The Rescuers 3 -Part 1-

Hai, masih ingat dengan ke empat orang yang selalu ‘bermasalah’ saat mereka mengikuti event JKT48?

Kali ini mereka balik lagi, lengkap dan utuh berempat. Meski nambah tua doang. Tapi tidak menyurutkan semangat mereka untuk selalu mendukung para oshi nya.

Well Refal sendiri sebenernya udah mau pensiun saat terakhir ia pergi ke theater kemaren. Tapii…

“Sayang, ada tiket OFC gratis masa di sia-siain?” ujarnya sambil nyengir monyet.

Jadi ke empatnya sudah berencana untuk mengikuti kegiatan OFC itu. Mungkin ini event terakhir yang akan mereka ikuti. Mungkin yaa~

Langsung aja deh kecerita~

“Mabro!”

“Goblok lu,”

“Yelah malah latah, kaga pantes lu muka sangar terus latah,” ujar Rizal.

“Bangkek lu bang, ya elu ngapain ngagetin coba?”

“Haha seloow.. Eh yang lain mana?” tanya Rizal.

“Tuh lagi pada ke toilet,”

“Ke toilet duaan? Ngapain coba?”

“Au, yang satunya megangin kali bang,”

Tawa Rizal pecah, “hahaha bangkek, megangin apaan??”

“Pintu laah, ngeres aja lu,” ujar Refal.

“Yee emang yang mikir ngeres sape mangki!” Rizal mengayunkan kepalan tangannya dan mendarat tepat di kepala Refal.

“Hh.. Makasih lho, ampe di part ketiga tetep aja dijitakin,” ujar Refal misuh-misuh.

“Woy Cal,” dari arah sana Anto dan Sagha melambaikan tangannya.

“Yoit,”

“Telat lu,”

“Biasa macet, betewe ini sepi, apa kita ditinggal?” tanya Rizal.

“Udah pada berangkat, tadinya kita mau ninggalin lu, cuma kaga boleh sama jot nya, kudu barengan ceunah, bisi nyasar maneh,”

“Haha abdi lain budak SD To,”

“Duh abdi, biasa aing bae gah,” celetuk Refal.

“Elah ini roaming kali pada pake bahasa daerah,” ujar Sagha.

“Haha, yaudah ini terus gimana?” tanya Rizal.

“Apanya gimana?”

“Ya berangkatnya? Ini masa kita mau nunggu di depan teater seharian?” tanya Rizal.

“Hai hai cowo cowo jomblo..” seseorang muncul dari dalam teater.

“Lu ngomong ke Anto kan Des?” tanya Rizal.

“Hahaha,” Sagha dan Refal reflek tertawa.

“Haha nggak kok bercanda, oya kak? Kata manajer kita kakak kakak ikut di bis anak anak T, bareng, udah di tunggu di depan,” ujar Desy.

Mereka berempat saling tatap.

“Aliig ama dedek emesh berangkatnyaa, rejeki anak sholeh,” ujar Anto.

“Aamiin…” Sagha, Refal dan Rizal mengamini ucapan Anto.

~

“Cideess,” mereka berlima disambut oleh suara cempreng Feni saat sampai di bis.

“Buset dah, ini kaga salah naik kan?” tanya Refal.

“Kenapa emang?”

“Gue pikir ini rombongan wisata anak TK,” ujar Refal sambil menutup telinganya.

“Fen itu Fen diledekin,” ujar Desy.

Feni menatap tajam ke arah Refal.

“Weits piss yaa, maap becanda doangan,” ujar Refal yang langsung lari ke tempat duduknya.

Mereka berempat diberikan empat kursi dibagian belakang. Saling berseberangan.

“Kakak yang waktu itu nyelametin aku kan ya?”

Refal dan Rizal yang mendongak.

“Eh Gre, iya Gre kebetulan aja,” ujar Rizal.

“Merendah deeh,” ledek Gre.

“Emang iya ya Fal,”

Refal masih diam terpaku menatap Gre yang hari itu… Hh astagreluv.

“Woy! Ngelamun ajee,” Rizal menepuk pipi Refal agak kencang.

“Goblok. Eh. Astaga… Lu dari tadi lu bang ngagetin aja,” ujar Refal.

“Ya elu itu diajakin ngobrol sama Gre..”

“Oh eh. Iya hehe..” Refal kembali nyengir monyet.

“Makasih lho kak, atas pertolongannya waktu itu,” ujar Gre.

“Yah Gre udah lewat jauh kali santai aja,” celetuk Anto dari arah kiri mereka.

“Eh pesut ancol diem aja, jangan nyamber,” ujar Refal.

“Waaaah ngajak peraaang,” ujar Anto sambil membunyikan kedua tangannya.

“Sst jangan berisik mau doa ini,” ujar Desy yang sedang berdiri di tengah tengah Bis.

