Annihilation, part 19

cover

Begitu panasnya Api Exflame sampai sebentar saja es yang dibuat Melody dan Razkal itu mencair dan mereka harus membentuk selubung es baru

“..Ternyata tidak berhasil” ucap Razkal putus asa, es yang ia buat berkali-kali tidak mampu menahan lama api Exflame, hanya dalam beberapa detik saja, selubung esnya akan mencair

“Ughh.. aaah panaas” Melody mulai kepanasan, kulitnya terasa meleleh. Tanpa terasa darah sudah mengucur deras dari mulutnya, kondisi Melody ternyata tidak lebih buruk daripada Razkal. Iblis pria itu sudah lemas tak bertenaga karena mengeluarkan Roost es untuk menyelubungi tubuh mereka tadi

“B..bertahanlah…” teriak Razkal, ia juga sudah menahan panas yang sangat luar biasa

Kelvin mulai menyerang kedua Iblis Vanguard yang keadaannya sudah sangat mengenaskan itu. Karena sudah tidak punya ide bagaimana untuk mengalahkan Exflame, kedua Iblis itu hanya melompat kesana kemari saja. Satu-satunya yang ada di pikiran mereka hanyalah bertahan hidup selama mungkin. Mereka tidak akan punya kesempatan lagi untuk menang karena di Kerajaan Iblis ini hanya ada dua Iblis yang bisa melawan kekuatan Exflame Kelvin, yaitu Pangeran Aidan dan Pangeran Vanguard.

Api Exflame Kelvin sedang menyerang Melody. Iblis wanita yang malang itu hanya bisa terbang berputar-putar, berusaha menghindari lidah-lidah api yang mengejarnya. Setelah beberapa lama ia terbang dan kehabisan tenaga, Melody mendadak jatuh pingsan sehingga tidak bisa memberikan perlawanan. Razkal yang menyadari hal itu menjadi panik. Segera saja ia melompat ke depan tubuh Melody dan menjadikan dirinya sendiri sebagai tameng. Serangan itu pun menghantamnya dan membuatnya terlontar kemudian
jatuh tak sadarkan diri. Darah keluar dari mulutnya

BUGGH

Setelah melihat kedua Iblis musuh sudah terkapar tak sadarkan diri, Kelvin menarik
kembali Api Exflamenya

“Fir de explosion la flame pulstemon” teriak Kelvin menggelegar

Seketika, Api Exflame padam. Kelvin mendarat ke tanah dan berdiri diam menatap kedua musuhnya yang sudah terkapar

“..Kalian membuang waktuku” ucap Kelvin dingin

Tidak sedikit juga Para Iblis yang berada di sekitar Kelvin, sontak menghentikan ayunan pedang dan lontaran Roost mereka. Tatapan mereka semua tertuju pada Kelvin, mereka seakan ngeri dan takut ketika melihat aura Kelvin yang luar biasa menyeramkan. Terlebih lagi dua Iblis terbaik Vanguard, sudah tak sadarkan diri akibat serangannya.

Setelah melihat kejadian itu, beberapa pasukan Vanguard urung untuk menyerang ‘tangan kanan’ Aidan itu, mereka takut hanya akan menjadi korban-korban kekejiannya. Mau seberapa banyak jumlah Iblis yang dikerahkan untuk melawan Iblis yang bernama Kelvin itu, nampaknya hanya sia-sia saja jika melihat kejadian barusan.

~

“Haah..haaah” nafas keduanya terlihat terengah-engah

“..T.terimakasih sudah menolongku.. Ve”

Kedua Iblis itu adalah Ve dan Shani yang baru saja sampai ke dalam tenda milik Ve

“Sudah kukatan berapa kali.. aku hanya membalas budi, itu saja” jawab Ve cepat

“Baiklah” Shani tersenyum manis

Lama keduanya diliputi keheningan, Shani berinisiatif untuk mengobati luka-luka
yang dialami Ve, maupun luka di dirinya sendiri. Dikumpulkan beberapa tanaman obat di dalam hutan, lalu dengan ahlinya, ia meracik, menumbuknya dan terakhir memberikan sari-sari tanaman itu dengan air agar bisa diminum.

Selain obat yang untuk diminum, Shani juga membuat beberapa racikan obat untuk diolesi langsung ke luka-luka mereka. Tidak sulit baginya untuk membuat hal-hal semacam itu, hanya dibutuhkan kurang lebih 5 menit hingga ia selesai dengan semuanya.

