Vepanda part 7

Kemudian Ve melanjutkan berjalan ke kelasnya. Kelas masih bisa dibilang sepi, hanya ada beberapa siswa saja disana. Ve berjalan ke tempat duduknya dan meletakkan tasnya.

“Hai… Ve,” sapa Melody saat masuk ke kelas.

“Haii…,” balas Ve dengan senyum terpaksa.

“Kamu kenapa?” tanya Melody sambil meletakkan tasnya dan duduk disebelah Ve.

“Gapapa,” jawab Ve sambil terus memainkan smartphone-nya.

“Beneran gapapa?” tanya Melody memastikan.

“Iya mel, aku gapapa,” jawab Ve menoleh ke arah Melody dan tersenyum.

Bel masuk pun berbunyi, kelas yang tadinya sepi langsung berubah menjadi ramai seperti antrian sembako.

Saat pelajaran berlangsung, ada seseorang yang mengetuk pintu.

Tok… tok… tok…

“Masuk,” ucap guru yang sedang mengajar.

“Permisi pak, saya mau panggil Bayu,” ucap seorang siswa tadi masuk ke kelas Melody.

“Iya silahkan,” ucap guru itu mempersilahkan Bayu keluar kelas.

Bayu pun berjalan keluar kelas dan menutup pintu.

“Ada apa jong?” tanya Bayu pada siswa tadi yang ternyata Najong.

“Sekarang rapat di gedung olahraga buat turnamen minggu depan,” jawab Najong.

“Sekarang?” tanya Bayu.

“Enggak sih, kemaren kayaknya,” jawab Najong ngelantur.

“Kampret,” ucap Bayu.

Kemudian mereka berdua pergi ke gedung olahraga. Di sana sudah ada beberapa siswa yang ikut tim futsal sekolah. Gedung olahraga itu sangat besar, di dalamnya ada sebuah lapangan yang biasa digunakan untuk futsal, basket, badminton, volly, dan sebagainya. Najong dan Bayu berjalan ke tengah lapangan karena semua siswa berkumpul disana.

“Baiklah, sekarang rapat kita mulai,” ucap pelatih setelah Najong dan Bayu duduk dilantai bersama yang lain.

“Bupati cup, itu turnamen yang  akan kita ikuti minggu depan, hanya SMA N 3 yang harus kita waspadai, yang lainnya menurut saya tidak begitu berarti,” ucap pelatih sambil mondar-mandir.

“Gimana sama SMA N 2 pak? Mereka kan punya kiper bagus,” tanya Bayu.

“Itu bukan masalah, sebagus-bagusnya kiper futsal, kalo ketipu pasti bakalan kemasukan,” jawab pelatih.

“Mending gausah jawab sekalian pak,” ucap Najong kesal.

“Hahaha…, yaudah kalo gitu, masih ada pertanyaan?” tanya pelatih.

“Strateginya pak?” tanya salah seorang siswa.

“Untuk strategi, kita pikirkan saat pertandingan,” jawab pelatih.

“Kampret nih pelatih,” ucap Najong dalam hati.

“Ada yang ingin bertanya lagi?” tanya pelatih.

“Yaudah kalo gitu, silahkan kembali ke kelas kalian,” ucap pelatih setelah melihat ada seorang siswa yang ingin bertanya.

“Baik pak,” ucap semua siswa bersamaan lalu berjalan keluar gedung.

“Lu besok kiper za,” ucap Bayu pada Rezza saat mereka berjalan keluar gedung.

“Iya gampang,” jawab Rezza.

“Gue?” tanya Najong berjalan mendekati Bayu.

“Lu jadi bek aja,” jawab Bayu.

“Okesip,” ucap Najong.

Semua siswa yang tadi ikut rapat kembali ke kelas mereka masing-masing.

Tok… tok… tok…

“Pergi!” teriak guru yang sedang mengajar.

“Pasti Pak Totok,” ucap Rezza pada Najong.

“Udahlah masuk aja,” cap Najong lalu membuka pintu.