Refal memeletkan lidahnya, menang.

“Baik sebelum kita berangkat ke tempat tujuan, ada baiknya kita berdoa, agar supaya selamat sampai tujuan, karena doa adalah koentji,” ujar Desy.

“Kunci mbak, nggak usah alay,” celetuk Sisca.

“Iih cidey nggak alay Sis, tapi woti garis keras hahaha,” ujar Okta.

“Iya sis, sis mesen satu ya sis, freeongkir kan?” ujar Anin.

“Hahahaha…” mereka yang berada di dalam bis tertawa mendengar celetukan Anin.

“Oke sudah cukup. Sekarang berdoa!” ujar Desy.

Semuanya mendadak diam, mereka berdoa dengan hikmat.

“Selesai… Ayo jalaaaan!!!”

“Yeaaaaaah!!!” teriak semuanya.

Selama perjalanan Refal terlihat celingukan mencari sesuatu.

“Kenapa Fal?” tanya Rizal.

“Nggak, kok gue kaga ngeliat Elaine ya?” tanya Refal.

Gre yang mendengar itu langsung menoleh.

“Ci Ilen udah grad kak,” ujarnya.

“Oh ya? Kapan?? Gue kaga ngikutin kalian lagi udah lama kayaknya,” ujar Refal yang agak terkejut.

“Emang nggak terlalu lama sih,” ujar Gre.

“Yaah sayang ya…”

“Sayang kenapa?” tanya Gre.

“Eh? Nggak apa kok sayang,” ujar Refal.

Rizal, Anto dan Sagha terkekeh karena Gre sudah terjebak dengan ucapan Refal.

“Ken… Oohh… Tertipu aku,” ujar Gre yang kemudian duduk kembali di kursinya.

“Haha sabar ya Gre,” ujar Shani yang duduk di samping Gre.

“Iya Ci, sabar aja aku mah,” Gre kemudian menyenderkan kepalanya di pundak Shani.

~

Ternyata Bis mengantar mereka menuju bandara Soekarno Hatta, kemudian menggunakan pesawat LinkKota mereka terbang menuju suatu tempat.

“Betewe, OFC event nya di mana sih?” tanya Rizal yang kebetulan di seberang kanannya adalah Shani.

“Hm, ke pulau apa gitu namanya, nanti dilakuinnya di sana,” ujar Shani.

“Buse, itu ngeluarin berapa duit sampe ke pulau gini?” tanya Refal.

“Entahlah, kan yang ngatur pihak jot bukan kami,” ujar Anin.

Bener juga sih….

“Terus ini semua member gitu?” tanya Anto.

“Nggak, tim T aku, Mamih Haruka, Anin, Feni, Okta, Sisca, Gre sama Shani,” ujar Desy.

“Yang lainnya?”

“Nggak ikut, jadi… Ya pokoknya liat nanti deh, nanti dijelasin,”

“Yang pasti nanti di sana bakalan ketemu banyak tantangan,” ujar Okta semangat.

“Masa??” tanya Refal.

“Ih beneraaan..”

“Bodoooo…” ujar Refal, Desy, Shani, Gre, Feni, Sisca dan…. Ya masa gue absen satu satu..

“Iih jahat,” Okta merengut, kemudian ia menutupi wajah dengan hoodie jaketnya.

“Ululu ngambeek,” Desy menoel dagu Okta.

“Tapi yang pasti ini event OFC paling mantep ya?” ujar Sagha.

“Iya kita juga nggak sabar, pulau apa yaa kira-kira..” ujar Gre.

“Haha aku juga nggak tau, yauwis to, tinggal liat aja nanti,” ujar Desy yang jawanya keluar lagi.

Semuanya mengangguk. Kemudian kembali sibuk dengan diri dan pikiran masing-masing.

Ada apakah di sana? Tunggu cerita selanjutnya.

*digeprak

~

“Nah itu mereka,” tunjuk Desy. Ia menunjuk sebuah rumah ngg… hotel yang cukup mewah. Di sana juga sudah ada tim J tim KIII dan beberapa fans lainnya yang mengikuti OFC ini.

Bukannya membereskan barang Refal malah mengabsen member tim lainnya yang ikut.

“Tim J, Melody, Ve, Naomi, Beby, Shania, Gaby, Nabilah, Ghaida, Ayana, sama Jeje,” ujar Refal.

“Tim KIII nya, Lidya, Vienny, Yona, Saktia, Della, Kinal, Sinka, Yupi, Hanna,” ujar Rizal.

“Itu gen 4 ya bang?” tanya Refal.

“Yap, Yuriva, Celine, Jinan,” jawab Rizal.

Refal manggut manggut. Maklum ia bahkan tidak tahu kalau Jeketi udah mau penerimaan gen5.

