Vepanda part 21

vepanda-cover-2

 

“Yakali gue becanda soal gituan,” jawab Najong dengan muka datar.

“Udah coba ditelfon ato apa gitu?” tanya Naomi dengan wajah khawatir.

“Udah kak, tapi nggak diangkat sama Yupi,” jawab Najong.

“Yaudah kita cari aja bareng-bareng, bentar gue ambil jaket dulu,” ucap Rezza lalu berlari ke kamarnya.

“Aku ikut ya,” pinta Naomi bangkit dari sofa dan menghampiri Najong.

“Ayo kak, ntar keburu malem!” ajak seorang cewek menghampiri Najong dan Naomi.

“Bentar, nunggu Rezza lagi ngambil jaket,” jawab Najong menoleh ke arah ceweek itu.

“Ayo!” ucap Rezza sambil berlari ke lantai bawah.

“Gre?” sambung Rezza setelah melihat cewek tadi yang ternyata adalah Gre.

“Hai kak,” ucap Gre tersenyum.

“Lu udah kenal sama sepupu gue?” tanya Najong menatap Rezza dengan heran.

“Udah, dia kan sekelas sama Shani, sepupu gue,” jawab Rezza.

“Kenalin, Shinta Naomi,” Naomi menjulurkan tangannya kepada Gre.

“Shania Gracia,” ucap Gre menyalami tangan Naomi.

“Navis Najib, panggil aja Najong,” Najong juga menyalami tangan Naomi sambil tersenyum.

“Udah-udah, malah jadi kenalan, sekarang kita langsung aja cari Yupi,” ajak Rezza lalu berjalan ke garasi.

~oOo~

“Mau cari kemana lagi nih? Udah sejam nih kita muter-muter tapi nggak ketemu-ketemu,” tanya Naomi turun dari mobil lalu menghampiri Najong yang sedang duduk di trotoar dan duduk di sebelahnya.

“Aku gatau kak,” jawab Najong tanpa menoleh ke arah Naomi.

Kemudian hening, Najong, Naomi dan Gre semuanya menunduk dan diam.

“Ketemu!” teriak Rezza yang sedang menyandar di mobil Naomi.

“Apa za yang ketemu?!” tanya Najong bangkit dari dudukya dan menghampiri Rezza.

“Yupi,” jawab Rezza.

“Di mana za?” tanya Naomi juga menghampiri Rezza.

“Taman,” jawab Rezza lalu membuka pintu mobil dan masuk.

“Taman?” tanya Naomi, Najong dan Gre bersamaan dan saling bertatapan.

“Kalian ngapain sih?! Ayo buruan!” ajak Rezza sedikit berteriak.

Naomi dan Gre langsung masuk ke dalam mobil dan Najong juga langsung naik ke motornya.

Pukul 00:34 pagi, Rezza, Naomi, Najong dan Gre akhirnya sampai juga di taman yang dimaksut Rezza. Mereka memarkir kendaraan mereka di tempat yang jauh dari tempat Yupi duduk.

“Biar gue aja jong,” ucap Rezza sambil memegang tangan Najong saat ia akan berlari ke tempat Yupi.

“Kenapa harus elu?” tanya Najong menatap Rezza heran.

“Yupi lagi marah sama elu, tadi dia ke rumah gue cerita kalo liat lu jalan sama Gre di mall, dia ngira elu selingkuh sama Gre,” jawab Rezza melepaskan tangan Najong.

“Serius Yupi tadi curhat kaya gitu ke elu?” tanya Najong.

Rezza hanya mengangguk ke arah Najong.

“Yaudah kalo gitu, sana lu samperin Yupi terus bujuk dia biar mau pulang,” ucap Najong lalu kembali bejalan ke arah motornya.

“Kenapa nggak jadi kak?” tanya Gre keluar dari mobil dan menghampiri Najong.

“Gapapa, ntar aja aku kasih tau,” jawab Najong lalu duduk di motornya.

