Ternyata Pacarku Itu…. ~ Part4

“siapa hayoo?” Tanya Shinta.

“tau ah… hantu mungkin.” Jawabku menghiraukannya.

“Hus kamu  ngomongnya jangan sompral gitu, udah nih kerjain lagi pr nya.”

“asik… udah selesai nih?” tanyaku senang.

“belum lah… sekarang giliran kamu kerjain sisanya.”

“waduh, bisa aja enggak langsung kasih sisa soalnya aja .” jawabku malas.

“udah kerjain aja dulu… kalo ada yang susah bilang ke aku.”

“setelah dilihat dan diamati, ternyata semuanya susah Shin.”

“yah masa cowok udah nyerah gitu aja, cemen!”

“ya habis males ngerjainnya.”

“intinya sih malesnya bukan gak bisanya.”

“Ya… begitulah haha.”

“udah sekarang kamu kerjain aja, sekalian latihan.” Balas Shinta memberikan soal fisika.

“iya deh iya…” balasku.

“buset. ini cewek baru sehari kenal aja udah gini, apalagi nanti kalo udah kenal lama.” Pikirku.

Tak terasa waktu pun mulai beranjak ke malam hari. Aku pun memutuskan untuk pulang karena hujan sudah reda dan tugas sudah selesai di kerjakan.

“Shin, aku pulang dulu yah. Makasih nih tadi coklatnya enak banget! Hehe.” Ujarku.

“iya dong buatan chef Shinta…” ucap Shinta percaya diri.

“iyalah aku percaya aja, pantes manis soalnya kayak kamu sih haha.” Balasku modus.

“ih apaan sih mulai lagi kan modusnya.”

“hahaha… eh iya besok ada tes bahasa inggris disuruh nyanyi, kamu masuk kelompok aku aja bareng Noella. Gimana?”

“emmm… oke deh  asal kamu yang mainin alat musiknya yah haha.”

“aye aye lah kapten!. yaudah ya aku pulang dulu nih, bye.” Ucapku menancap gas kendaraanku.

“bye… hati – hati.”

“iya!.” Teriakku dari kejauhan.

*besok pagi di rumah Niko.

“Beeeeppp… beeeeppp….” Suara telepon berbunyi dan langsung membangunkanku dari alam mimpi.

“siapa sih pagi – pagi udah telepon, ganggu orang mimpi aja. Lagi asik – asiknyaa nih.” Gumamku sambil mencari telepon.

“halo? Siapa nih?”

“halo Nick, loe hari ini mau bawa gitar gak?” Tanya Noella di telepon.

“eh loe Wel, iya gue mau bawa emangnya ada apaan? Tumben loe masih pagi udah telepon gue haha.” Balasku.

“enggak… gue cuma mau ngeyakinin aja… terus gue mau minta senar gitar nih soalnya semalem gitar gue senarnya tiba tiba putus, terus gue sekarang belom beli senarnya.”

“udah.. gue ada banyak senar gitar yang nganggur kok, buat loe aja.”

“bener nih?”

“bener, pokoknya hari ini loe bawa gitar loe ke sekolah biar sekalian loe setting disana.”

“thanks ya Nick, hehe.. “

“Terus si Shinta gabung ke kelompok bahasa inggris kita karena gue udah tanggung ngajak dia. Gimana?”

“… ya…  itu sih terserah loe aja, asal dia yang nyanyi gue sih setuju setuju aja.”

“Yaudah kalo gitu, gue mau mandi dulu nih.  Bye.”

“bye.”

*di sekolah.

“yes  ada si Shinta, samperin ah.” Pikirku ketika memasuki ruang kelas.

“hai Shin, lagi ngapain?” tanyaku menghampiri Shinta.

“eh kamu Niko, enggak aku lagi gak ngapa – ngapain kok, emangnya kenapa?” jawab Shinta.

“emm… enggak, Cuma mau nanyain udah ngerjain PR bahasa jepang belum?”

“belum hehe.”

“yah… kirain aku udah, kalo udah aku mau nyontek hehe.”

“yaelah… salah tempat kamu, kalo mau nyontek fisika baru dateng kesini.”

“yee… mentang – mentang pinter pelajaran fisika.”

“ah udah ah… sekarang aku juga jadi laper nih, ke kantin yuk.” Ajak Shinta.

“ayo aku juga udah kelaparan nih haha.”

“haha..mana mungkin orang kelaparan badannya gede gini.” Ujar Shinta menunjuk badanku.

“…. Lebih baik itu jangan dibahas, sudah cukup ledekannya.”

“hahaha bercanda kali, ayo kapan ke kantinnya kalo duduk disini terus?” ujar Shinta beranjak dari kursinya.

“sampai cintaku tersampaikan padanya hahahaha..”

“mulai lagi penyakitnya, masih pagi nih bro.”

“kan cinta sejati seseorang tak akan lekang oleh waktu hahaha…”

“udah ah aku ke kantin sendirian aja, bisa ketularan penyakit kamu kalo lama – lama disini.” Ujar Shinta meninggalkanku.

“oi tungguin dong, itu cuma bercanda kali.” Balasku mengejar Shinta.

*di kantin.

“Niko, kamu udah nanyain ke Noella belom soal kenapa dia jutek sama aku?” Tanya Shinta.

“aduuhhh… lupa. Nanti aja lah aku tanyain lagi.”

“terus soal aku masuk kelompok bahasa inggris reaksi dia gimana?”

“emm… biasa aja ah.”

“oh gitu…” balas Shinta mengangguk.

“kenapa? Takut dia gak setuju? Tenang aja kan ada aku hehe.”

“ya bukannya gitu, tapi… takutnya dia masih marah ke aku.”

“loh?! emang kamu salah apaan sih ke dia?” tanyaku heran.

“aku juga gak tau, aku baru nyampe di kota ini 3 hari yang lalu dan itupun sebelumnya aku belom pernah ketemu Noella.” Jawab Shinta.

“aneh… siapa sih orangnya?, mungkin dia cuma salah liat.” Balasku meminum minumanku.

Tak lama kemudian bel masuk sekolah berbunyi. Aku dan Shinta pun menuju kelas untuk persiapan tes bahasa inggris.

“Niko, mana senar yang loe kabarin? Gue mau setting gitar gue nih.” Tanya Noella.

“oh itu ada di tas gue, loe ambil aja.” Jawabku.

“di bagian mana?”

“di bagian paling kecil, loe ambil semua aja.” Balasku menunjuk salah satu bagian tas.

“oke.”

Tak lama kemudian Noella mengambil seluruh senar dari tasku dan mulai mensetting gitarnya.

“Wel, udah belum? Mumpung gurunya belum datang kita latihan aja gimana?”

“gue udah sih ngesetting gitarnya, tapi dia tau gak kita bakal bawain lagu apa?”

“eh Shin kamu tau kita bawain lagu apa?” tanyaku kepada Shinta.

“enggak.” Jawab Shinta menggelengkan kepalanya.

“aduh… kita ini mau nyanyiin lagu A7x yang judulnya Dear God, bisa gak loe?” balas Noella ketus.

“bisa.”

“yaudah deh kalo gitu kita latihan.” ucapku bersemangat.

Lalu kami pun latihan bersama dan ternyata suara Shinta enak di dengar juga sampai….

“Selamat pagi anak – anak.”

Aku yang mendengar suara itu pun langsung menghentikan alunan gitarku karena pak Wahyu yang tiba – tiba ada ada di meja guru.

“eh pagi pak.” Ucapku tersenyum.

“gimana latihannya? Siap untuk tes hari ini?”

“siap dong pak, dengan persiapan maksimal tentunya.” Ujar Yona penuh semangat.

“yaudah, siapa yang udah siap untuk di tes?”

“aku dan kawan – kawan  pak!” teriak Roni mengacungkan tangan.

“nah Roni, kamu dan kawan – kawanmu maju kedepan.”

Tak lama kemudian setelah Roni satu persatu kelompok mulai maju kedepan dan aku mendapat giliran tes di waktu akhir.

“Niko, Noella, dan siapa kamu anak baru?” Tanya pak Wahyu.

