Axel meninju udara, lalu tercipta putaran angin dan cahaya yang sangat besar.
“SHAOLIN BLAST!!!” teriak Axel, lalu angin itu mengarah pada Eren.
Sinka lalu berteleportasi menuju Eren, seketika Sinka membuat tameng
es dengan ukuran besar.
“Ini tidak akan bertahan lama, pergilah!” perintah Sinka.
“Kau sekarang memiliki ilmu khusus, jadi kau juga diincar orang itu.
Aku akan membantumu melawannya.” Eren lalu menebas angin dengan
katananya, seketika muncul bayangan berukuran besar dan melapisi
tameng es milik Sinka.
Tameng bayangan es itu bertahan cukup lama, tapi kini Tokyo sedang
diambang kehancuran. Bahkan kantor polisi pun sudah rata dengan tanah.
“Aku… sudah… tidak… kuat… lagi.” Sinka berusaha bertahan.
“Sinka, kau pergi saja. Aku akan melawan orang ini.” perintah Eren.
“Tapi…” ucapan Sinka terpotong.
“Percayalah!” ucap Eren.
“Baiklah, aku percaya.” Sinka mulai tenang.
“Bawa Hans!” perintah Eren.
“Ayo Hans, kita percayakan ini pada ayahmu.” Sinka menarik tangan Hans.
“Tidak, dia ayahku. Aku harus membantunya.” ucap Hans melepas tangan Sinka.
“DOUBLE SHAOLIN!!!” terdengar suara teriakan Axel, seketika angin itu
menjadi lebih besar 2 kali lipat.
Duuaaarr…
Tameng bayangan es itu hancur, Eren terkena serangan Axel.
“Ayah!!!” teriak Hans, lalu Sinka menarik tangan Hans dan berteleportasi.
Hans tiba-tiba bangun dari pingsannya, ia berada di rumah.
“Mamah!” Hans berlari mencari Naomi, lalu ia menemukan Naomi di kamar Eren.
“Mah!” panggil Hans, ternyata Naomi sedang menangis.
“Mamah kenapa nangis?” tanya Hans.
“Enggak apa-apa kok.” jawab Naomi, lalu mengusap air matanya.
Ternyata Naomi menangisi Eren, Hans melihat Naomi memegang foto Eren.
“Aku akan menyelamatkan ayah!” Hans berlari menuju bukit timur.
“Hans!” panggil Naomi.
Hans berniat meminta bantuan Sinka untuk menyelamatkan ayahnya.Tapi di
bukit timur tidak ada siapa pun. Hans lalu melamun, dan ia menangis.
Tiba-tiba ada seseorang yang datang.
“Seorang laki-laki tidak menangis!” ucap orang itu.
“Ryunosuke?” Hans mengusap air matanya.
“Ayahku sudah tiada, tapi aku tidak menangisinya.” ucap Ryunosuke.
“Maafkan aku, gara-gara aku ayahmu sudah…” Hans menggantungkan ucapannya.
“Sudahlah Hans, kau tidak perlu minta maaf.” Ryunosuke memegang pundak Hans.
“Aku…” Hans kembali menangis, lalu Ryunosuke membuka katananya.
“Tadi pagi ayahmu menyampaikan informasi penting pada ibuku tentang
orang itu. Lalu ibuku memerintahkan ayahmu untuk berkelana dan
mencegah orang itu tiba di Tokyo. Tapi sebelum berkelana ayahmu
menemui ibumu dan meminta izin. Setelah itu ayahmu kembali ke kantor
polisi, lalu ayahmu ingin menemuimu untuk yang terakhir kalinya
sebelum pergi. Itulah alasanku memanggilmu ke kantor polisi pagi itu.”
jelas Ryunosuke panjang lebar.
“Ayahmu masih hidup, ayo kita selamatkan dia.” Ryunosuke menyarungkan katananya.
“Kenapa kau mempertaruhkan nyawamu untuk menyelamatkan ayahku?” tanya
Hans, lalu ia berhenti menangis.
“Karena mayat ayahku dibawa oleh orang itu.” jawab Ryunosuke.
“Bagaimana bisa?” tanya Hans.
“Ayahku bukan seorang Samurai, tapi orang itu menginginkan bibimu.
Karna bibimu seorang Samurai pemilik ilmu khusus. Jadi orang itu
berniat menukar mayat ayahku dengan kekuatan bibimu.” jelas Ryunosuke.
“Ayo selamatkan ayah kita!” sambung Ryunosuke.
“Kita berdua takkan bisa melawan orang itu.” jawab Hans.
“Itu sebabnya aku meminta bantuan mereka.” ucap Ryunosuke.
Tiba-tiba Melody dan Sinka datang entah dari mana.
“Ayo selamatkan ayahmu, Hans.” ucap Sinka.
Lalu Hans meneteskan air mata, tapi bukan karna bersedih. Melainkan
karna ia terharu.
“Baiklah, ayo selamatkan ayahku!!!” Hans kembali bersemangat.
BERSAMBUNG
Jika kalian punya saran, kritik dan pertanyaan silahkan mention ke @RusdiMWahid
Saya tidak akan membalas komentar apapun di Fanfic ini.