“Heh, beresin barangnya, kamar fans ada di lantai 1, total yg ikut tuh 20 orang, dan ada 5 kamar di bawah, nih kunci kamar kalian,” Desy melemparkan kunci bertuliskan 05, ya kamar terakhir.

“Oke thanks Des,” ujar Anto.

Keempatnya masuk ke dalam hotel tersebut.

“Well not bad lha ya.. Setidaknya ada dua kasur, alias kita nggak desek desekkan tidurnya,” ujar Anto sambil berbaring di atas kasur.

“Yaaah mayan lha, bisa ngaso dulu, tapi ku kangen omik,” ujar Sagha.

“Nggak kangen Shania?” celetuk Anto.

“Nabilah?” tambah Rizal

“Apa lo? Mau nambahin juga!?” ujar Sagha saat melihat Refal hendak angkat bicara.

“Yee GR, gue mau mindahin pesut ancol ini,” ujar Refal sambil mendorong tubuh Anto agar ia bisa berbaring juga.

“Sialan!” Anto melempar bantal ke muka Refal.

“Mulai deh,” ujar Rizal.

“Tapi nanti kira-kira OFC nya ngapain ya?” tanya Refal.

“Tau, Campfire gitu kali di pantai,” ujar Sagha.

“Lha ya sepele,” ujar Refal.

“Sotoy lu Gha, siapa tau beda, orang rame-rame gini, siapa tau bikini party,” ujar Anto.

“Bikini party Palelo wa Emerald, sekate-kate lu kalo ngomong bang,” ujar Refal.

“Kan siapa tauu,” ujar Anto.

“Udah ah, ini siapa yang mau mandi duluan?” tanya Rizal.

Pass,” ketiganya berucap bersamaan.

“Najong, pada males-males banget,” ujar Rizal.

“Cape elah bang, lo kata terbang dari Jakarta ke sini deket, etapi ini kita di mana dah?” ujar Refal.

Tok..tok..tok

Rizal yang paling dekat dengan pintu membukakan pintunya.

“Cal, jam tujuh malem nanti kita kumpul di depan ya, kasih tau temen-temen yang lainnya,” ternyata Sinka yang mengetuk, ia membawa selembar kertas berisikan susunan acara untuk hari ini.

“Oh iya…”

“Makasih ya Sinkaa..” ucapan Rizal terpotong karena teriakan norak dari Anto dan Refal.

“Hehe, ya gitu. Makasih,” ujar Rizal kikuk.

“Iya sama-sama,” ujar Sinka sambil mengangguk.

Pintu kembali ditutup.

“Wadudut, mau mandi disamperin Oshi, enak banget,” ujar Sagha.

“Iya ya, untung nggak sekalian…”

“Sekalian mandiin kan?” celetuk Rizal dengan nada sebal.

“Yee ngeres, nggak sekalian bawaain makanan, wuuu,” Refal buru-buru ngumpet dibalik badan Anto sebelum Rizal melemparnya dengan termos.

~

“Holla~ .. Selamat malam semuanya,” suara Vedadari, eh suara Ve menggema di seluruh ruangan.

Tepat tujuh malam semuanya sudah berkumpul di Aula. Ketiga puluh member sudah duduk di barisan terdepan, sedangkan para fans yang mengikuti kegiatan ini berada di barisan belakang.

“Malam Vee..” ujar semuanya.

“Apa kabar kalian semua?”

“Baaaiiikk…”

“Puji Tuhan, jadi di malam yang berbahagia ini, izinkan aku Veranda untuk mengumumkan kegiatan OFC ini, boleh yaa?”

“Nggaaak,”

“Lho lho kok nggak?” ujar Ve sambil menggembungkan pipinya.

“Ululu, kape minta di cubit pipinya,” teriak fangirl dari barisan belakang.

“Heheh, iya.. jadi, OFC kali ini berjudul… ONE PIECE!!”

“One Piece?” tanya Refal.

“Apa bakal berburu harta karun?” bisik Rizal.

Semuanya pun mulai berasumsi tentang event yang akan diadakan kali ini, saling berbisik kepada teman yang berada di sebelahnya.

“Nah, pasti deh udah bisa nebak bakalan kemana event ini. Tapi, ini aku jelasin dulu yaa,”

“Sssttt..” semuanya langsung diam menunggu informasi selanjutnya dari Veranda.

“Nah, sebelum aku jelasin tentang bagaimana event ini, dan bagaimana peraturannya, di sini aku punya satu kotak besar yang berisikan nomor kelompok, jadi nanti satu persatu dari kalian maju ke depan, ngambil nomernya, silahkan kalian bacain dapet nomer berapa, nanti biar pihak staff yang mendata, ngerti?”