“Shinta pak.”  Jawab Shinta.

“ya Shinta, mau nyanyi lagu apa?”

“A7x pak yang Dear God.” Balasku.

“yaudah sekarang kalian mulai saja.”

Aku dan Noella pun mulai memainkan alunan gitar dan Shinta mulai mempersiapkan nafasnya.

A lonely road, crossed another cold state line
Miles away from those I love
Purpose hard to find
While I recall all the words you spoke to me
Can’t help but wish that I was there
Back where I’d love to be, oh yeah

Dear God the only thing I ask of you
Is to hold her when I’m not around
When I’m much too far away
We all need that person who can be true to you
But I left her when I found her
And now I wish I’d stayed
‘Cause I’m lonely and I’m tired
I’m missing you again, oh no
Once again

There’s nothing here for me on this barren road
There’s no one here while the city sleeps
And all the shops are closed
Can’t help but think of the times I’ve had with you
Pictures and some memories will have to help me through, oh yeah

Dear God the only thing I ask of you is
To hold her when I’m not around,
When I’m much too far away
We all need that person who can be true to you
I left her when I found her
And now I wish I’d stayed
‘Cause I’m lonely and I’m tired
I’m missing you again oh no
Once again

Some search, never finding a way
Before long, they waste away
I found you, something told me to stay
I gave in, to selfish ways
And how I miss someone to hold
When hope begins to fade…

A lonely road, crossed another cold state line
Miles away from those I love
Hope is hard to find

Dear God the only thing I ask of you is
To hold her when I’m not around,
When I’m much too far away
We all need the person who can be true to you
I left her when I found her
And now I wish I’d stayed
‘Cause I’m lonely and I’m tired
I’m missing you again oh no
Once again…

*To Be Continued

Posted from WordPress for Android

Ternyata Pacarku Itu… ~ Part-3

“dia apa Wel?” Tanya Lidya dari bangku sebelah.

“dia cewek yang udh bikin baju gue kotor kayak gini.” Balas Noella.

“ah serius loe? Loe tau darimana?”

“gue masih inget dari rambut sepunggung sama ciri khas pipinya, tapi ada yang aneh.”

“Aneh apanya?” Tanya Lidya.

“kemaren dia rambutnya sepunggung, tapi sekarang dia rambutnya sebahu.”

“ah mungkin itu pikiran aja loe kali, udah loe kenalan aja sama dia.”

“Ogah banget gue kenalan sama orang yang bikin hari gue hancur.” Balas Noella ketus.

“nak, sekarang kenalkan diri kamu ke teman barumu.” Ujar bu Linda.

“perkenalkan namaku Shinta Naomi, kalian bisa panggil aku Shinta salam kenal.” Ucap cewek itu tersenyum.

“oh jadi namanya shinta ya… katanya Niko ngajak kenalan tuh hahaha.” Teriak Roni.

 “hahahaha….” Seluruh kelas mentertawakanku.

“sialan loe Ron, gue jadi malu tau.” Ucapku kepada Roni.

“Sudah kalian tertawanya, nah Shinta sekarang kamu duduk di kursi yang kosong ya.” Ucap Bu Linda menunjuk bangku Noella.

“disini bu? Tapi kan disini tempatnya Nadila bu.” Balas Noella.

“tapi kan sekarang Nadilanya lagi sakit, lagian ini kan kesempatan kamu jadi temen baru dia.”

“yaudah deh bu.”

“nah Shinta, sekarang kamu duduk di sebelah sana ya.” Ucap bu linda mempersilahkan Shinta duduk.

“iya bu.” Balas Shinta tersenyumdan pergi menuju meja Noella.

“eh, boleh kenalan gak? Aku Shinta, salam kenal.” Ajak Shinta berkenalan.

“iya gue udah tau nama loe Shinta, gue Noella.” Balas Noella ketus.

“kenapa tuh si Noella, gak biasanya dia jutek kayak gitu. macam harimau lagi datang bulan aja.” Pikirku.

“Niko, kenapa tuh si Noella? “ bisik Yona kepadaku.

“gak tau gue, gak biasanya dia gitu.” Balasku.

“oh..”

Aku pun kembali memperhatikan apa yang diterangkan bu Linda.  Singkat cerita, bel istirahat pun berbunyi dan seluruh siswa berbondong – bondong keluar kelas.

“Noella, kamu mau jajan bareng aku gak?” tanya Shinta.

“gak, gue ke kantin sendiri aja.” Balas Noella jutek.

Aku pun merasa kasihan terhadap Shinta dan memutuskan menghampirinya.

“hai, boleh kenalan?” ucapku menghampirinya.

“boleh, aku Shinta.” Balas Shinta tersenyum.

“aku Niko, kamu boleh panggil aku Nick atau nook aja hehe, eh mau ke kantin bareng gak? Ya… sekalian aku anter kamu jalan – jalan di sekolah ini hehe.” Ucapku modus.

“emm… ayo kalo gitu.”

Akhirnya aku pun pergi dengan Shinta untuk sekedar berjalan – jalan. Ya… meskipun ada niatan lain dihatiku.. hehe.

“oh ya Shin, kalo boleh tau kamu pindahan dari sekolah mana?” tanyaku.

“em.. aku pindahan dari Jakarta, emangnya kenapa?” jawab Shinta.

“gak… gak ada apa – apa kok hehe..”

Shinta pun hanya mengangguk.

“eh kita udah sampai nih di kantin, tapi kayaknya kantinnya udah penuh. Kalo kita jalan lagi gimana? Nanti datang lagi kesini klo udah agak sepi.” Ucapku.

“emm.. yaudah deh gimana kamu aja, sekarang kita kemana?.” Tanya Shinta

“… gimana kalo kita ke taman sekolah aja, disana tempatnya adem. Pasti kamu betah disana.”

“oke deh ayo, aku juga lagi pengen cooling down otak aku dulu nih, udah pusing belajar kimia haha.” Balas Shinta.

Dan di tengah perjalanan menuju taman tiba – tiba…

“Ciiee… Niko udah dapet cewek lagi ciiee…” ucap Irfan dari dalam kantin.

“siapa mereka?” Tanya Shinta kesal.

“ udah ah jangan pikirin mereka, mereka bercanda doang kok. Muka kamu jangan kayak yang marah gitu dong, nanti cantikmu hilang terhapus kekesalanmu itu.”  Ucapku modus.

“ih.. apaan sih kamu jago banget ngemodusin orangnya haha..” balas Shinta tertawa.

“nah gitu dong cantiknya keluar lagi, apaan aku orangnya belum jago ngemodus kali.” Balasku mengelak.

“udah ah ayo cepet kita ke taman.” Ajak Shinta menarik tanganku.

“woi… jangan main tarik tangan orang…”

*di taman sekolah.

“gimana perasaanmu sekarang? Udah mendingan? “ tanyaku duduk di kursi taman.

“udah sih.” Jawab Shinta menghela nafas panjang.

“sekarang kamu masih mau diem dulu disini atau mau ke tempat lain?”

“emmm… disini dulu aja deh, ke tempat lain bisa nanti lagi.” Balas Shinta duduk di sebelahku.

“oke… eh tapi kalo aku boleh cerita, disini tempat aku nyari inspirasi loh.”

“inspirasi apaan?” Tanya Shinta heran.

“emm.. nanti deh aku kasih liat ke kamu.”

“bener?”

“iya bener… tapi gak janji loh ya haha.”

“ih apaan sih licik banget.” Balas Shinta memukul bahuku.

“iya.. iya.. udah ah jangan main pukul.”

Tak lama kemudian bel masuk kelas pun berbunyi dan tanpa terasa sekarang sudah waktunya pulang sekolah.

“Niko, anterin aku ke mall mau gak?” Tanya Noella kepadaku.

“emm… sorry Wel, gue ada acara. Mungkin lain kali ye.” Balasku terburu- buru meninggalkan Noella.

Di tengah perjalanan pulang aku melihat seseorang tengah menunggu di depan halte.”siapa tuh? Kayak yang kenal.” Ucapku meminggirkan kendaraanku.

“hai Shin, kamu lagi nunggu siapa?” tanyaku.