“Ini.. minumlah. Ini membantu untuk mengurangi nyeri pada luka, dan menghentikan pendarahan” Shani menyodorkan gelas kecil yang isinya sudah diisi sari-sari tanaman obat alami yang berwarna hijau

Ve menerimanya dan langsung meminumnya. Rasanya agak sedikit pahit, sama seperti obat-obat kebanyakan, tapi khasiatnya bukan main. Dalam sekejap saja, Ve merasakan luka di sekujur tubuhnya perlahan sudah membaik, tidak lagi ada rasa perih ketika tersentuh, dan pendarahan dari mulutnya sudah berhenti.

“Sejak kapan kau ahli dalam pengobatan ?” tanya Ve, ia kini tengah berbaring di ranjangnya, sementara Shani masih beres-beres dengan tanaman obatnya

“Hmm.. mungkin sejak lahir” Shani tersenyum manis

Ve seakan bingung terhadap jawaban Shani, ia mengerutkan dahinya pertanda bingung

“Ibuku adalah seorang ahli dalam pengobatan, makanya tidak heran jika aku mewarisi kemampuannya itu” lanjut Shani menjelaskan

Ve lalu mengangguk-angguk seakan mengerti apa yang Shani jelaskan.

“Kalian memang istimewa, di kerajaan Iblis, tidak ada satupun Iblis yang ahli dalam pengobatan seperti dirimu. Maka dari itu, banyak dari kita yang mati karena penyakit bawaan atau luka-luka pasca perang” terang Ve

“Kau bisa belajar dariku jika kau mau” tawar Shani

“Ehm.. aku tidak tertarik..” hal-hal tentang pengobatan membuat Ve pusing. Jauh lebih mudah baginya untuk mengayunkan senjata daripada harus membuat segala macam obat

Keduanya terus terlibat dalam percakapan ringan, mereka membicarakan hal-hal pengobatan, sampai membicarakan kedua kerajaan dari masing-masing kaum. Ve yang tadinya sangat membenci dan kesal terhadap Shani, kini perlahan mulai berubah dan menjadi akrab dengan Malaikat wanita itu

“Kau ternyata tidak seburuk yang kupikirkan”

“Maksudmu ?” tanya Ve bingung

“Sejak pertama kali aku bertemu denganmu, kau begitu menyeramkan, kau marah-marah
dan kesal kepadaku. Dan sekarang, setelah aku mengetahui sifat aslimu, kau ternyata
Iblis yang baik dan ramah” jelas Shani

Ve menjadi terdiam, ia tidak tahu harus senang atau sedih ketika Shani mengucapkan kata-kata barusan, disatu sisi, ia merasa gengsi dan malu untuk mengakui bahwa dirinya tengah berbicara akrab dengan Malaikat, namun di sisi lainnya, ia senang bisa mendapatkan teman wanita seperti Shani, apalagi sudah lama
Ve tidak mempunyai sahabat wanita.

“E..e.eh, Ve.. apa yang kau lakukan ?” Shani bingung ketika kedua tangannya diarahkan
kebelakang punggungnya oleh Ve

“Diamlah.. sifat baik dan ramahku sudah selesai. Bagaimanapun, kau merupakan musuh kami” Ve mengambil tali di dalam laci mejanya, ia langsung mengikat tangan Shani kebelakang.

Setelah selesai bagian tangan, Ve juga mengikat bagian depan dada Shani, lalu menghubungkan talinya dengan tangan Shani yang terikat di belakang punggung agar menyulitkan si Malaikat untuk bergerak kabur. Padahal Ve tidak perlu berepot-repot
mengikat Shani, toh Malaikat wanita itu tidak ada niatan untuk kabur sedikitpun

“Kau harus kuserahkan kepada Yang Mulia Aidan” lanjutnya

“B..baiklah.. aku mengerti” jawab Shani lesu sambil menundukkan kepalanya

~

CTAAR BWUOOSH BLAAR TRINGG CLAP

Pangeran Aidan tengah melakukan pertempuran dahsyat dengan Vanguard. Sudah lebih dari sejam mereka berduel, namun tak ada satupun yang menunjukkan tanda-tanda kekalahan. Tubuh keduanya masih bersih dari luka, hanya cucuran keringat saja yang membasahi kedua dahi mereka.