“Kok kamu nggak ikut sama Rezza jong?” tanya Naomi juga keluar dari mobil dan menghampiri Najong.

“Gapapa kak,” jawab Najong tanpa menoleh ke arah Naomi.

Setelah beberapa menit Rezza membujuk Yupi untuk pulang, akhirnya Rezza kembali lagi ke mobilnya bersama Yupi.

“Udah, yuk pulang,” ajak Rezza kepada Naomi, Gre dan Najong.

Najong yang mendengar suara Rezza langsung menoleh ke arahnya dan menghampirinya.

“Maafin aku yup,” ucap Najong sambil memeluk Yupi erat-erat.

“Iya, aku maafin kok, tapi lain kali kalo kamu mau keluar sama siapa aja, kasih tau aku dulu biar nggak salah paham lagi kaya tadi,” ucap Yupi juga membalas pelukan Najong.

“Kak,” ucap Rezza menghampiri Naomi.

“Kak Naomi bawa mobilnya ya, aku mau bawa mobilnya Yupi,” sambung Rezza sambil memberikan kunci mobil Naomi.

Naomi hanya tersenyum dan mengangguk ke arah Rezza.

“Maafin aku juga ya kak, aku ngggak bermaksut buat kakak cemburu,” ucap Gre sambil menunduk di depan Yupi.

“Iya, gapapa kok,” ucap Yupi melepaskan pelukan Najong lalu menoleh ke arah Gre.

“Makasih ya kak,” Gre menoleh ke arah Yupi dan tersenyum.

“Oiya kenalin kak, aku shania gracia, panggil aja Gre,” sambung Gre sambil menjulurkan tangannya.

“Cindy Yuvia, panggil aja Yupi,” ucap Yupi sambil menyalami tangan Gre.

“Mana yup kunci mobil lu? biar gue bawa kesini dulu,” pinta Rezza menghampiri Yupi.

“Nih,” jawab Yupi sambil memberikan kunci mobilnya.

Saat Rezza mulai berjalan ke arah mobil Yupi, tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing di telinga semua orang.

“Za!” ucap Yupi, Najong, Naomi dan Gre bersamaan sambil menatap ke arah Rezza.

“Hehehe…,” Rezza menoleh ke arah mereka semua sambil memasang muka bloon dan cengengesan.

“Mampir ke angkringan dulu yuk,” sambung Rezza sambil nyengir.

~oOo~

Diperjalanan pulang, mereka semua berhenti terlebih dahulu di sebuah angkingan untuk makan.

“Oi jong!” ucap Rezza sedikit berteriak.

“Apaan?!” tanya Najong menoleh ke arah Rezza yang duduk agak jauh dengannya.

“Kok lu baru kasih tau kalo Gre itu sepupu elu, bukannya dia pernah ikut gue pas kita futsal ya?”

“Hahaha…, ternyata lu masih inget,” jawab Najong sambil tertawa.

“Jadi sebenernya Gre ini bukan sepupu gue, tapi adeknya temen gue, tadi temen gue nyuruh gue buat nemenin dia soalnya temen gue mau jemput orang tuanya di bandara,” sambung Najong.

“Kenapa kamu nggak bilang kalo dia adeknya temen kamu aja?” tanya Yupi menatap Najong dengan heran.

“Emang kamu bakalan percaya kalo aku bilang dia adek temen aku? Enggak kan?” tanya Najong menoleh ke arah Yupi lalu meminum kopinya.

“Iya sih, aku nggak bakalan percaya kalo kamu bilangnya dia adek temen kamu,” ucap Yupi lalu meminum susu jahenya.

Setelah mereka semua mengobrol dan bercerita cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang karena sudah jam 2 pagi.

“Oi bangsat! Ngapain lo di sini?!” teriak seseorang menghampiri Rezza yang sedang membuka pinu mobil Yupi.