“aku lagi nunggu angkot nih, lama banget.”

“udah ikut aku aja, biar cepet.” Ajakku.

“sorry, enggak deh makasih.”

“ayolah, udah mendung nih, kalo kamu kehujanan terus sakit, besoknya aku gak bisa liat kamu deh…haha.” Ajakku modus.

“yaudah deh.” Ucap Shinta naik kendaraanku.

Di tengah perjalanan, tiba – tiba hujan turun dengan deras dan tak lama kemudian aku tiba di rumah Shinta.

“makasih ya udah nganterin, gak mau nunggu hujan reda dulu?” Tanya Shinta.

“mau sih… hehe… hujannya gede banget, males kalo pulang hujan – hujanan.” Balasku.

“yaudah masuk dulu aja.”

“eh iya Shin, besok ada tugas fisika nih. Mau ngerjain bareng gak?” tanyaku.

“ayo, tugasnya kayak gimana?” Tanya Shinta balik.

“kayak gini nih.” Balasku menunjukan Soal kepada Shinta.

“oh yang gitu… itu sih gampang…”

“buset, gue aja baru liat soalnya udah bingung. Lah ini anak bilang gampang, ciri – ciri keturunan fisika.” Pikirku kaget.

*di dalam rumah Shinta.

“niko, kamu duduk aja dulu, kita ngerjain tugasnya disini aja.” Ucap Naomi.

“oke siap lah kapten!” balasku semangat.”

“emmm… kalo gitu sekarang aku ambil buku sama ambilin kamu minum ya.” Ucap Shinta menuju kamarnya.

Lalu, aku pun duduk di sofa ruang tamu dan melihat ruang sekitar.

“lumayan juga propertinya, gue juga jadi pengen dipasang di kamar gue.” Gumamku.

Tak lama kemudian…

“Nih Niko, aku kasih coklat panas khusus buat kamu.” Ucap Shinta membawa segelas minuman dan buku tugas.

“makasih ya… tau aja aku suka coklat haha..”

“enggak juga ah… kan soalnya kalo hujan gini tuh enaknya yang anget – anget gitu… jadi aku kasih coklat aja hehe.”

“yah… kirain aku kamu suka kesukaan aku.” Ucapku kode.

“Kan aku juga baru kenal sama kamu, mana mungkin langsung tau kesukaan kamu.” Balas Shinta.

Aku pun hanya mengangguk dan meminum coklat panas tersebut.

“eh Nick, kata kamu Noella itu orangnya kayak gimana sih?” Tanya Shinta penasaran.

“ya… dia itu baik kok orangnya.”

“tapi kok ke aku jutek banget ya.”

“oh iya aku juga baru tau kalo dia bisa se jutek gitu ke orang lain, padahal sebelumnya dia belom pernah kayak gitu, nanti aku tanyain langsung ke dia deh.” Balasku.

“oh gitu ya. Udah ah, mana tugasnya? Kita kerjain bareng.” Ucap Shinta.

“oh iya… nih, banyak yang susah jadi aku baru ngerjain dikit.” Balasku memberikan buku.

“yang mana yang susah?” Tanya Shinta.

“tuh semua yang soalnya aku kasih tanda.” Jawabku.

“oh ini sih…”

Aku dan Shinta pun mengerjakan soal Fisika dengan serius, ya… meskipun terkadang mengajaknya bercanda untuk mencairkan suasana. Lalu tiba – tiba…

“eh Shin, aku ke toilet dulu yah, udah kebelet nih.” Ucapku.

“yeee… yaudah toiletnya di sebelah dapur.” Balas Shinta menunjuk ke suatu arah.

“aku kesana dulu ya… thanks Shin.” Ujarku terburu – buru.

Lalu Shinta pun kembali fokus ke buku tugas.

“ahhh… akhirnya kelar juga.” Ucapku setelah keluar dari toilet. disaat berjalan ke dapur, aku melihat cewek seperti Shinta sedang mengambil minuman, dan aku kira itu adalah Shinta tapi ada yang aneh karena dia memakai seragam Sekolah lain. Tanpa pikir panjang aku pun langsung menghiraukannya dan memasuki  dapur untuk meminta minuman karena coklat yang tadi diberikan langsung habis olehku yang haus akan cinta… eh dehidrasi maksudnya .

“eh Shin, minta minum dong.” Ucapku modus.

“nih.” Ucap cewek itu memberikanku gelas langsung pergi entah kemana.

“yee… kenapa tuh anak, tadi baik banget sekarang jutek. Aneh… tapi bodo ah” pikirku.

“sekarang si Shinta udah nyampe nomor berapa ya? Samperin ah siapa tau udah selesai” ucapku pergi meninggalkan dapur.

“Niko,kamu habis ngapain? Kok lama banget?” Tanya Shinta.

“kan tadi aku buang air sekalian minta minum, masa gak inget sih? Terus aku juga minta gelasnya ke kamu.”

“hah? Minta gelas? Aku daritadi ngerjain soal, nih buktinya.” Balas Shinta menunjukkan tugas fisika.

“lah terus yang tadi siapa dong?” tanyaku menunjuk ke arah dapur.

*To Be Continued

Created by: @rullyangga

Posted from WordPress for Android

My Love Story, Part-13

Hari Senin tiba, keadaan sekolah saat itu masih benar-benar sepi. Kulewati beberapa kelas terlihat disana hanya ada ya tiga sampai lima orang murid setiap kelasnya. Saat kuberjalan dikoridor kelas terlihat Ikha sedang berdiri didepan kelasku. “Hmm… ngapain dia disitu, masa mau bahas soal yang kemaren ditelpon sepagi ini?” pikirku. Akupun menghampirinya dan Ikha menyapaku sambil tersenyum.

“Pagi… Vito”ucap Ikha sambil tersenyum.

“Oh.. pagi juga, ngapain kha diem depan kelas aku tumben-tumbenan, mau bahas soal yang di telfon kemaren?”tanyaku.

“Hmm… ga sekarang juga sih, cuma mau ngasih tau doang nanti pas istirahat kedua kamu ke kelas aku ya, ajakin si yupi juga ok”ucap Ikha.

“Ok deh… niat kamu pagi-pagi nungguin depan kelas aku Cuma mau ngasih tau itu doang, kan bisa sms kali biar kamunya jg ga cape, hehe”

“ahahah.. sekalian ini juga, tolong kasihin ke Yupi ya bilangin makasih gitu” ucap Ikha sambil memberikan sebuah buku catatan Biologi.

“Ok siap”

“Thanks ya, oiya Vit aku ke kelas dulu ok. Sampe ketemu nanti”ucap Ikha sembari meninggalkanku. Akupun masuk ke kelas dengan suasana kelas yang masih terbilang sepi pantas saja jam menunjukan pukul 6.20. Dikelas hanya ada Ayana, Alvin, Viny, dan Tata. “Wih… pada rajin-rajin mereka” pikirku sambil melangkahkan kaki dan duduk dimejaku.

“Idih… pada serius amat, yang satu tidur -lirik Ayana- yang dua ini main hp -liat Viny sama Tata- yang satu ngerjain apa tuh? -ke si Alvi- Eh… Ta, ada tugas ga hari ini?”tanyaku.

“Ga ada tuh, hari ini nyantai kali”ucap Tata.

“Ok deh klo nyantai, oiya Ta anterin aku ke perpus yuk mau ngembaliin buku ini”ucapku.

“Emang perpus udah dibuka?”Tanya Tata.

“udah kali tadi aku lewat aja udah ada yang mau minjem buku”ucap Ayana menjawab lalu kembali menempelkan wajahnya diatas meja.

“Tuh.. udah dibuka, anterin yuk males jalan sendiri” ucapku.

“Bilang aja lu takut keadaan koridor masih sepi ya, ahahah”ucap Tata.

“Gila aja takut, males gue jalan sendiri. Ya udah anterin aja lah ntar gue traktir apa kek dikantin yang murah-murah” ucapku.

“bener ya traktir”ucap Tata.

“Ya.. yang murah-murah traktirnya kaya permen kek atau air mineral botolan ahahah”ucapku sambil melangkahkan kaki keluar kelas dengan Tata.