“Siapa yang nyuruh kalian masuk?!” tanya Pak Totok saat melihat Najong dan Rezza masuk ke kelas.

“Nggak ada sih,” jawab Rezza.

“Sini kalian!” ucap Pak Totok menyuruh Najong dan Rezza mendekat.

“Mau di apain kita pak?” tanya Najong berhenti di depan Pak Totok.

Push up 10 kali,” jawab Pak Totok.

“Kampret banget sih nih guru,” ucap Rezza dalam hati lalu melakukan push up.

“Sekarang kalian nyanyi,” ucap Pak Totok setelah melihat Najong dan Rezza selesai push up.

“Lahh… kok tambah sih pak hukumannya?” tanya Najong kesal.

“Ya terserah gue dong hahaha…,” jawab Pak Totok tertawa.

“Hahaha…,” seisi kelas tertawa melihat Najong dan Rezza dikerjai Pak Totok.

Dengan pasrah, Rezza berjalan ke arah gitar yang terletak dipojok kelas dan membawanya kedepan.

Setelah sampai didepan kelas, Rezza mulai memainkan gitar itu. Terdengar sebuah intro dari lagu All Of Me – John Legend keluar dari gitar yang dimainkan Rezza. Ia pun memberi aba-aba pada Najong untuk segera menyanyi.

 

What would I do without your smart mouth

Drawing me in but you kicking me out

Got my head spining, no kidding

I can’t pin you down

 

Sepanjang lagu Najong terus memperhatikan Yupi sambil bernyanyi. Rezza berhenti memainkan gitar tanda lagu itu telah selesai.

“Lagunya bikin baper,” ucap salah seorang murid dengan mata yang berkaca-kaca.

“Yaudah sana kalian duduk,” ucap Pak Totok mempersilahkan Rezza dan Najong duduk.

Seisi kelas bertepuk tangan saat Najong dan Rezza berjalan ke tempat duduknya.

“Gimana tadi?” tanya Rezza sambil duduk dibangkunya.

“Bagus kok suaranya Najong,” jawab Sinka tersenyum.

“Bukan Najong, gue,” ucap Rezza memalingkan wajah.

“Kamu juga bagus kok,” ucap Sinka terlihat malu-malu.

Selama pelajaran, tidak ada yang memperhatikan Pak Totok. Mereka sibuk sendiri, ada yang tidur, main smartphone, gambar, ngobrol, bercanda sama Pak Totok, main gitar dan lain-lain.

Tak terasa jam istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas.

“Kantin yuk,” ucap Najong berdiri dari bangkunya.

“Hoaaamm…,” ucap Rezza berdiri dan merenggangkan tubuhnya.

“Yuk,” ucap Sinka berdiri.

Kemudian mereka berjalan ke kantin.

Najong dan Yupi berjalan di depan dengan bergandengan tangan, sedangkan Sinka dan Rezza berjalan dibelakang mereka.

“Yup,” ucap Rezza.

“Iya?” tanya Yupi menoleh ke belakang.

“Kok lu mau sih digandeng tangannya sama Najong?” tanya Rezza.

“Eh?! eng… anu,” jawab Yupi gugup dan melepaskan tangan Najong.

“Apaan sih lu? Ganggu aja,” ucap Najong kesal lalu kembali menggandeng tangan Yupi.

“Mereka pacaran,” bisik Sinka pada Rezza.

“Najong sama Yupi pacaran? Hahahaa…,” teriak Rezza sambil tertawa dan membuat semua siswa yang ada di luar kelas menoleh ke arahnya.

“Ngapain sih lu?!” tanya Najong menoleh ke arah Rezza.

“Iya, apaan sih?!” tanya Yupi kesal.

Rezza dan Sinka hanya diam menahan tawa. Sesampainya di kantin, mereka mencari tempat duduk dan memesan makanan.

CUPSS

Tiba-tiba Ve mencium pipi Rezza dari belakang saat Rezza sedang makan.

“Ehh?! Hai…,” ucap Rezza tersenyum ke arah Ve.

“Haah?! Mereka juga pacaran?” ucap Sinka dalam hati.