“Kemampuanmu kuakui meningkat pesat, Vanguard” gumam Pangeran Aidan disela-sela ayunan pedangnya

“Kau terlalu memuji, mungkin saja kemampuanmu yang terlalu lemah” balas Vanguard santai sambil tersenyum sinis

“Rasakan ini” Pangeran Aidan mengeluarkan bola apinya, lalu dalam sekejap bola api itu mengarah kepada Vanguard.

“Tak semudah itu” Vanguard dengan cekatan berhasil membuat Roost es yang sangat dingin.

Sontak, bola api Pangeran Aidan langsung berubah beku.

Serangan barusan gagal, lantas tak membuat Pangeran Aidan putus asa, dikeluarkannya berbgai jenis campuran Roost dari listrik dan angin, kekuatannya sangat besar jika bagi Iblis biasa. Namun berhubung Vanguard adalah Iblis yang memiliki kekuatan diatas rata-rata, dengan mudahnya Vanguard membuat dinding api yang tebal, yang membuat Roost Pangeran Aidan tidak berhasil menyerang Vanguard.

“Hahaha segitu saja kemampuanmu…” ledek Vanguard tertawa

“Tentu tidak !” Pangeran Aidan langsung melompat dan mengarahkan pedang “Holy Lusword” nya kearah tubuh Vanguard.

TRINGGG

Beruntung, Vanguard refleks dan mampu menangkis serangan Aidan dengan pedang miliknya

“Bahkan aku tidak takut dengan pedangmu itu, Kak”

“Benarkah ?” tanya Pangeran Aidan menantang

“Tentu saja” balas Vanguard

“Baiklah, kurasa ini saatnya membuktikan omongan kosongmu itu” Pangeran Aidan
lalu melompat tinggi, di saat ia tengah berada di udara, terlihat mulutnya seperti merapalkan sesuatu, seperti mantra kuno.

“De Fir lusword hesnas la ivinamon” (keluarlah Lusword sang pedang api) seru Pangeran Aidan dengan suara lantang

Seketika pedang panjangnya dilingkupi sinar yang berpendar-pendar menyilaukan sebelum keluarlah api-api dari setiap sudut pedang.

Pedang yang dimiliki Pangeran Aidan itu adalah pedang milik Lucyfer, Ayahnya sendiri.

*Flashback On*

Pada saat Lucyfer mengangkat keempat anaknya sebagai Pangeran dan Putri Kerajaan, Raja Lucyfer memutuskan untuk hidup menyepi sambil terus memperdalam ilmunya terutama ilmu pedang dan Roost api yang merupakan andalannya. Walaupun hidup menyepi, bukan berarti Raja Lucyfer tidak terlibat lagi dalam urusan kerajaan karena keempat anaknya yang masih muda itu terus saja mendatanginya, baik untuk berlatih maupun meminta pendapatnya mengenai berbagai masalah. Pangeran Aidan adalah yang paling sering datang untuk berkunjung karena bagaimanapun juga dialah yang akan meneruskan tahta Kerajaan Iblis sehingga ia harus banyak belajar dari Raja Lucyfer, Ayahnya.

“Dalam peperangan nanti, mungkin aku akan terbunuh, Nak, kalaupun tidak, mungkin usiaku sudah tidak akan lama lagi. Bahkan mungkin aku tidak sempat melihatmu diangkat menjadi Raja, walaupun aku sebenarnya sangat ingin melihat anak sulungku menduduki tahtanya” kata Raja Lucyfer

“Kau ini bicara apa, Ayah ? Tentu saja kau akan bisa melihatku diangkat menjadi Raja. Aku belum siap kau tinggalkan, Ayah. Aku tidak bisa membayangkan memimpin Kerajaan ini tanpa bimbinganmu”

Raja Lucyfer menatap Pangeran Aidan dengan penuh sayang

“Anak baik, aku memang tidak bisa melindungimu secara fisik, tapi kuharap latihan yang kuberikan padamu bisa kau jadikan bekal nanti untuk berperang melawan Para Malaikat”

“Jika nanti, aku benar-benar sudah tiada, aku akan memberikanmu pedang suci ini”
Raja Lucyfer menyodorkan pedang yang daritadi dipegangnya

Pangeran Aidan mengusap pedang itu dengan takjub. Ia bisa merasakan kalau ada sesuatu yang sangat istimewa dalam pedang itu. Suatu kekuatan yang sangat besar dan menyeramkan. Namun, Pangeran Aidan kemudian mengernyitkan dahinya saat ia menyadari ada suatu keanehan. Diayun-ayukannya pedang itu dan semakin lama ia semakin yakin bahwa ada sesuatu di dalam pedang itu.