“Dasar pelit amat”ucap Tata.

“Hmm… Viny, serius amat dari tadi”ucap Ayana.

“Paling dia lagi main games” ucap Alvin sambil terus menyalin catatan.

“Bukan games tau, Cuma lagi browsing doang” ucap Viny.

“Browsing?” Tanya Alvin.

“Iya nih lagi baca-baca info, kan nanti ada launching buku dari penulis favorit aku nah aku mau dateng ke launching buku itu. Lumayan bisa dapet tandatangannya, hehehe” ucap Viny sambil fokus melihat ke layar handphonennya.

“Liat dong Vin”ucap Alvin sambil menghampiri Viny.

“Nih..  nih.. “ucap Viny sambil memberikan handphonennya kepada Alvin.

“Oh… aku tau ini tempatnya, gratis Vin ikut launchingnya?” Tanya Alvin.

“Kita Cuma beli buku itu doang udah jadi tiket masuk katanya, ya lumayan sih tiketnya sama dengan buku itu, hehehe”

“Hmmm… acaranya tanggal 21?”ucap Alvin lalu Viny hanya mengangguk sembari tersenyum.

“Seru ya Vin kayanya” ucap Alvin, sembari mengembalikan handphone Viny.

“Ga sabar pengen cepet tanggal segitu, tinggal beberapa hari lagi, hehehe. Kamu klo mau ikut boleh aja kok jadi ya kita perginya bertiga” ucap Viny.

“Bertiga?”Tanya Alvin.

“Ya.. klo kamu mau ikut jadi bertiga, aku, kamu, sama Vito”ucap Viny sambil tersenyum.

“Oh.. bareng si Vito”ucap Alvin.

“Iya…, mau ikut ga? Klo mau bareng nanti aku tunggu di balai kota, janjian disitu sih aku sama si Vito yak an deket rumah aku juga sih hehehe.”Tanya Viny.

“Hmm… ntar deh aku piker-pikir dulu” ucap Alvin.

Saat aku kembali dari perpus, hmm… keadaan kelas sudah semakin ramai saja ya tinggal menunggu bel masuk berbunyi. “Eh… anak dino, nih ada buku dari si Ikha makasih katanya, oiya istirahat kedua anterin aku ke IPA3 ok disuruh kesana sama si Ikha” ucapku sambil memberikan buku biologi yang dititipkan Ikha.

“Oh.. ok sip” ucap Yupi.
Tidak lama kemudian bel masukpun berbunyi, pertanda akan dimulainya pelajaran pertama pada hari itu. Hari ini dimulai dengan pelajaran Matematika, lalu disambung dengan pelajaran Fisika satu jam setelah itu istirahat. Tidak terasa sejam dua jam tiga jam terus berlalu sampai akhirnya bel istirahat berbunyi.

“Vit… ke kantin yuk” ajak Viny.

“Hmm… gimana ya, aku mau ke perpus dulu nih bareng si Tata. Ada tugas dulu yang belum beres, sorry ya Vin” ucapku.

“Udah kantin aja dulu sana, gebetan lu tuh ngajakin” ucap Tata.

“Eh.. gebetan dari mana Cuma temen doang kita, ya ga Vit?”ucap Viny.

“Udah ah udah bosen ngedengar itu dari kamu paling nanti juga ujung-ujungnya kalian jadian”ucap Tata.

“Yee… udah ah, kita ke perpus aja biar cepet kali ini kerjaannya. Sorry ya Vin ga masalah kan?”ucapku.

“hehe.. ga lah nyantai aja kali, cuma ke kantin doang”ucap Viny.

“ya udah, sorry ya Vin” ucapku sambil menuju ke perpus lagi bareng Tata.

“Ay.. kantin yuk”ajak Viny.

“Hmm… ngantuk aku, ajakin si Yupi aja” ucap Ayana.

“Yupi ga tau kemana, tadi dia keluar kelas duluan” ucap Viny.

“Hmm…. males Vin, aku ngantuk” ucap Ayana.

Akhirnya Vinypun pergi ke kantin sendirian, saat Viny sampai dikantin keadaan dikantin sudah ramai sekali dipenuhi banyak murid-murid. Ia mencari bangku yang kosong, ya masa beli makanan makannya brdiri ga nyaman kan.

“Vin…! Viny.. sini aja kosong kok” ucap seseorang. Vinypun melihat kearah datangnya suara.

“Thanks ya… untung kosong ahahah, Eh Alvin.. sendirian aja? biasanya sama si Delta.” ucap Viny.

“tuh si Delta lagi pesen makanan”ucap Alvin.

“Hmm… oh itu, eh aku juga mau nitip ke dia ah, kamu pesen apaan?”Tanya Viny.

“aku pesen karage doang” ucap Alvin.

“Ya udah, sama deh aku juga pesen itu. Del..! karagenya satu lagi” ucap Viny, Delta hanya mengangkat ibu jarinya saja.

“Oh siap-siap tuh kata dia”ucap Alvin.

“Woy… berduaan aja nih, ciee… Viny berpaling ke Alvin nih? Vito mau dikemanain ahahah” ucap Yupi.

“Ya kali berdua, ada aku Yup..”ucap Delta sambil membawakan makanan.

“Hehehe… ada kamu Del, wah.. banyak amat makanannya aku ga dipesenin nih?” Tanya Yupi.

“Orang ga pesen, ya ga dipesenin” ucap Delta.

“Ya elah gitu amat Del, hmm… bentar ya aku pesen minum aja deh” ucap Yupi.

Sambil menikmati makanan mereka semua mengobrol sampai akhirnya bel berbunyi. Ya… mereka berempat kembali ke kelas dan pelajaran dimulai seperti biasa.

“Vit.. ngerti ga soal yang ginian” ucap Tata sambil melihat kearah soal Kimia yang sedang ditulis guru.

“Hmm… kaga ngerti, pusing masalah yang beginian. Mana ngantuk lagi” ucapku.

“Ya elah, jangan tidur mulu lah disuruh maju baru tau rasa”

“Ya.. gimana lagi ngantuk Ta”

“Terserah lo aja deh”

Selama pelajaran Kimia akupun tertidur, untungnya guru Kimia ku tidak mengetahui itu. Ya selamat lah aku kali ini. Pelajaran kimia pun berakhir, tiba-tiba ada sms masuk dari Ikha. “Vit… ke kelas aku aja deh sekarang, lagi kosong ini pelajarannya” ucap Ikha. Akupun ke kelas IPA3 bersama dengan Yupi.

“Hey.. Vit, kita bahas sekarang aja ok” ucap ikha.

“Kamu udah minta ijin kan ke kakaknya Sinka?” ucap Noella.

“Udah kok nyantai aja, tinggal butuh apaan? Kakaknya siap bantu kok”tanyaku.

“Hmm.. kita bikin acara makan-makan aja gampang kan? Ya terus kita kasih hadiah kek buat Sinka” ucap Yupi.

“Makanannya dari mana?”tanyaku.

“Ya pesen lah Vit, mau gimana lagi kamu mau masak? Ahahah palingan bisanya masak air doang”ucap Noella.

“Hmm… ya kali masak air doang”ucapku.

“malah bahas air lagi, tapi kita kasih hadiah apaan ya?” Tanya Yupi.

“Ya kesukaannya Sinka apa dulu? Vit tau kaga Sinka sukanya apaan?”Tanya Noella.

“Lah.. kok ke gue wel?”ucapku.

“kan lo yang deket sama dia” ucap Noella.

“Kan si Ikha temen sebangkunya, si Ikha juga tau tuh dia suka apaan”ucapku.

“Sinka ya, hmm… dia suka yang berhubungan sama Jepang sih, terus suka Minions sama Panda juga”ucap Ikha.

“Panda? Bukannya panda malah dari Cina ya?”ucap Yupi.

“Ga tau aku juga” ucap Ikha.

“Klo yang berhubungan sama Jepang sana kayanya dia udah punya deh, lah mana mungkin dari Jepang ga bawa sesuatu yang dia pingin” ucapku.