Rezza, Naomi, Yupi, Najong dan Gre langsung menoleh ke arah orang itu.

“Terserah gue lah mau di mana, bukan urusan lo juga,” jawab Rezza menoleh ke arah orang itu.

“Anjing! Mau cari gara-gara lagi lo sama gue?!” tanya orang itu sambil memegang keran baju Rezza.

PLAK!!

Naomi menampar orang itu dengan keras sehingga membuat orang itu hampir tersungkur.

“Mau ngapain lagi kamu Jo??! Belom puas kamu gangguin hidup Sinka?!” bentak Naomi pada orang itu yang ternyata adalah Jo.

“Udah kak, biarin aja,” ucap Rezza menahan tangan Naomi yang hendak menampar Jo lagi.

“Kenapa kak?!” teriak seseorang sambil berlari ke arah Jo.

“Kamu bilangin sama kakak kamu cal! Jangan gangguin hidup Sinka lagi!” bentak Naomi pada orang yang tadi berlari ke arah Jo.

“Ical?” ucap Yupi dan Najong bersamaan sambil menghampiri Rezza dan Naomi.

“Lu berdua kenal sama orang ini?” tanya Rezza menoleh ke arah Yupi dan Najong sambil menunjuk ke arah Ical.

“Kenal lah, kan dia anak baru di kelas kita,” jawab Yupi menoleh ke arah Rezza.

“Lu ngapain aja sih Jo?! Lama amat pesen kopi aja!” teriak seseorang menghampiri Jo dan Ical.

“Gapapa, ada masalah dikit doang,” jawab Jo terkekeh dan menoleh ke arah orang itu.

“Ohh… ini yang tadi lu ceritain?! Yang berani-beraninya ngerebut Sinka dari elu?!” teriak orang itu menghampiri Rezza dan berdiri di depannya.

Beberapa saat kemudian muncul lagi lima orang menghampiri Jo dan Ical.

“Ini yang tadi lu ceritain?!” teriak seseorang yang baru saja menghampiri Jo.

“Mau diapain nih enaknya?” tanya salah seorang teman Jo.

“Udah! Hajar aja!” teriak orang yang berdiri di depan Rezza sambil menoleh ke arah Jo dan teman-temannya.

Dengan cepat Rezza menendang selangkangan orang yang berdiri di depannya itu lalu memukul kepalanya dengan keras sehingga membuat orang itu tersungkur. Najong yang berdiri di belakang Rezza langsung berlari ke depan Rezza dan menendang kepala Jo yang hendak memukul Rezza.

Jo yang memang masih babak belur karena perkelahiannya dengan Rezza beberapa hari yang lalu langsung pingsan tak sadarkan diri. Teman-teman Jo dan juga Ical yang melihat Jo tergeletak tak sadarkan diri pun langsung berlari ke arah Rezza dan Najong berdiri, perkelahian pun tak bisa dihindari.

Naomi, Yupi dan Gre hanya bisa melihat Rezza dan Najong berkelahi melawan enam orang itu dari jauh, Yupi dan Gre terlihat menangis ketakutan melihat perkelahian itu, sedangkan Naomi malah terlihat marah dan kadang ingin menghampiri Rezza dan Najong untuk membantu mereka, namun Yupi dan Gre selalu menahannya.

Setelah membuat Rezza dan Najong babak belur dan tak sadarkan diri, akhirnya enam orang itu pergi meninggalkan mereka sambil membawa Jo dan orang yang tadi di tendang oleh Rezza.

Dengan cepat Yupi, Naomi dan Gre berlari ke arah Rezza dan Najong yang terkapar. Yupi langsung memeluk Najong yang babak belur dan penuh darah sambil menangis, Naomi juga memeluk Rezza sambil menangis, sedangkan Gre kembali berlari ke arah angkringan tadi untuk meminta bantuan.