“Ya ya pahaam,”

“Gut, oke Nal maju Nal,” ujar Ve yang kebetulan Kinal duduk di bangku deretan paling pojok kanan.

“Lho aku dulu?” tanya Kinal.

“Iya kan kamu duduk paling pertama,” ujar Ve. Mau tidak mau Kinal maju ke depan. Ia kemudian memasukkan tangannya ke dalam kotak, mulai mencari selembar kertas di dalamnya.

“Ngg.. nomor 2,” ujar Kinal.

“Oke, Kinal dapet nomor dua,” ujar Ve. Pihak staff yang kebagian mendata mengangguk paham dan mulai mencatat nama Kinal di laptopnya.

“Next, Lidya ayo,” ujar Ve.

Lidya mengangguk, ia melangkah ke depan, mengambil nomornya dan.. “Nomor 1 kak,” ujar Lidya.

“Lidya nomor satu,” ujar Ve.

Dan begitu seterusnya.. hingga semua member jekate mendapatkan nomornya masing-masing.

“Ayo masnya yang di ujung maju,” ujar Ve.

“Woy Nto, bangun, yee malah tidur,” ujar Sagha sambil menggoyangkan badan Anto. Yang lainnya tertawa, karena tidak habis pikir, bisa-bisanya tidur di saat seperti ini.

“Oh, udah giliran gue ya, oke oke..” Anto pun maju ke depan.

“Nomor 4,” ujar Anto.

Selanjutnya, Sagha, Rizal dan Refal juga maju ke depan.

“Nomor 2,” ujar Sagha.

“Nomor 5,” ujar Rizal.

“Nomor 1,” ujar Refal.

Daaan… begitu hingga semuanya sudah mendapatkan nomornya masing-masing termasuk Ve.

“Jadi, hasilnya adalah…”

Sebuah layar turun di belakang Veranda. Di layar itu menampilkan tim yang tadi baru saja diundi.

Tim 1

Melody, Nabilah, Lidya, Saktia, Desy, Shani, Sisca, Refal, Ahmad, Vina

Tim 2

Shania, Jeje, Ayana, Sinka, Hanna, Haruka, Jinan, Sagha, Guntur, Lusi

Tim 3

Ghaida, Naomi, Yona, Yupi, Viny, Anin, Okta, Yuriva, Rizal, Rully.

Tim 4

Ve, Beby, Gaby, Kinal, Della, Gre, Feni, Celine, Anto, Edho.

“Lha kita beda tim semua?” ujar Refal.

“Yaa bagus dong, biar gak bosen,” celetuk Sagha.

“Bukan gitu, maksudnya Refal Gha, maksudnya dia tuh takut kalah kalo nggak ada gue,” ujar Anto.

“Kalo eventnya makan banyak iya pasti kalah gue,” ujar Refal.

“Ya, berarti kita bersaing sekarang,” ujar Rizal.

Keempatnya saling tatap kemudian tersenyum.

“Ya, silahkan berkumpul dengan timnya maisng-masing,” ujar Ve.

Mereka berempat berpisah menuju timnya masing-masing.

“Oke, karena tim sudah terbentuk, aku mau jelasin nih eventnya. Ini event spesial, karena apa? Karena event kali ini hanya didatangi oleh sepuluh fans terpilih. Yang sebelumnya sudah kami undi. Dan juga, event kali ini aka nada pemenangnya. Ya karena kita akan bertanding antar tim,” jelas Ve.

“Ngg, kayaknya nggak adil ya kalo aku yang bacain, gimana kalo staff aja yang bacain?” tanya Ve.

“Setujuuuu..” ujar semuanya.

“Baik, izinkan saya yang mengambil alih,” ujar salah satu staff yang kini mengambil mic nya.

“Jadi, di event kali ini, setiap tim akan diberikan misi yang harus dipecahkan bersama-sama. Akan ada tiga misi. Dan di tiap misi akan diberikan nilai, nilai itu akan menentukan apakah kalian bisa melanjutkan ke stage berikutnya atau tidak, paham?”

“Ngg, apakah itu dimulai sekarang? Maksudnya malam ini juga? Atau besok?” tanya salah satu fans.

“Kita mulai malam ini, untuk misi pertamanya,”

“Lha? Buse malem-malem gini,” celetuk Refal.

“Nah, sekarang kita ke lantai tiga,” ujar si staff itu.

Semuanya mengangguk, mereka berkelompok mengikuti arahan dari staff.

“Nah, di sini ada empat ruangan yang masing-masing ruangan sudah di pasangkan nomor kelompoknya, silahkan berdiri di depannya,”

Refal dan anggota satu timnya berdiri di depan pintu nomor 1.

“Samakan jam ya, sekarang pukul 20.55, kita akan mulai 5 menit lagi,”

Tim 1.