“Ya udah deh, klo masalah kado serahin ke anak kelas kalian aja. klo mau patungan dana nanti aku ikut kok” ucap Yupi.

“Ah.. iya, gitu aja” ucapku.

“Hmmm… ya udah deh klo masalah hadiah serahin ke kelas aku aja ya” ucap Ikha.

“Pokonya kita bikin kejutan, hmm… apa ya yang special gitu?” ucap Noella, kami berempat terdiam sesaat.

“Gimana klo nanti kita bikin topeng gitu mau ga buat nyambut dia? Bikin topeng Minion ya tapi dengan berbagai ekspresi macem-macem gitu”ucapku.

“Hmm.. boleh-boleh tuh, nanti kita pake pas acara itu ya. Terus-terus gimana lagi Vit?”ucap Ikha.

“Ya kita bikin topengnya dari Paper Bag aja tapi yang polos, nanti kita lukis sendiri ya pokoknya Minion tapi ekspresinya macem-macem gitu ya paling bedainnya klo ga dimata ya di mulutnya ada yang senyum kek atau apa lah bebas. Biar murah pake paper bag sih.” Ucapku.

“Ok sip, aku setuju. Nanti aku suruh anak-anak kelas aku bikin tapi nanti didata bair beda-beda ekspresinya ahahah”ucap Ikha.

“Ya.. ya.. boleh tuh, unik juga kayanya terus lucu topeng Minion dari Paper Bag” ucap Noella.

“Ok sip, klo aku mau buat Ekspresi Minionnya mirip-mirip tokoh Anime di Naruto. Jadi si Minionnya aku kasih mata Saringan ya mirip karakter Sasuke di Anime Naruto” ucapku.

“Mentang-mentang Sinka suka Naruto, ahahah” ucap Ikha.

“Wah.. cewek suka Naruto?” ucap Noella.

“Kan dia suka manga, ya pasti suka Naruto. Aku juga pernah liat dia gambar salah satu karakternya” ucap Ikha

“Klo… aku apa ya, hmm.. aku bikin Ekspresi minion yang matanya dua, aku kasih love di matanya jadi kaya ekspresi jatuh cinta gitu” ucap Yupi.

“Oh ok sip, kalian yang gitu ya. Nanti deh aku mikir lagi”
Tiadk terasa, bel berbunyi akupun kembali ke kelas bersama Yupi. Saat dikoridor aku bertemu dengan kak Naomi. “Hay.. Vit, gimana jadi kan bikin acara buat Sinka?” ucap kak Naomi.

“jadi lah kak, dirumah Sinka acaranya bener boleh kan?” ucapku.

“Ya.. ga masalah kok, tapi kamu jadi ikut kan ke Bandara?”ucap kak Naomi.

“Hmm…. jadi dong kak”ucapku.

“Wah… Vit, kamu ngejemput ke Bandara juga?”ucap Yupi aku hanya mengangguk.

“Kamu juga boleh ikut kok”ucap kak Naomi.

“Wah… bener kak?”ucap Yupi, kak Naomi hanya mengangguk.

“Makasih ya kak, oiya nama aku Yupi masih inget kan kak? Yang dulu di ospeknya sama kakak, hehehe” ucap Yupi.

“Masih dong, kamu sekelas sama si Ikha kan dulunya?” ucap kak Naomi.

“Ah iya kak, eh… kita ke kelas duluan ya kak takut udah ada gurunya”ucap Yupi.

“Oh.. ya udah deh, kakak juga ke kelas dulu” ucap kak Naomi sambil meninggalkan kami berdua.  Aku dan Yupi pun segera pergi ke kelas. Saat sampai dikelas untung belum ada guru. Ya katanya ada urusan bentar gurunya paling telat satu jam pelajaran itu yang dikatakan Alvin saat aku sampai dikelas.

“Ya elah… ga ada guru, ke kantin ah laper gue belum makan”ucapku.

“Eh.. Vit, aku ikut” ucap Viny, lalu aku dan Vinypun berjalan menuju kantin.

“Hmm… biasa mau mesra-mesraan” ucap Tata.

“Udah lah biarin aja mereka” ucap Ayana sambil menempelkan kepalanya dimeja.

“Dih… tidur mulu kerjaannya”ucap Delta.

“Yee… siapa yang tidur tau”ucap Ayana membantah.

“Sebenernya mereka itu pacaran ga sih? Bingung aku sama mereka berdua”ucap Yupi.

“Belum lah, kemaren pas Minggu si Viny kan main ke rumah aku ya cerita-cerita gitu, mereka pas hari sabtu jalan bareng kan, nonton bareng, makan bareng, aku liat kok dari foto-foto mereka berdua si Viny sendiri yang ngasih liat ke aku. Paling kata aku tinggal nunggu waktu buat si Vito nembak Viny” ucap Ayana.

“Ya… tinggal waktu doang, terus klo mereka udah jadian aku mau nagih pajak ahahah minta traktir Karage atau katsu dikantin. eh.. eh… Alvin lu mau kemana?”ucap Delta.

“Gua mau bayaran spp doang, abis itu ke kantin beli minum. Mau ngikut lo?”ucap Alvin.

“Kaga ah males” ucap Delta.

“Ya udah terserah lo aja”ucap Alvin.

Saat aku dan Viny sampai dikantin jelas kantin kosong banget, hanya ada beberapa murid saja disana. “Vin… bukannya kamu udah makan? Mau makan lagi gendut loh, ahahha” ucapku.

“Yee… engga lah daripada bete dikelas, aku mau beli minum doang haus sih” ucap Viny.

“Hmm… ok deh bentar ya Vin, aku pesen makanan dulu”ucapku.

“Bu… pesen katsu satu, buruan ya bu laper nih…”ucapku.

“Ya tunggu sebentar…” ucap penjual dikantin itu. Saat aku sedang menunggu terlihat ada Noella datang ke kantin dan menghampiriku.

“Wah… mabal pelajaran ya?”ucap Noella.

“Gila aja, lagi kosong ga ada gurunya telat satu jam pelajaran katanya makanya gue ke kantin habisnya laper, klo lo sendiri ngapain kesini?”ucapku.

“Beli minum doang”ucap Noella.

“Ada gurunya?”tanyaku.

“Ada ahahaha”

“Wah.. berarti lu yang mabal pelajaran”

“eh.. lo sendiri aja makan dikantin?”

“kaga tuh bareng si Viny” ucapku sambil melirik kea rah Viny yang sedang fokus ke handphonennya.

“Wih…. Pacaran, so sweet ahahah udah ya gue ke kelas dulu. Oiya entar bantuin bikin topeng minionnya” ucap Noella.

“Ok sip” ucapku lalu Noella pergi meninggalkan kantin.

“Hmm… bu udah belum? Laper nih”ucapku.

“Ini bentar lagi ditaro dipiring”ucap penjual itu.

“Hey… bro kenapa muka lu tuh, kelaperan gitu”ucap Alvin.

“Eh… gue kira siapa, tiba-tiba aja lo ada disini. iya bro kan tadi ngerjain tugas pas istirahat makanya laper gue”ucapku, tiba-tiba handphoneku bergetar ada sms masuk.

“Wih… foto siapa tuh yang jadi lockscreen?”ucap Alvin sambil melihat kea rah handphoneku.

“kaga buka siapa-siapa”ucapku.

“Yah.. liat dong gue, soalnya familiar banget mukanya. Gue juga kan jarang minjem hp lo minjem dulu lah”ucap Alvin.

“Ga lah, ntar gue pinjemin klo gue pengen” ucapku lalu meletakan hp ku di saku baju seragam.

“Ini katsunya” ucap Pedagang di kantin itu, akupun mengeluarkan dompet dan saat akan mengambil uang.

“Nah! Gue pinjem dulu handphonenya”ucap Alvin yang merebut hp ku dari saku baju seragamku.

“Wah… sialan lo”ucapku mencoba merebut.

“Wah.. Vit, jadi lo sama dia” ucap Alvin sambil melihat kearah layar handphoneku.

“Diem lo!”

*to be continued

Posted from WordPress for Android

Ternyata Pacarku Itu… ~ Part-2

“kemana?” Tanya Noella.