Setelah Rezza dan Najong diangkat dan dimasukkan ke dalam mobil Yupi oleh pemilik angkringan tadi, mereka semua pulang menuju rumah sakit. Naomi dan Yupi menyetir mobilnya masing-masing dan Gre membawa motor matic Najong mengikuti mobil Yupi dan Naomi.

-di rumah Rezza-

“Sin, bangun sin,” ucap Melody sambil mengguncang tubuh Sinka yang masih terlelap.

“Nghhhh…,” Sinka bangun lalu merenggangkan badannya.

“Jam berapa kak?” tanya Sinka sambil duduk dan menoleh ke arah Melody.

“Jam lima, kamu mandi dulu gih sana, aku mau siapin sarapan,” jawab Melody lalu berjalan keluar kamar.

“Hmmm…,” Sinka bergumam lalu pergi ke kamar mandi Melody.

“Saat Melody sedang memasak nasi goreng, ia merasakan ada sesuatu yang janggal di pagi hari itu.

“Za!” teriak Melody dari dapur.

Tidak terdengar jawaban dari Rezza.

“Ah, palingan masih tidur,” batin Melody lalu melanjutkan memasak nasi gorengnya.

Setelah selesai mandi, Sinka pergi ke kamar Rezza untuk mengambil seragam yang kemarin ia gantung di kamarnya.

“Mau kemana sin?” tanya Melody saat menaiki tangga dan melihat Sinka yang hanya memakai handuk berjalan keluar kamar.

“Mau ngambil seragam di kamar Rezza,” jawab Sinka menoleh ke arah Melody lalu kembali berjalan.

“Pake baju dulu lah, jangan kaya gitu, ntar diapa-apain sama Rezza,” suruh Melody menghampiri Melody.

“Nggak deh, kelamaan,” ucap Sinka lalu masuk ke kamar Rezza.

Melody hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu masuk ke kamarnya dan mandi.

“Za,” ucap Sinka sambil melihat ke semua sudut kamar Rezza.

“Mungkin lagi mandi,” batin Sinka lalu mengambil seragamnya dan kembali lagi ke kamar Melody.

“Ah iya! Kak Naomi mana ya? Kok nggak liat dari tadi,” ucap Sinka saat berjalan ke kamar Melody.

“Kak!” teriak Sinka sambil melihat ke lantai bawah.

“Kakak dimana?!!” sambung Sinka.

“Aku lagi mandi!” teriak Melody dari dalam kamarnya.

“Bukan kak Melody! Aku nyari kak Naomi,” ucap Sinka sambil masuk ke kamar Melody.

“Apa?!” tanya Melody berteriak dari dalam kamar mandi.

“Nggak! Gapapa!” jawab Sinka juga berteriak.

Kemudian Sinka memakai seragamnya dan pergi ke ruang makan untuk sarapan.

Beberapa menit kemudian Melody menyusul Sinka ke ruang makan setelah memakai seragam.

“Rezza sama Naomi mana sin?” tanya Melody sambil duduk di sebelah Sinka yang sedang makan nasi goreng buatan Melody tadi.

Sinka hanya menggelengkan kepalanya karena ia sedang mengunyah nasi goreng.

Melody tidak bertanya lagi kepada Sinka, ia mengambil nasi goreng buatannya tadi dan memakannya.

“Tadi pas aku ke kamar Rezza juga nggak ada siapa-siapa kak di sana,” ucap Sinka setelah selesai sarapan.

Drrrtt… drrrtt… drrrtt…

Melody memberikan isyarat kepada Sinka untuk mengangkat telfon yang masuk ke smartphone-nya.

Hallo…,” ucap Sinka mengangkat telfon.

“Sin, Melody mana?!” tanya seseorang dibalik telefon dengan panik.

“Ini kak Naomi?” tanya Sinka.

“Iya, ini aku, Melody mana?!”

“Ini lagi sarapan di sebelah aku, kakak dirumah?”

“Enggak, aku lagi di rumah sakit.”