“Ayah, ada apa di dalam pedang ini ?”

“Ada kekuatan Roost api yang sangat besar di dalamnya, Nak” jawab Raja Lucyfer

Selama beberapa tahun, Raja Lucyfer melatihkan ilmu pedang api kepada Pangeran Aidan. Dan sepanjang latihan itu, Raja Lucyfer akan mengawasi dengan seksama bila masih ada gerakan Pangeran Aidan yang belum sempurna. Raja Lucyfer hanya mewariskan ilmu pedang apinya pada Pangeran Aidan saja dan menjadikannya sebagai pewaris tunggal dari ilmu yang sangat luar biasa itu

Setelah Pangeran Aidan menguasai seluruh ilmu pedang api, Raja Lucyfer mengajaknya pergi ke sebuah hutan. Saat itu mereka hanya berdua saja tanpa diikuti oleh adik-adik Pangeran Aidan yang lain. Sepertinya Raja Lucyfer memang hanya ingin berbicara dengan Pangeran Aidan seorang.

“Kemarilah, Aidan” Raja Lucyfer menyuruh Pangeran Aidan mendekat kemudian ia memeluknya erat-erat

“Hidupku sudah hampir berakhir, Nak. Tapi aku tidak takut karena aku telah membesarkan seorang Pangeran yang kelak akan memimpin para Iblis”

“Kau membuatku takut, Ayah. Aku tidak yakin apakah nanti aku sanggup melawan Para Malaikat tanpa bantuanmu lagi”

“Kau pasti bisa, Vanguard dan Will akan membantumu”

Raja Lucyfer seakan belum tahu bahwa Kerajaan Iblis nantinya akan terpecah karena permasalahan yang diakibatkan sendiri oleh anak-anaknya.

“Sepertinya kau sudah siap menjadi seorang Raja. Baiklah, aku akan mengajarkan padamu satu jurus terakhir dari pedang api. Jadi perhatikanlah baik-baik” sebelum mengeluarkan jurusnya, Raja Lucyfer menyelubungi tubuh Aidan dengan Roost es
miliknya. Agar nantinya sang Pangeran tidak kepanasan dengan jurus yang akan segera
dilakukan

Raja Lucyfer mengangkat pedangnya tinggi-tinggi dan melompat ke udara.

“De Fir lusword hesnas la ivinamon” seru Raja Lucyfer, lalu muncullah sinar terang menyilaukan dari Roost Apinya dan pedang apipun menampakkan wujudnya.

Raungan-raungan menyeramkan terdengar dari jilatan-jilatan api yang keluar dari pedang Raja Lucyfer. Pohon di sekitarnya dalam sekejap berubah menjadi abu, panasnya benar-benar sangat melelehkan.

Selama seharian penuh, Pangeran Aidan berlatih jurus itu bersama dengan Raja Lucyfer, sampai akhirnya ia benar-benar mahir seperti sekarang.

*Flashback Off*

“Jurus pedang ayah…” gumam Vanguard pelan, sama sekali tidak ada rasa takut dalam dirinya ketika mengetahui di depannya sudah menunggu pedang api legendaris Ayahnya

Vanguard mengambil langkah cepat, ia langsung menyelubungi dirinya sendiri dengan Roost es buatannya, berharap agar panas dari pedang itu tidak mampu menembus dingin es buatannya

Tetapi kenyatannya tidak sesuai dengan yang ia harapkan

TREEK TREEK

Selubung es yang ia buat sudah mulai retak, dan tak lama kemudian, selubung esnya mencair dan pecah. Panas Api dari Lusword masih belum terkalahkan

“Tidak ada pilihan lain..” desis Vanguard

Ia seperti sedang merencanakan sesuatu untuk membalas Pedang Api yang akan menyerangnya

*To Be Continued*

site : mandalakelvin.wordpress.com

@KelvinMP_WWE

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.