“ah udah loe ikut aja, yang ditraktir harus nurut sama yang ngetraktir.” Jawabku.

“yaudah cepetan, udah mau hujan nih.”

Aku pun mengendarai kendaraanku dengan cepat dan sampai di toko musik langgananku.

“mau beli apaan loe ke tempat ini? Bukannya loe gak suka main musik ya? Haha.” Ucap noella mengejekku.

“kata siapa? Gue dikit – dikit juga bisa tau, gue mau ngambil barang yang udah gue service doang kok.” Balasku.

“barang apaan sih?.” Tanya Noella.

“liat aja deh nanti, jangan kepo loe hahahaha.”

“biarin suka – suka gue dong.” Ujar Noella jutek.

“hmm.. gitu aja marah, eh pak pesananku sudah selesai?” tanyaku kepada pegawai toko.

“sudah mas yang ini ya?” jawab pegawai toko mengeluarkan benda dari tas.

“wih.. ini gitar punya loe? Sini gue liat merknya.” Ucap Noella mengambil gitar itu.

“boleh aja.”

“widih.. Gibson ternyata, loe beli berapa nih?” Tanya Noella mengembalikan gitar tersebut kepadaku.

“itu dikasih saudara gue, karena jarang dipake jadinya rusak deh hehe.” Jawabku.

“padahal sayang banget kalo barang bagus kayak gini dibiarin.”

“eh pak ini udah bisa saya coba?” tanyaku kepada pegawai toko.

“bisa, silahkan aja mas kalau mau dicoba.”

“nih wel, loe yang pake.” Ucapku memberikan gitar ke Noella.

“loh kok gue sih?” Tanya Noella heran.

“kan loe bisa main gitar, udah cepet loe mainin gitarnya.”

“yaudah, loe mau gue nyanyiin lagu apa?”

“emmm… gimana kalo lagu lazy song ?”

“yah yang gampangan dikit dong.”

“loe maunya lagu apa? yaudah bebas loe mau yang yang mana juga.”

“yaudah kalo terserah gue.”

Noella pun mulai memainkan petikan gitarnya.

Habataitara modoranai to itte
Mezashita no wa aoi aoi ano sora

Kanashimi wa mada oboerarezu
Setsunasa wa ima tsukami hajimeta
Anata e to idaku kono kanjou mo
Ima kotoba ni kawatteku

Michinaru sekai no yume kara mezamete
Kono hane wo hiroge tobidatsu

Habataitara modorenai to itte
Mezashita no wa aoi aoi ano sora
Tsuki nuketara mitsukaru to shitte
Furikiru hodo
Aoi aoi ano sora
Aoi aoi ano sora
Aoi aoi ano sora

Aisou tsukita you na oto de
Sabireta furui mado wa kowareta
Miakita kago wa hora soteteiku
Furikaeru koto wa mou nai
Takanaru kodou ni kokyuu wo azukete
kono mado wo kette tobitatsu

Kakedashitara te ni dekiru to itte
izanau no wa tooi tooi ano koe

mabushi sugita anata no te mo nigitte
motomeru hodo aoi aoi ano sora

ochite iku to wakatteita
soredemo hikari wo oi tsuduketeiku yo

Habataitara modoranai to itte
sagashita no wa shiroi shiroi ano kumo
tsukinuketara mitsukaru to shitte
furikiru hodo aoi aoi ano sora
aoi aoi ano sora
aoi aoi ano sora….

Aku langsung terkesima melihatnya memainkan senar gitar serta mendengar suara merdunya dan juga kelancarannya bicara bahasa jepang, ya memang di kelas si Noella itu bisa disebut gudangnya bahasa jepang karena dia pinter banget ke hal yang berbau jepang.

“gimana?” Tanya Noella.

“…sugoii.” Ucapku menggeleng- gelengkan kepala.

“apaan sih berlebihan loe.”

“tapi faktanya loe emang sugoii.”

“udah ah jangan bikin gue tinggi hati, nih gue balikin gitarnya.”

“gimana rasanya? Enak?” tanyaku.

“ya… enak sih..” jawab Noella.

“yaudah yuk kita pergi. pak aku bayar yang sisanya, Kan sebelumnya udah DP.”

Singkat cerita, aku pun langsung membayar sisa harga servis itu dan langsung pergi ke café tempatku membeli Eskrim untuk Noella.

“wah cafenya penuh Wel, gimana nih?” tanyaku.

“yaudah kita paksain masuk aja, anggep aja WL.” Jawab Noella menarik tanganku.

*di kafe

“wah Wel kita duduk dimana nih?” tanyaku bingung.

“tuh disitu aja.” Jawab Noella manunjuk kursi di dekat pojok café.”

“serius loe mau duduk disana? Gak akan nyusahin orang lain?” tanyaku ragu.

“lah gak mungkin ada orang yang bolak – balik jalan kesitu.” balas Noella pede.

“yaudah ayo kalo gitu.”

Aku dan Noella pun duduk di bangku itu dan langsung memesan makanan. Dan tak lama kemudian…

“eh Niko, gue ke toilet bentar dulu ya udah gak kuat nih.” Ucap Noella.

“yaudah, gak akan gue anter nih? Hehe.” Balasku.

“ah emang loe berani masuk toilet cewek?”

“enggak haha.”

“yeee..” ucap Noella meninggalkanku.

Dan disaat Noella di depan Toilet, tiba tiba “bruukk…”

“aww.. kalo jalan itu yang bener dong, nih liat seragam gue kotor kena es krim loe.” Ucap Noella kesal.

“aduh… maaf banget, gue gak sengaja.” Ucap cewek berambut panjang sepunggung itu mengelap baju Noella yang terkena noda es krim.

“eh udah loe jangan pegang – pegang gue, biar gue yang bersihin sendiri aja. Lebih baik loe pergi aja daripada gue makin kesel liat muka loe.” Ucap Noella semakin kesal.

Akhirnya cewek itu pun pergi dengan muka sedikit bete…

“siapa sih tuh cewek bikin kesel aja, mana ini seragam besok harus dipake. Untung gue gak kenal, kalo gue kenal udah gue tonjok tuh orang.” Gumam Noella membersihkan bajunya.

Noella pun kembali dengan tampang bête dan terlihat bekas noda es krim coklat di seragamnya.

“kenapa lagi loe? Terus itu noda apaan?” tanyaku.

“udah ah jangan dibahas, gue lagi bête nih.”

“yaudah, tuh cepet makan es krimnya nanti keburu leleh.”

“gue sekarang udah gak mood makan es krim.” Ucap Noella jutek.

“gimana sih, terus loe mau apaan?”

“udah ah kita balik aja yuk.” Ajak Noella menarik tanganku.

“eit.. eit.. bentar dulu tinggal beberapa suap lagi nih.” Balasku tanggung.

“udah cepetan ayo.” Ajak Noella menarik tanganku lagi.

Akhirnya aku pun pulang dengan keadaan terpaksa, karena Noella yang memaksaku untuk pulang. Dan saat di dekat Rumah Noella…

“gue turun disini aja Ko.” Ucap Noella.

“loh? Gak mau gue anterin sampe rumah Wel?” balasku.

“enggak, gue mau ke minimarket dulu, ada yang mau dibeli.”

“oh yaudah hati – hati loe dijalan, awas ada yang gangguin loe haha.”

“kalo ada yang gangguin gue tonjokin aja mukanya, yaudah ya bye.” Ucap Noella meninggalkanku.

Lalu aku langsung pulang menuju rumah karena aku teringat tugas sudah menungguku disana. Dan keesokan harinya aku pergi sekolah seperti biasa, dan setibanya di kelas aku melihat Noella sedang menulis sesuatu.

“nulis apaan loe Wel?” tanyaku menghampiri Noella.

“eh loe, ini gue ngerjain tugas kimia, pusing gue. Bantuing gue dong.”

“loe butuh bantuan yang soal nomer berapa? Sini biar si master yang membantu.” Ucapku percaya diri.

“master darimaana loe? Masa master kalah balap lari sama cewek? haha.” Ejek Noella.

“…. sudah jangan dibahas lagi, mana soal yang loe butuh bantuan?.”