“Hah? Rumah sakit? Ngapain?”

“Kasih HP-nya ke Melody, aku mau ngomong sama dia!”

“Nih kak, kak Naomi mau ngomong sama kak Melody,” ucap Sinka sambil memberikan smartphone Melody.

“Ada apa mi?” tanya Melody setelah meraih smartphone-nya dari tangan Sinka.

“Rezza masuk rumah sakit! Semalem dia dikroyok sama temen-temennya Jo!” jawab Naomi dengan panik.

Melody sangat terkejut mendengar ucapan Naomi, ia bahkan sampai tak bisa berkata apa-apa.

“Mel,” ucap Naomi dari balik telefon.

Melody tidak menghiraukan Naomi, ia masih shock dengan ucapan Naomi tadi.

Hallo? Mel!” ucap Naomi sedikit berteriak.

“Kenapa kak? Kak Naomi ngomong apa?!” tanya Sinka sambil mengguncang tubuh Melody yang mematung.

Karena penasaran, Sinka langsung meraih smartphone Melody dari tangannya.

Hallo kak, kakak ngomong apa sih sama kak Melody? Kok dia jadi diem gini,” tanya Sinka dengan heran.

“Rezza masuk rumah sakit sin! Sekarang cepetan kamu sama Melody ke sini!” jawab Naomi.

“Hah?! Kakak nggak becanda kan?”

“Nggak lah! Ngapain juga kakak becanda, udah cepetan kamu ke sini.”

“Iya-iya kak, kakak di rumah sakit mana?!”

“Rumah sakit Sembuh Nggak Sembuh Tetep Harus Bayar!”

“Panjang amat nama rumah sakitnya -,-“

“Udah! Itu nggak penting! Cepetan kamu ke sini!” suruh Naomi lalu mematikan telfon.

“Kak Naomi gimana sih?! ngasih tau namanya doang, alamatnya kaga,” batin Sinka sambil mengernyitkan dahinya.

~oOo~

“Permisi sus, pasien yang namanya Rezza Okta dirawat di kamar mana ya?” tanya Sinka menghampiri meja resepsionis rumah sakit yang dimaksud Naomi tadi.

“Sebentar ya saya carikan dulu,” jawab seorang suster lalu mengecek kamar Rezza di komputer.

“Pasien yang bernama Rezza Okta dirawat di kamar Kamboja nomor 13,” ucap suster tadi tersenyum ke arah Sinka.

“Di mana itu sus?” tanya Sinka.

“Adek dari sini lurus aja sampe ke pojok terus belok kiri, abis itu lurus sampe persimpangan pertama belok kiri, terus lurus lagi sampe persimpangan ketiga adek belok kiri lagi.”

“Sampe di depan kamarnya itu sus?”

“Enggak, adek sampe sini lagi.”

“Lahh… gimana sih?!”

“Haha… becanda dek, adek bakalan sampe di depan kamarnya langsung.”

“Yaudah, makasih ya sus.”

Kemudian Sinka berjalan mengikuti petunjuk suster tadi sambil menarik Melody yang masih shock dari tadi.

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya Sinka sampai di depan kamar tempat Rezza di rawat. Di depan kamar itu terlihat Yupi, Gre dan Naomi sedang tertidur di kursi.

“Kak,” ucap Sinka sambil mengguncang tubuh Naomi.

“Nghhh…,” Naomi bergumam sambil bangun dari tidurnya.

“Yup, bangun yup,” Sinka juga membangunkan Yupi dengan mengguncang badannya.

“Eh?!” Yupi sedikit terkejut saat Sinka mengguncang tubuhnya.

“Gre, bangun,” ucap Naomi membangunkan Gre.

“Hoaam…,” Gre menguap sambil bangun dari tidurnya.

“Gimana keadaan Rezza mi?!” tanya Melody dengan panik sambil mengguncang tubuh Naomi yang sedang merenggangkan badannya.