“Kamu kemaren kemana aja kok nggak ngasih kabar ke aku?” tanya Ve sambil duduk di sebelah Rezza.

“Kemaren hp aku mati, males mau nge-charge, hehe…,” jawab Rezza cengengesan.

“Huuh!” ucap Ve cemberut lalu memalingkan wajahnya.

“Jangan marah dong, besok aku ajak jalan-jalan deh,” ucap Rezza membujuk Ve.

“Bener ya?” tanya Ve menoleh ke arah Rezza.

“Iyaa…,” jawab reza lalu memakan makanannya.

“Ahhh…,” ucap Ve mencubit pipi Rezza.

Fix mereka pacaran,” ucap Sinka dalam hati.

“Lu beneran pacaran sama Yupi?” tanya Rezza setelah melihat Najong menyuapi Yupi.

“Menurut loh?” ucap Najong dengan logat alaynya.

“Beneran yup?” tanya Rezza.

“Hihihi…,” Yupi hanya tertawa kecil dan mengangguk.

“Wahh… selamat ya,” ucap Ve lalu meminum minuman Rezza.

“Jangan lupa traktirannya haha…,” ucap Rezza tertawa.

“Gampang kalo itu mah,” ucap Najong kembali menyuapi Yupi.

“Jangan lama-lama nraktirnya, ntar keburu putus hahaha…,” ucap Ve tertawa.

“Ihhh…, kak Ve,” ucap Yupi cemberut.

“Hahaha…,” Rezza dan Ve hanya tertawa.

“Oiya, kak Melody kemana?” tanya Rezza menoleh ke arah Ve.

“Dia lagi rapat buat pemilihan ketua OSIS yang baru,” jawab Ve.

“Oh…,” ucap Rezza.

“Kamu kenapa sin kok diem aja?” tanya Yupi.

“Eh?! Enggak, gapapa kok,” jawab Sinka menoleh ke arah Yupi dan tersenyum.

“Makanya cari pacar sin biar nggak bengong mulu hahaha…,” ucap Najong tertawa.

“Sayang, kamu nggak boleh gitu,” ucap Yupi memukul Najong.

Sinka telihat tidak bersemangat, ia hanya membalas candaan Najong dengan tawa terpaksa.

“Kamu nggak pesen makanan?” tanya Rezza.

“Enggak deh, aku masih kenyang,” jawab Ve menoleh ke arah Rezza.

“Yaudah sini makan sama aku aja,” ucap Rezza lalu menyuapi Ve.

“Aku ke kelas duluan ya,” ucap Sinka berdiri lalu pergi.

“Iya…,” ucap Yupi dan Najong bersamaan sambil menatap Sinka dengan heran.

Setelah selesai makan, mereka berempat kembali ke kelas mereka karena bel tanda masuk telah berbunyi.

Saat pelajaran, Rezza dipanggil oleh seorang guru dan pergi bersamanya.

“Aku pindah ke belakang bentar ya,” ucap Yupi pada Najong.

“Iya,” ucap Najong mengangguk.

Kemudian Yupi pindah ke kursi Rezza yang berada di sebelah Sinka.

“Kok pindah yup?” tanya Sinka saat Yupi duduk di sebelahnya.

“Gapapa, aku pengen ngomongin sesuatu aja sama aku,” jawab Yupi tersenyum ke arah Sinka.

“Ngomongin apa?” tanya Sinka.

Yupi terlihat berfikir sejenak lalu menoleh ke arah Sinka.

“Kamu suka ya sama Rezza?” tanya Yupi.

“Hah?! Eng… enggak,” jawab Sinka kaget.

“Udahlah gausah bohong, tadi pas kamu di kantin keliatan banget kalo kamu cemburu sama kak Ve,” ucap Yupi.

“Hmmm,” Sinka hanya bergumam dan menunduk.

“Bener kan sin?” tanya Yupi mendekatkan wajahnya.

Sinka hanya mengangguk tanpa menoleh ke arah Yupi.

“Sabar ya sin,” ucap Yupi memeluk kepala Sinka dan mengelus rambutnya.