“Waduh Teh Mel, kira-kira apaan ya?” tanya Nabilah.

“Lha? Mana aku tau dek, aku aja nggak boleh ikut briefing,” ujar Melody.

Tim 2.

“Mamih, ngantuuk,” rengek Ayana sambil meluk Jeje dari samping.

“Ye gendeng, ini mau mulai event, tapi ya emang iya sih ngantuk, orang malem-malem gini, bukannya tidur kita malah mainan,” ujar Jeje.

“Iya, apa nggak bisa besok aja apa ya,” tambah Hanna.

Tim 4.

“Nal ih, masih nyemil aja, gendut lho!” ujar Ve sambil mencubit lengan Kinal pelan.

“Laper Ve, aku nggak makan tadi sore,”

“Lha kenapa nggak makan?”

“Hehe, lupa,”

“Halah kode itu mah Kak Ve, minta diperhatiin,” celetuk Beby.

“Eh, yang beda tim diem aja ya,” ujar Kinal.

“Biar sekarang beda tim sama Nju, kit amah masih tim J,” ujar Beby.

“Yee, nyebelin dasar,” gerutu Kinal.

Tim 3.

“Di dalemnya ngapain ya?” celetuk Vienny.

“Iya, penasaran, jangan-jangan..”

“Jangan-jangan apa Ghai?” tanya Naomi.

“Jangan-jangan di suruh bobo bareng?”

“Wah, ya enak atuh,” celetuk Rully.

“Weeh, masnya nyamber aja kalo urusan tidur,” cibir Yupi.

Rully hanya bisa nyengir.

“Well, kita liat aja deh nanti,” ujar Yona.

“Baiklah, saya hitung mundur ya, 5 …. 4 …. 3 …. 2 …. 1.. ! Yak silahkan masuuk!!”

Semuanya secara bersamaan masuk ke dalam ruangan masing-masing.

Ruangan 1.

“Oke apa ini?” tanya Melod yang melihat ada satu meja di ruangan itu.

Semua member dan juga Refal mengitari meja itu.

“Hm..”

Ruangan 2.

“Lha kosong?” ujar Jeje.

“Ng, ini apaan?” tanya Ayana sambil menatap papan tulis pada ruangan itu.

Di ruangan 3 dan 4 pun sama, mereka menemukan sebuah catatan yang bertuliskan..

Pecahkan soal ini, berikan alasan yang tepat.

  1. Seorang detektif sedang menelusuri jejak penjahat. Sampai suatu ketika, jejak itu berakhir di sebuah rumah. Ternyata rumah itu tidak memiliki pintu dan jendela. Bagaimana caranya agar detektif itu masuk ke rumah tersebut tanpa lewat atap?
  2. Jika diucapkan sekali, dia jauh. Jika diucapkan dua kali, dia malah dekat, apakah itu?
  3. Kata apa yang di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ejaannya salah?
  4. Dalam suatu balapan, Marc Marquez berhasil menyalip Jorge Lorenzo yang ada di posisi kedua. Posisi berapa Marc Marquez sekarang?
  5. Bayangkan Anda sedang berada di tepi jurang. Kanan dan kiri adalah jurang, sedangkan di depan anda ada harimau yang siap menerkam dan di belakang anda ada singa kelaparan. Bagaimana anda lolos dari kondisi tersebut dengan selamat?
  6. Anggap saja JOT sedang mengadakan kegiatan hiburan untuk di channel youtube JKT48, ada 12 member yang sebelumnya sudah diundi untuk mengikuti kegiatan tersebut. Mereka terbagi dalam 6 kelompok. Melody bespasangan dengan Yuriva, Gaby berpasangan dengan Celine, Feni berpasangan dengan Gre. Saat sedang membagikan kelompok Lidya yang saat itu baru datang karena macet kena hukuman dari staff karena terlambat. Lidya di suruh untuk mencari partnernya sendiri. Namun ia mengalami kesulitan, karena saat menemui Yupi ternyata Yupi udah berpasangan dengan Sisil, sisanya tinggal Ayana, Nabilah, dan Yansen. Jadi siapa yang seharusnya berpasangan dengan Lidya? Berikan alasan yang tepat!

Bobot nilai :

1 – 5 = 10 poin

6 = 50 poin

Waktu kalian 60 menit dari sekarang!

Selamat menjawab!

“Gue tidur aja ya,” ujar Anto yang langsung nyerah saat membaca soalnya.

“Yee, enak aja, bantuin mikir!” ujar Kinal.

Tidak berbeda dengan mereka yang ada di ruangan lainnya, para peserta juga sedang bingung mencari jaawbannya.

Tim 3, ruangan 3 sepuluh menit setelah permainan di mulai.