“Apaan sih mel?! Rezza gapapa kok, cuma luka-luka ringan doang,” jawab Naomi melepaskan tangan Melody.

“Sekarang dia di mana?” tanya Sinka dengan wajah khawatir.

“Lagi istirahat di dalem,” jawab Yupi sambil memegang pundak Sinka.

“Kamu siapa?” tanya Melody menatap Gre dengan heran.

“Shania Gracia, panggil aja Gre,” jawab Gre sambil menjulurkan tangannya kepada Melody.

“Melody,” ucap Melody menyalami tangan Gre.

“Sinka,” Sinka juga berkenalan dengan Gre.

“Kalian pasti belom makan kan? ini aku bawain sarapan,” ucap Sinka sambil membagikan bubur ayam yang tadi ia beli.

Yupi, Naomi dan Gre langsung memakan bubur ayam yang di berikan Sinka karena mereka memang sudah sangat lapar.

“Oiya mi, gimana ceritanya sih kok bisa kaya gini?” tanya Melody menoleh ke arah Naomi yang sedang makan.

“Bentar, aku makan dulu,” jawab Naomi sambil memakan bubur ayamnya.

Setelah selesai makan, Naomi pun menceritakan semuanya kepada Melody dan Sinka. Mulai dari Najong yang datang ke rumah untuk memberitahu kalau Yupi hilang sampai saat Rezza dan Najong dikroyok oleh teman-teman Jo.

“Keadaan mereka sekarang gimana?” tanya Sinka menatap Naomi dengan wajah khawatir.

“Kamu nggak dengerin ak-” ucap Naomi.

Tiba-tiba terdengar suara seperti alarm dari kamar Rezza, semua orang pun langsung menatap heran ke arah kamar Rezza. Beberapa saat kemudian dua orang dokter dan empat orang suster berlari ke arah kamar Rezza dan masuk ke dalam.

“Ada apa nih?!” tanya Melody dengan panik dan khawatir.

“Gatau mel,” jawab Naomi juga panik dan khawatir.

“Semoga aja mereka nggak kenapa-kenapa,” ucap Sinka dengan wajah khawatir.

“Iya sin, kita berdo’a aja semoga Rezza sama Najong baik-baik aja,” Yupi menghampiri Sinka dan merangkulnya.

Beberapa menit kemudian, ranjang Rezza dan Najong dibawa keluar oleh dookter dan suster-suster tadi, Sinka, Melody, Yupi, Naomi dan Gre langsung berlari mengikuti dokter dan suster yang membawa ranjang Rezza dan Najong itu.

Mereka semua dihentikan oleh salah seorang suster yang ikut membawa ranjang Rezza dan Najong saat berada di depan ruang UGD.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, namun dokter dan suter yang membawa ranjang Rezza dan Najong tadi belum juga keluar, malah ada beberapa dokter dan suster lagi yang masuk ke dalam ruang UGD.

Wajah Sinka, Melody, Yupi, Naomi, Gre dan kedua orang tua Najong yang tadi dipanggil oleh Yupi terlihat sangat kusut dan kelelahan. Melody dan mamanya Najong yang tadinya menangis kini hanya terdiam karena kelelahan.

“Mama!” teriak sorang siswi SMP berlari ke arah mereka.

“Gimana kak navis ma?!” tanya siswi itu sambil memeluk mamanya Najong.

Mamanya Najong hanya menggelengkan kepalanya sambil mengelus kepala siswi SMP itu.

Pukul 2 siang, akhirnya salah seorang dokter keluar dari ruang UGD. Ayahnya Najong langsung menghampiri dokter itu.

“Gimana anak saya dok?!” tanya Ayahnya Najong sambil memegang kedua pundak dokter itu.

*to be coninue*

Author : Luki Himawan

6 tanggapan untuk “Vepanda part 21

Tinggalkan Balasan ke Wilco Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.