“Iya…,” ucap Sinka dengan nada sedih.

“Gimana?” tanya Najong tanpa bersuara pada Yupi.

Yupi menjawab pertanyaan Najong dengan mengangguk.

Tak terasa bel pulang sekolah telah berbunyi.

“Kamu pulang sama siapa sin?” tanya Yupi saat melihat Sinka berdiri sambil membawa tasnya.

“Aku dijemput kakak aku,” jawab Sinka lalu berjalan keluar kelas.

Najong dan Yupi memperhatian Sinka dengan heran.

“Yaudah, hati-hati ya sin,” teriak Najong saat Sinka keluar kelas.

“Kasian ya Sinka,” ucap Yupi menoleh ke arah Najong.

“Iya…,” ucap Najong sambil membereskan bukunya.

“Yaudah yuk pulang,” ajak Yupi sambil berdiri dari bangkunya.

“Maaf ya, aku gabisa pulang bareng kamu hari ini,  aku ada latian,” jawab Najong menatap Yupi.

“Yaudah gapapa, kamu semangat ya latiannya,” ucap Yupi lalu mencium pipi Najong dan berjalan keluar kelas.

“Kamu hati-hati ya,” ucap Najong.

“Iya…,” ucap Yupi tersenyum ke arah Najong.

Setelah Yupi pergi, beberapa saat kemudian Rezza kembali ke kelas.

“Kok lu belum balik?” tanya Rezza saat masuk kelas dan melihat Najong masih disana.

“Kan sekarang ada latian bego!” jawab Najong kesal.

“Oiya gue lupa hehe…,” ucap Rezza cengengesan.

“Yaudah yok makan dulu, ke gedung olahraganya ntar abis makan aja,” ajak Najong lalu berdiri.

“Okesip,” jawab Rezza sambil mengambil tasnya.

Kemudian mereka berdua berjalan ke depan sekolah untuk mencari makanan. Saat hampir sampai di gerbang sekolah, mereka melihat ada seorang siswi sedang berdiri sendirian di gerbang sekolah.

“Itu bukannya Sinka ya?” tanya Najong sambil menunjuk siswi tadi.

“Kayaknya sih iya,” jawab Rezza menoleh ke arah Najong.

“Samperin dulu yok,” ucap Najong.

Kemudian mereka berdua berjalan mendekati siswi itu.

“Sin…,” teriak Najong saat ia dan Rezza sudah cukup dekat dengan siswi tadi.

Siswi itu tidak menoleh ke arah Najong, ia malah mempehatikan jam yang ada di tangannya dengan gelisah.

Kurang beberapa langkah saja Rezza dan Najong berada di sebelah siswi itu, namun tiba-tiba siswi itu jatuh pingsan. Dengan cepat Rezza menangkap siswi itu sebelum jatuh ke tanah. Maklum jika Rezza mempunyai refleks secepat itu karena dia adalah seorang kiper.

*to be continue*

Author : Luki Himawan

6 tanggapan untuk “Vepanda part 7

  1. pak totok greget bgt njirr , ada siswa pengen masuk kelas malah disuruh minggat :v ,gw heran orang kayak gitu tapi kok bisa jadi guru yak :3 , lanjut bang!!

    Suka

    1. didunia nyata malah bukan cuma murid bang yang disuruh pergi, guru juga disuruh pergi :v
      sama bang kalo heran, gue sendiri yang pernah jadi muridnya juga heran kok ada guru kaya gitu -,-
      btw makasih udah baca cerita absurd ini XD

      Suka

  2. Awas! Nanti si Rezza nangkepnya dibagian yang salah! Bisa² ditampar Sinka malahan :v
    lanjut lah. Btw, ini ff udah ada berapa stock? lancar mulu dah kayaknya apdet 1 minggu 2 kali :v

    Suka

    1. nggak bakalan ditampar lah bang, kan pingsan :v
      ini update seminggu dua kali soalnya masih tahap awal ceritanya, ntar mulai part 10 baru updatenya seminggu sekali, soalnya udah mulai keliatan arah ceritanya XD

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.