“Hmm, oke nomor satu jelas banget kalo jawabannya, ya tinggal masuk, karena tu rumah kaga ada pintu sama jendelanya, jadi ngapain lewat atap?” ujar Rully.

Rizal mengangguk, begitu juga dengan Naomi dan Ghaida.

“Eh iya ya, ngapain mikirin lewat atap!?” teriak Okta yang baru sadar akan kebodohannya.

“Nomer 4, jawabannya posisi 2 nggak sih? Soalnya kan si Lorenzo nya tadinya posisi dua?” ujar Viny.

“Cerdas!” puji Rizal dan Rully bersamaan.

Yupi yang kebagian nulis jawaban Cuma manggut-manggut optimis kalo timnya bakalan bisa ngejawab soal yang ada.

Tim 2, ruangan 2.  Lima belas menit setelah permainan di mulai.

“Aaah bodo aaah, susaaah,” ujar Ayana sambil duduk di lantai.

“Kalem mbak, ini kita lagi pada mikir kok,” ujar Guntur.

“Embak embak, kamu kan kayaknya lebih tua deh,” ujar Ayana sambil merengut.

“Hahaha,” yang lainnya tertawa mendengarnya.

“Ng.. nomer 2 ini jawabannya langit bukan?” tanya Sinka.

“Langit?” yang lainnya menatap Sinka bingung.

“Ya, kalo diucapin sekali, Langit, kalo dua kali Langit-langit, Langit kan jauh, tapi kalo Langit-langit mah ya itu kan?” ujar Sinka sambil menunjuk bagian atas ruangan.

“Puji Tuhan kejawab satu!” ujar Shania.

“Catet Nan catet,” perintah Jeje.

Jinan menuruti perintah seniornya.

“Soal lainnya kak?” tanya Jinan.

“Oke, soal nomor tiga adalah ‘Kata apa yang di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ejaannya salah?’” ujar Haruka.

“KBBI? Emang KBBI bisa salah juga?” celetuk Hanna.

“Ya namanya juga manusia,” ujar Sagha.

“Tunggu, kalo satu-satunya kata yang ejaannya salah ya.. salah?” ujar Lusi.

“Salah? Maksudnya?” tanya Jeje yang nggak ngudeng.

“Iya salah, kan ada kata ‘salah’ dalam KBBI,” ujar Lusi.

“He?” Jeje masih nggak ngudeng.

“Gini lho mamih ku sayang, aduuh aku aja paham, tau ‘kata’ kan? Ada ‘kata’ ada ‘kalimat’? ujar Ayana.

“Ng.. iya kalimat, kalimat adalah susunan dari kata, dan kata adalah susunan dari huruf yang memiliki arti,” ujar Jeje.

“Nah pinter. Jadi ada dong kata ‘salah’ dalam KBBI?” ujar Ayana.

Lima detik…

Sepuluh detik…

“Oooh!! Ya ya ngeeerti, astagaa!” ujar Jeje akhirnya.

“Oke, tulis Nan,” ujar Shania.

Jinan kembali mengangguk.

Tim 1, ruang 1. Setelah empat puluh lima menit berselang.

“Ini nomer lima apa banget? Yaudah aja gua mah loncat ke jurang,” ujar Nabilah.

“Haha, iya sih, tapi emang itu jawabannya?” ujar Lidya.

“Ya mana gue tau Om Lidyaaa..”

“Yee, malah ngeledekin,” ujar Lidya sambil cemberut.

“saktia kaga bisa jawab? Biasanya otaknya brilian?” ujar Dessy.

“Iya, kak Saktia?”

“Iya nih Saktia biasanya cemerlang,” tambah Ahmad.

“Ngg.. kalo misalnya Isyana disuruh ngebayangin gitu….”

“Elaah Isyanaa,” ujar Lidya sambil menguyel muka Saktia.

“Eeeh, dengerin dulu, duh om nakal. Jadi kalo Isyana suruh ngebayangin Isyana ada di jalan yang kanan kirinya jurang, depan belakang singa sama harimau, Isyana mah mending kaga usah ngebayangin dah.. takuut!” ujar Saktia sambil memasang pose selucu mungkin berharap semuanya tertawa mendengar jawabannya.

Tapi..

Malah hening..

“Iya juga, ngapain juga dibayangin?” ujar Refal.

Semua member akhirnya mengangguk.

“Catet… ngg kamu namanya Vina kan?” tanya Melody.

Vina mengangguk.

“Eh, tapi masa Fans yang nyatet, kamu aja Nab,” ujar Melody.

“Kok aku?” tanya Nabilah sambil merengut.

“Kamu mau mikir jawabannya emang?” tanya Melody.

“Yaa… ng… mau lah!” ujar Nabilah.

“Yaudah, siapa nih yang mau nulis?” tanya Melody.

“Aku aja kak,” ujar Sisca sambil mengacungkan tangannya.