“nih yang ini nih.” Ucap Noella memberikan soal kepadaku.

Aku pun menjelaskan soal – soal tersebut, dan tiba – tiba dari bangku belakang…

“ciee… Niko masih pagi udah pacaran aja ciee..” ucap Roni.

“apaan sih loe Ron, ganggu gue lagi belajar aja.” Balas Noella.

“lagian kita juga gak pacaran.” Ucapku membela.

Tak lama kemudian bel masuk pun berbuyi dan seluruh murid masuk ke kelas.

“Eh Wel, kenapa tuh baju loe kotor gitu? Habis jatoh ya? .” Tanya Lidya.

“enak aja loe, ini gara – gara kemarin di café ada yg ngejatuhin gue es krim.” Balas Noella.

“oh jadi karena itu loe keluar dari toilet langsung bête? Hahahaha.” Ucapku.

“udah ah jangan dibahas lagi, tuh gurunya udah dateng. Balas Noella mengelak.

“sikap beri salam!” teriak Irfan.

“selamat pagi Bu..!!” ucap seluruh murid.

“selamat pagi anak – anak gimana tugasnya? Sudah selesai?” Tanya bu Linda.

“Sudah bu..” ucap beberapa murid.

“mana coba sini ibu liat, Niko coba kamu maju kedepan.”

Saat aku akan maju kedepan, tiba – tiba…

“tok..tok… permisi..” ucap guru BK.

“ada apa pak?” ucap bu Linda menghampiri guru BK keluar.

Tak lama kemudian Bu linda mengatakan bahwa sekarang akan datang murid baru.

“hah? Jadi bener bu murid barunya ke kelas ini? Yess!” ucapku semangat.

“huuu… giliran murid baru aja semangat loe, kalo dikasih huruf hiragana langsung lemes haha.” Balas Yona membalik kea rah mejaku.

“hei kalian jangan bercanda terus.” Ucap Bu Linda melerai.

“iya bu.” Balas Yona kembali ke posisinya.

“nak sini masuk ke kelas.” Ucap bu Linda membawa seseorang.

“…cewek itu kan?!” ucap Noella menunjuk orang tersebut.

*To Be Continued

Created by: @rullyangga

Defender, Part-3

Malam hari saat itu terlihat sepi, benar-benar seperti suasana yang mencekam. Terlihat kelima orang itu telah berdiri didepan sebuah rumah berwarna putih dengan pagar berwarna coklat tua. Mereka terlihat sedang mengamati rumah itu, pakaian hitam disertai jubah dan menggunakan topeng yang menutupi sebagian wajah mereka. Ya! Mereka adalah kelima murid dari FX Gakuen yang mempunyai pekerjaan sampingan sebagai seorang Defender. Penampilan mereka berbeda dari biasanya, wajar jika sulit untuk mengenali mereka apalagi Defender selalu beraksi tengah malam, jadi tidak ada orang yang tahu.

Noella ketua dari organisasi itu, terlihat berbeda dengan biasanya ia menggunakan pakaian hitam-hitam disertai jubah dan memakai topeng berwarna Gold. Codenamenya saat menjadi Defender adalah Def_Gold.

Selanjutnya Yona, wakil dari organisasi itu. Ekspresi yang datar, auranya yang begitu dingin dan hawa keberadaannya yang sangat lemah menjadi cirikhasnya. Menggunakan topeng berwarna Hitam. Codenamenya saat menjadi Defender adalah Def_Black.

Gio si ahli pencari data. Data yang selalu ia kumpulkan benar-benar lengkap dan juga akurat entah dia dapat dari mana data akurat itu. Kesuksesan Defender juga sering karan informasi-informasi yang diberikannya. Menggunakan topeng berwarna Blue. Gio dengan Codenamenya yaitu Def_Blue.

Lidya si cewek yang jago beladiri. Meskipun disekolah dia terlihat biasa-biasa saja namun saat menjadi defender berbagai ilmu beladiri ia kuasai. Dengan menngunakan topeng berwana Red. Codenamenya yaitu Def_Red.

Terkahir Evan sebenarnya ia adalah hacker paling mengerikan seantero sekolah. Untungnya warga sekolah tidak ada yang tau dengan keahliannya tersebut karna terkecoh akan tampilannya yang culun. Jangankan membobol situs sekolah yang sangat mudah baginya, membobol situs kepolisian dan pertahanan militer Negara ini juga ia sudah bisa. Topeng Green yang dipakainnya. Evan dengan Codename Def_Green.

“Hey.. Blue jadi ini rumahnya Nadila?” ucap Gold.

“Ya, dan itu sebelahnya rumahnya Rio” ucap Blue dengan menunjuk rumah yang berwarna hijau. Hanya terhalang oleh satu rumah.

“Ok baik, sesuai rencana kali ini kita berpencar”ucap Gold, setelah Gold mengucapkan itu tidaklama kemudian mereka semua berpencar. Hanya tersisa Gold dan Green.

Tidak lama kemudian, Black Red dan Blue sudah berada dipekarangan rumah Rio. Lalu Black mengambil phonecell yang ada disaku roknya. “Defender….” Ucap Black dengan nada pelan. Rio yang mengangkat telpone itu mendadak senang tapi sekaligus kaget.

“Apa benar ini Defender? Tapi dari mana kalian tahu nomor hp ku?”

“Itu adalah rahasia, kami mempunyai semua nomor para penduduk sekolah baik murid sampai kepala sekolah. Rio tolong nyalakan pintu kamarmu” ucap Black dengan nada pelan.

Riopun menyalakan lampu kamarnya, tiba-tiba suara-suara aneh terdengar. Asalnya dari balkon kamarnya. Karna penasaran Riopun membuka kaca jendela yang menjadi pembatas balkon dan kamanya. Seperti cirikhas Defender, tiba-tiba Black masuk kedalam kamar Rio tanpa sepengetahuannya.

Saat Rio melirik kearah belakang sudah ada Black disistu lalu saat ia melihat kearah Balkon kembali sudah ada Red dan Blue disana. “Baik Rio sekarang kamu jelaskan masalah mengenai Nadila itu” ucap Red. Karna kagetnya Rio tidak bisa mengucapkan sesuatu, cukup lama ia terdiam saat itu.

“Apakah kamu bermain-main dengan Defender?”ucap Blue.

“Hmm.. saya hanya iseng mengirimkan pesan itu tapi ternyata benar legenda itu ada”ucap Rio.

“Sebenarnya kamu sudah tau kan pelaku yang sebenarnya? Jangan mempermainkan kami”ucap Red, Rio hanya terdiam.

Dikediaman Nadila, terlihat Nadila masih terjaga ia sedang menggambar sesuatu. Hmm… nampaknya itu gambar sebuah desain baju. Tiba-tiba jendela kamarnya terbuka, angina yang kencang menerbangkan kertas-kertas gambarnya. Nadilapun menjadi heran segeralah ia menutup kembali jendela kamarnya dan dengan segera ia pergi ketempat tidurnya. Karna ketakutan ia menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut.

Lampu kamar tiba-tiba menyala. “Bu.. apakah itu kau?”ucap Nadila. Namun tidak ada yang menjawab, tidak lama kemudian ada seseorang yang mengatakan “Defender..!”. Perasaan Nadila semakin tidak karuan. Setelah berdiam diri cukup lama ia memberanikan diri untuk membuka selimutnya.

Terlihat disana dua orang dengan pakaian hitam-hitam dengan menggunakan topeng yang berwarna Gold dan Green. “Siapa kalian!!!!”teriak Nadila. “Defender…”ucap Gold. “Percuma kamu berteriak karna ruangan ini telah kami rubah menjadi kedap suara” ucap Green.

“Tenang jangan takut, kami disini akan membantu kamu” ucap Gold sembari menenagkan Nadila.

“Membantu???”ucap Nadila.

“Ya.. kami menerima permintaan dari teman baikmu, Rio namanya”ucap Gold.

“Kami dengar klo kamu mendapati prilaku bullying, ia meminta untuk menyelamatkanmu dan menyadarkan pelakunya”ucap Green.

