”

“di bagian paling kecil, loe ambil semua aja.” Balasku menunjuk salah satu bagian tas.

“oke.”

Tak lama kemudian Noella mengambil seluruh senar dari tasku dan mulai mensetting gitarnya.

“Wel, udah belum? Mumpung gurunya belum datang kita latihan aja gimana?”

“gue udah sih ngesetting gitarnya, tapi dia tau gak kita bakal bawain lagu apa?”

“eh Shin kamu tau kita bawain lagu apa?” tanyaku kepada Shinta.

“enggak.” Jawab Shinta menggelengkan kepalanya.

“aduh… kita ini mau nyanyiin lagu A7x yang judulnya Dear God, bisa gak loe?” balas Noella ketus.

“bisa.”

“yaudah deh kalo gitu kita latihan.” ucapku bersemangat.

Lalu kami pun latihan bersama dan ternyata suara Shinta enak di dengar juga sampai….

“Selamat pagi anak – anak.”

Aku yang mendengar suara itu pun langsung menghentikan alunan gitarku karena pak Wahyu yang tiba – tiba ada ada di meja guru.

“eh pagi pak.” Ucapku tersenyum.

“gimana latihannya? Siap untuk tes hari ini?”

“siap dong pak, dengan persiapan maksimal tentunya.” Ujar Yona penuh semangat.

“yaudah, siapa yang udah siap untuk di tes?”

“aku dan kawan – kawan  pak!” teriak Roni mengacungkan tangan.

“nah Roni, kamu dan kawan – kawanmu maju kedepan.”

Tak lama kemudian setelah Roni satu persatu kelompok mulai maju kedepan dan aku mendapat giliran tes di waktu akhir.

“Niko, Noella, dan siapa kamu anak baru?” Tanya pak Wahyu.

“Shinta pak.”  Jawab Shinta.

“ya Shinta, mau nyanyi lagu apa?”

“A7x pak yang Dear God.” Balasku.

“yaudah sekarang kalian mulai saja.”

Aku dan Noella pun mulai memainkan alunan gitar dan Shinta mulai mempersiapkan nafasnya.

A lonely road, crossed another cold state line
Miles away from those I love
Purpose hard to find
While I recall all the words you spoke to me
Can’t help but wish that I was there
Back where I’d love to be, oh yeah

Dear God the only thing I ask of you
Is to hold her when I’m not around
When I’m much too far away
We all need that person who can be true to you
But I left her when I found her
And now I wish I’d stayed
‘Cause I’m lonely and I’m tired
I’m missing you again, oh no
Once again

There’s nothing here for me on this barren road
There’s no one here while the city sleeps
And all the shops are closed
Can’t help but think of the times I’ve had with you
Pictures and some memories will have to help me through, oh yeah

Dear God the only thing I ask of you is
To hold her when I’m not around,
When I’m much too far away
We all need that person who can be true to you
I left her when I found her
And now I wish I’d stayed
‘Cause I’m lonely and I’m tired
I’m missing you again oh no
Once again

Some search, never finding a way
Before long, they waste away
I found you, something told me to stay
I gave in, to selfish ways
And how I miss someone to hold
When hope begins to fade…

A lonely road, crossed another cold state line
Miles away from those I love
Hope is hard to find

Dear God the only thing I ask of you is
To hold her when I’m not around,
When I’m much too far away
We all need the person who can be true to you
I left her when I found her
And now I wish I’d stayed
‘Cause I’m lonely and I’m tired
I’m missing you again oh no
Once again…

*To Be Continued

Posted from WordPress for Android

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.