“Eh, jawaban gue bener ya emang Lid?” tanya Saktia.

“Haha, iya monyong, jawaban lu bener,” ujar Lidya.

“Weeits, Isyanaaa..” ujar Saktia.

Yang lainnya hanya menggelengkan kepalanya.

“Next.. next,” ujar Refal.

“Jadi, nomor satu sampe tiga udah, nomor lima udah, tinggal nomor empat sama enam nih,” ujar Lidya.

“Nomor empat, si Lorenzo kan nyalip ya, sedangkan si Marquez tadinya posisi dua, ya berarti si Lorenzo nempatin posisi Marquez nggak sih?” tanya Ahmad.

“Jadi posisi dua gitu?” tanya Refal.

“Yaa, logikanya kan gitu?” ujar Ahmad.

“Iya sih, gimana?” tanya Refal kepada anggota lainnya..

“Tulis aja deh ya, waktunya mau selesai juga…” ujar Melody.

“Sip,” Sisca langsung menulisnya.

10 menit terakhir, sepertinya tiap peserta sudah berada di soal nomor enam, meski seperti kelompok 2 yang ada beberapa soal yang dijawab sekenanya, tapi daripada nggak di isi kata Haruka.

“Nomer enam nih,” ujar Kinal.

“Iya.. hh, apaan ya,” ujar Gaby sambil memijat pelipisnya yang mulai terasa pusing.

“Ai udah pusing banget Kak Kinal, Ai surrender aja deh,” ujar Della.

“Jangan dooong, nanti kita nggak bisa ngelanjutin misi selanjutnya,” ujar Gre.

“Iya jangan nyerah dulu kaak,” ujar Feni menyemangati.

“Fen.. Gre, mau kamu bilang gimana juga, otak ai udah burning..” ujar Della.

“Haha, yaudah istirahat aja Del,” ujar Ve.

“Jadi gimana Ve?” tanya Kinal.

“Entahlah Nal, aku coba untuk nyari polanya ya, dari dua belas orang, ada dua tim yang beranggotakan member dari tim yang sama, nah kalo si Lidya milih Yansen, Nabilah, atau Ayana, yang agak masuk akalnya ya, Ayana sama Nabilah, soalnya mereka satu tim? Jadi Tim T nya Feni sama Gre, tim KIII nya Yupi sama Sisil, so tim J tinggal Ayana sama Nabilah, dan mau tidak mau Lidya ya sama Yansen,” ujar Ve.

“Mungkin yaa..” ujar Edho sambil manggut-manggut.

“Lagian tinggal suruh Lidya milih aja,” jawab Edho enteng.

“Heleuh, kalo gitu mah ngapain dibikin soalm” ujar Kinal.

“Jadi jawabannya Yansen kak?” tanya Celine.

“Iya, alasannya tadi, Ayana dan Nabilah satu tim, jadi biar lengkap ada tiga tim yang beranggotakan member dari tim JKT48 yang sama,” ujar Ve.

Celine mengangguk paham.

Akhirnya setelah semua ruangan berasap karena kesusahan mencari jawaban ke enam soal itu, waktu yang ditentukan telah habis.

“Baiklah, sekarang pemeriksaan yaa,” ujar Staff.

Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam.

Semua peserta kembali berkumpul di aula.

“Nah, jawaban soal pertama adalah, ‘Masuk saja, melalui pintu dan jendela’. Karena kan rumah itu nggak ada pintu sama jendelanya,” ujar Staff.

“Yee!!” teriak semuanya.

Kemudian di layar muncul nilai yang diberikan kepada tiap tim. Ternyata semua tim menjawab benar. Score masih 10.

“Soal kedua, jawabannya adalah?”

“Langiiit!!” teriak semuanya.

“Yap! Betul semuaa, nggak perlu dijelasin yaa, udah tau sendiri alasannya!” ujar staff.

Semuanya mengangguk.

“Yang ketiga?”

“Salah!”

“Lha lha? Haha ada dua jawaban, jadi yang bener adalaah.. SALAH!” ujar staff.

“Yooot~” ujar mereka semua.

“Tunggu, daripada ogut jelasin satu-satu ya, gue tanyain langsung aja, jawaban nomer empat?” tanya staff.

“Posisi 2!” jawab semuanya.

“Oke, itu benar,”

Papan Score kembali berubah, kini semuanya kembali mendapatkan angka yang sama, yaitu 40.

“Nomor Lima?”

“Berenti bayangin!” tim 1 suaranya paling kenceng.

“Hahaha, bener, oke kita lihat ada yang salah kah?” ujar Staff sambil menatap layar.

Ternyata tim 3 dan tim 2 salah. Mereka tidak mendapatkan nilai.