“Rio… melakukan itu?”

“Ya.. ia ingin menyelamatkan teman baiknya”ucap Gold, lalu mata Nadila mulai berkaca-kaca.

“Tapi ia mempermainkan Defender, ialah pelakunya Rio adalah pelaku bullying itu.”ucap Green tiba-tiba.

“Ta.. tapi kenapa bisa”ucap Nadila sambil meneteskan air mata.

“Kami punya bukti”ucap Green.

“Sejak dahulu ialah yang sering menyiksamu, Sejak SMP ada seseorang yang bernama Dena menyukainya ia memanfaatkan dia untuk menyiksamu juga. Jadi dia adalah dalang yang sebenarnya. Ia mengajakmu pindah kesini juga hanya kedok belaka, dengan alas an ingin melidungimu? Sadarlah Nadila.”

“Bohonggg….!!!!”

Tiba-tiba hp Gold bergetar, ia mengangkat telpon itu dan menekan tombol loudspeaker. “Rio sudah ditangkap”ucap Blue. “Baik keadaan disana bagaimana”ucap Gold. “Ia tetap saja bungkam, jadi ia akan kita bagaimanakan?”Tanya Blue. “Berikan telponnya pada Rio”ucap Gold.

“Nadila, aku…”ucap Rio.

“Ok kita tidakpunya banyak waktu, kita apakan Rio?”Tanya Blue.

“Baik, beri dia hukuman!”ucap Gold dengan nada tegas lalu sambungan telpon terputus dan Gold kembali menaruh hp disakunya. Nadila tiba-tiba meneteskan air mata.

“Akan kalian apakan Rio?”Tanya Nadila.

“Kita akan menghukumnya, kita akan menghilangkannya dari kehidupan kamu jadi kamu tidak akan menderita lagi”ucap Green menenagkan.

“Tidak…!!!! Jangan hukum dia”ucap Nadila.

“Bekerjasamalah! Dengan ini kamu akan hidup nyaman lagi tidak ada yang menyiksamu lagi”

“kalian salah aku tahu persis Rio bukan pelakunya, Se.. sebenarnya akulah pelaku bullying itu!”ucap Nadila.

“Kamu ga perlu berkorban untuk dia”ucap Gold.

“Aku punya alasan, aku melakukan ini agar Rio terus memperhatikanku. Aku gam au Rio meninggalkanku. Aku ingin dia terus didekatku maka dari itu aku berpura-pura menjadi orang yang dibuly”

“Aku duluan yang membuat Dena membenciku, aku yang mencoret-coret mejaku sendiri aku yang menjahili teman sekelasku, aku juga yang memberika ancaman agar teman sekelasku tidak ikut campur kasus bulyingku. Aku sama sekali ga keberatan jadi seperti ini, asalkan Rio memperhatikanku” Nadila mengeluarkan seluruh apa yang ia punya tanpa sadar ia mencengkam tangan Gold.

“namun semua berubah saat SMA. Orang-orang dikelas benar-benar baik kepadaku dan aku tidak suka makanya aku juga menjahili mereka dan mengerjai mereka terus menerus karna dengan cara itu Rio akan terus memperhatikanku. Taman-teman sekelasku benar-benar baik tapi aku tidak suka itu”ucap Nadila sambil menangis dan menjerit sekeras-kerasnya.

“Tapi akhirnya aku meneyrah, karena itu aku berhenti pergi kesekolah. Mereka terlalu baik!” ucap Nadila.

“Rio adalah seseorang yang selalu melindungiku dan kalian salah tolong jangan hokum dia”ucap Nadila memohon.

Sunyi sesaat, kemudian Gold mengambil hp dari sakunya. “Rio apakah kau sudah mendengar pengakuannya?”

“Ya.. aku mendengar pengakuannya”ucap Rio.

“A… apa maksudmu?”ucap Nadila.

“Aku sebenarnya tidak mematikan hp ku daritadi. Jadi semua kata-katamu terdengar jelas oleh Rio”ucap Gold.

“A.. apa?” Nadila langsung lemas, dan iapun terduduk dilantai. Sekarang semuanya telah terbongkar. Rahasia yang sudah disimpannya rapat-rapat sekarang terbongkar sudah.

Rio adalah seseorang yang paling mengerti akan keadaannya maka dari itu ia tidak akan melepaskan Rio. Apapun ia akan lakukan agar Rio selalu disampingnya. Tapi semua ini telah berakhir.

“Tidak ada gunanya aku hidup sekarang”ucap Nadila lemas.

“Apa? Tidak ada gunanya? Ayo ikut aku.” Ucap Gold
Dengan cepat Green membopong tubuh Nadila dan melompat keluar jendela bersama dengan Gold, mereka mendarat dengan sempurna dipekarangan rumah Nadila. Disana sudah ada Black, Blue, Rio, dan Red.

“Nadila…” ucap Rio.

Nadila mundur selangkah, nampaknuya ia ketakutan. Nadila malu dan takut, dia sama sekali belum siap bertemu Rio. Ia memikirkan orang yang disayangnya akan membencinya.

“Rio… maafkan aku” akhirnya kata itu terucap dari bibir Nadila.

“Kumaafkan” ucap Rio dengan senyuman hangat, ya senyuman yang sangat Nadila sukai.

“Kamu tidak membenciku?”

“Aku tidak akan bisa membencimu Nadila”

“tapi aku sudah berbuat jahat…”

“Aku tahu…”

Nadila tidak bisa menutupi rasa haru itu ternyata Rio benar-benar mempercayainya meskipun ia tahu hal buruk yang telah dikakukan Nadila. dan Nadila benar-benar menyesal karna perbuatannya.

“Percayalah padanya, dan yang terpenting percayalah pada dirimu sendiri bahwa kamu memang pantas berada disampingnya.”ucap Gold sambil menepuk pundak Nadila.

Nadila tertegun. Ya.. itulah yang ia takutka. Ia tidak punya kepercayaan bahwa sebenarnya ia pantas berada disamping Rio.

“Ok cukup bersenang-senangnya, sekarang kita akan hokum Rio”

“Eh… kan aku yang bersalah mengapa kalian menghukum Rio?”ucap Nadila.

“Karna dia telah mempermainkan kami” ucap Red.

“Aku mohon jangan hukum dia” ucap Nadila sambil memohon-mohon dan berlutut. Wajah senyum licik terpancar dari Gold.

“Hukumannya adalah…..” ucap Gold menggantung perkataannya, terlihat begitu serius namun tiba-tiba senyuman muncul dibibir Gold. “kalian harus terus bersama dan hidup bahagia. Seandainya kalian berpisah kalian harus menemukan kebahagiaan masing-masing. Kalau kalian tidak melakukannya, kujamin Defender akan meneror kalian seumur hidup!”

“hahahaha….” Tiba-tiba tawa pecah. Rio dan Nadila menghembuskan napas lega.

“Baiklah kurasa kalian akan baik-baik saja sekarang, dan kamu Nadila kembalilah sekolah kana sudah banyak teman-teman yang menunggumu” ucap Gold, Nadila hanya mengangguk.

“Kalau begitu sudah waktunya kita berpisah” ucap Blue, tiba-tiba wajah sedih terpancar dari Nadila.

“Jika aku mengirim permohonan apakah aku akan bertemu kalian lagi?” ucap Nadila.

“Tidak..”ucap Black.

“Tapi aku tahu Defender yang lebih kuat. Yang pasti akan melindungimu dan tidak akan mengkhianatimu”ucap Black.

“Siapa?”ucap Nadila.

“Dirimu sendiri”ucap Black tanpa keraguan.

“Terimakasih Defender, terimakasih banyak karna kalian telah menolong kami”ucap Rio.

“Ya sama-sama, ingat ucapanku ini. -Rahasiakanlah klo kamu telah bertemu dengan Defender-, jika kau membocorkannya sesuatu yang buruk akan menimpamu” ucap Gold, Rio dan Nadila hanya mengguk.

“Yosh! Misi telah selesai”ucap Red.

“MISSION COMPLETE!”seru Defender lalu dengan sekejap pergi meninggalkan Nadila dan Rio.

*to be continued.