“Tuhkan! Nggak usah dibayangin gue bilang, elu malah jawab tidur,” ujar Jeje sambil menoyor pelan Ayana.

“Aduuh mamiiih, ya kan aku nggak tauu,” rengek Ayana.

“Haha udah Je, buset kasian itu anak orang,” ujar Nabilah.

“Kelompoknya Ghaida jawab apa?” tanya staff.

“Ngg.. lompat ke jurang, abis daripada di makan?” ujar Ghaida.

“Hahaha iya iyaa, okelaah, tapi maaf ya nggak dapet nilaii,”

Ghaida dan timnya hanya mengangguk pasrah.

“Dan sepertinya, nomor enam ini ya yang pada susah jawabnya?” ujar si Staff.

“Iyaaa, soal macam apa ituuu!?” teriak Jeje.

“Haha lunya aja Ci otaknya tumpuul,” celetuk Desy.

“Wah kurang ajar, eh awas lo ya nebeng gue lagi,” ujar Jeje sambil menunjuk Desy.

Kembali yang ada di ruangan tertawa mendengar celotehan mereka.

“Oke, ada jawaban yang nilainya 50 nih, dia adalah…”

Semuanya saling tatap, harap-harap cemas..

“Tim 1! Selamat nilainya sempurnaa1” ujar Staff.

“Yeaaah!!!” Nabilah teriak paling kenceng.

“Buse Nab! Teriaknya biasa ajaa!” ujar Kinal sambil mengorek kupingnya yang berasa kemasukan benda tajam.

“Hahaha, oke, oke.. jadi bisa menjelaskannya?”

“Nah, mana tuh orangnya yang jawab?” ujar Nabilah.

“Fal maju sana,” dorong Lidya.

“Buse, eh seriusan dijelasin nih?” tanya Refal.

“Iye udah sonoo,” ujar Lidya dan Nabilah.

Semuanya menatap ke arah Refal.

“Oke jadi bisa jelasin?” tanya Staff saat Refal sudah berada di depan.

“Ngg, bisa, ada alat tulis gitu nggak? Atau pen tab gitu?” tanya Refal.

“Ada nih ada,” Staff memberikan pen tab ke Refal.

“Nah jadi, yang gue lakuin adalah nulis nama membernya dulu, di situ ditulis, Kak Mel sama Yuriva, Gaby sama Celine, Feni sama Gre, terus Yupi sama Sisil, sisanya tinggal Lidya, Ayana, Nabilah, Yansen. Well jawaban ogut ya Yansen. Jadi gini, gue nulis nama lengkap mereka dulu nih, Melody Nurramdhani Laksani, Zahra Yuriva Dermawan, terus Gabriela kan ya? Gabriela Margareth Warouw, sama Tan Zhi Hui Celine…”

Refal menuliskan semua nama member yang ada di soal nomer enam itu secara lengkap.

“Nah udah nih, terus setelah ngotak atik, gue coba lingkarin huruf pertamanya, tim satu itu berarti M dan Z, tim 2 G dan T, tim 3 F dan s, tim 4 C dan P, dan sisanya empat orang, L untuk Lidya, A untuk Ayana dan N untuk Nabilah, juga Y untuk Yansen.

Kalo kita perhatiin, jumlah huruf ada 26, dari A sampe Z, kalo dibagi dua akan terpotong di N. so, dari A sampe M adalah bagian 1, dan N sampe Z bagian dua. Dari sini udah keliatan nggak sih? Kalo semua member yang udah punya tim itu yaa sesuai dengan posisi abjadnya, dari Melody dan Zahra aja, itu udah M sama Z, udah merupakan huruf akhir.

Simplenya, ya A pasti sama N, Ayana sama Nabilah, so Lidya pasti sama Yansen, begitu,” ujar Refal.

“Yak! Sempurnaaa~” ujar si Staff..

“Anjeeer, lu niat amaat pake nulisin nama lengkapnyaa,” ujar Jeje.

“Heleuuh, ternyata gitu,” ujar Beby

“Jadi hasil akhirnya adalaah….

Tim 1 = 100

Tim 2 = 40

Tim 3 = 50

Tim 4 = 80

Yak! Selamat untuk tim satu tim tiga dan tim empat, kalian berhak melanjutkan ke misi selanjutnyaaa,”

-TBC-

Created by: @Falahazh

14 tanggapan untuk “The Rescuers 3 -Part 1-

  1. Ohh… Jarak alfabet toh wkwkwk. Anjir, penasaran gue sama jawabannya semaleman, untung gak telat bangun pagi buat latihan rutin XD wkwkwk

    Ditunggu lanjutannya bang! (Y)

    Suka

  2. Mantapp bang lanjut terus, untung aja otak gue udah senam jadi gak cidera waktu gue pake buat baca ff ini :v gue tunggu lanjutan nya :3

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Falah Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.