“Hitam Putihnya Panda : Sinka” Part 1

Panda, siapa sih yang tak menyukainya? Mungkin hanya beberapa orang saja yang tidak suka dengan hewan bermotif dua warna itu, lagipula wajar jika hewan berbadan besar itu banyak disukai oleh para cewek, ya salah satunya aku….

Namaku Sinka Juliani, cewek yang baru akan memulai bersekolah di bangku SMA Swasta Elit di Jakarta setelah kemarin lulus SMP dengan salah satu nilai terbaik. Entah kenapa aku tidak memilih sekolah negeri sebagai lanjutannya dan malah memilih sekolah swasta, mungkin penyebab terbesarnya adalah kakakku yaitu kak Naomi tapi lain kali saja aku akan membahasnya yang penting berkat perbuatannya itu aku terpisah dengan para sahabatku yang melanjutkan ke SMA negeri.

Awal sekolah aku sudah bersiap dari pagi dengan seragam putih abu-abu, padahal seragam utama murid cewek sekolah itu adalah putih selaras dasi menyilang dan blazer hitam bergaris putih, sedangkan roknya hanya bermotif kotak-kotak berwarna merah selutut. Namun karena hari ini adalah hari senin berarti seragam menggunakan putih abu-abu beserta topi dan dasinya untuk mengikuti upacara bendera.

Sekitar pukul 05.45 pagi aku sudah rapih dan duduk sendiri di dalam mobil, menunggu kak Naomi yang dari lima menit lalu belum datang juga. Yap benar jika kami satu sekolah dan dia tahun ini naik ke kelas tiga, itulah sebabnya jika kak Naomi bersikeras menarikku untuk mengikuti jejaknya bersekolah. Aku hampir lupa memberitahu nama sekolahnya, namanya adalah SMA Kirin High School, nama yang cukup terbilang aneh menurutku.

“Hei nunggu lama ya?”

Suara kak Naomi memecah lamunanku, dia kemudian masuk ke mobil dengan senyumnya yang khas. Setelah tuan putri itu masuk ke mobil dan menutup pintunya barulah kami benar-benar berangkat dengan diantar oleh supir pribadi. Mungkin kalian berpikir aku anak orang kaya yang nantinya akan mendapat pasangan cowok populer di sekolah setelah itu memiliki akhir cerita yang bahagian? Ya aku memakluminya tapi jujur saja jika aku berharap tidak seperti itu.

“Masih aja setia sama sweater pandanya dek.”

Jika kalian tidak lupa kalau aku adalah cewek penyuka panda, sebab itu aku menggunakan sweater seperti panda. Sudah lama sweater ini menemaniku mulai dari SMP kelas 2 walau waktu itu kebesaran untungnya sekarang pas di badan.

“Masih inget sama gebetan ya yang ngasih sweater itu?”

Tidak usah terkejut, memang seperti itulah kepribadian kakakku, untung saja aku sudah terbiasa dengannya sejak lahir jika tidak mungkin saja aku menganggap dia bukan kakakku. Oh iya tentang sweater, kak Naomi memang benar kalau sweater yang kupakai adalah pemberian dari seseorang, bukan pacara ataupun sahabat melainkan hanya kakak kelas yang sepertinya obses kepadaku. Saat masih kelas dua aku sudah ditembak oleh kakak kelas itu tapi dulu tidak mempunyai kepikiran untuk pacaran dan alhasil aku menolaknya di depan orang banyak, haha itu momen yang aku suka, untung saja sweater ini pemberiannya seminggu sebelum kejadian itu berlangsung. Aku tidak gengsi atau malu menggunakan sweater pemberiannya karena sesuatu yang menyangkut panda adalah hal berbeda.

“Sepertinya kamu bakal mudah cari cowok di sekolah ini.”

Aku melirik kak Naomi sesaat, entah apa yang ada di otaknya sehingga dia bisa berbicara hal aneh, tapi jika dipikir ucapannya sedikit benar karena saat masa orientasi waktu itu aku mendapat banyak gombalan dari para osis disana, huh benar-benar menjijikan. Dengan tinggiku sekitar 172 cm, rambut panjang terurai ke belakang sekitar sepunggung ditambah poniku, lagipula aku memiliki kulit putih mulus, sebab itu sepertinya aku tidak perlu khawatir tantang cowok dimasa-masa SMA ini.

Lima belas menit berlalu akhirnya kami sampai di depan gerbang sekolah, turun dari mobil ada sebuah kecurangan yang terjadi, kak Naomi langsung berkumpul dengan teman-temannya dan masuk ke dalam sekolah sedangkan aku menghela napas panjang memperhatikan sekitar berharap ada orang yang kukenal. Baiklah Sinka semua ini bisa diatasi, pikirku sambil mulai melangkahkan kaki berbaur dengan murid lainnya untuk masuk ke dalam gerbang.

Aku sejenak terpukau melihat lingkungan sekolah hari ini, karena saat waktu MOS keadaan benar-benar berubah, hari ini terlihat rapih dengan tanaman hijaunya yang tersusun sempurna di setiap sisi lapangan, koridor, depan kelas, bahkan tangga. Sepertinya akan nyaman bersekolah di SMA Kirin High School. Aku mendapati kelasku di lantai satu sebelah kiri utara dari lapangan, kusimpan tasku di meja yang memiliki jarak dua blok dari meja guru setelah itu aku tinggalkan dan bersiap di lapangan untuk upacara, berharap agar kembali ke kelas nanti aku sudah mempuyai teman duduk yang sesuai dengan harapanku.

Upacara berjalan dengan sebagaimana mestinya, namun karena ini upacara bendera pertama setelah tahun ajaran baru membuat pidato dari kepala sekolah terdengar lumayan panjang, seperti biasa dia memberi review peraturan sekolah lagi di dalam pidatonya. Setelah hampir dua jam berlalu semua murid akhirnya kembali ke kelas mereka masing-masing untuk memulai pelajaran mereka, ya semoga ada seorang teman baru di mejaku itu dengan senyumnya yang khas sedang menatapku. Keberuntungan sepertinya sedang memihakku kali ini, ada seorang cewek loli dengan poninya menggemaskan duduk di sebelah bangku yang nantinya aku duduki, dia menatapku saat aku berjalan mendekatinya dan duduk di sebelahnya.

“Halo perkenalkan namaku Cindy Yuvia, panggil aja Yupi.” Sapanya sesaat aku baru saja duduk. Wajahnya yang loli membuatku benar-benar sejenak terdiam, dengan rambut panjang berponi, senyum berseri, mata bulat indah, berkulit putih dan mulus. Huh aku sempat beberapa detik berharap jika dia cocoknya menjadi adikku.

“Aku Sinka Juliani, panggil aja Sinka, semoga kita bisa terus akrab sampai kelulusan nanti.”

Teman pertamaku tidaklah buruk, aku malah bersyukur jika aku bertemu dengan orang sepertinya yang bila di perhatikan seakan dia masih polos. Aku melihat murid lainnya dengan mengamati kelas, terlihat semuanya begitu asing di mataku tapi tetaplah tenang ikuti alur yang ada. Selang beberapa menit akhirnya seorang guru masuk, guru muda sekitar umur 24 tahun, berpenampilan menarik, tinggi dan tentu saja cantik. Dengan cepat aku merubah gaya rambut menjadi ponytail agar terlihat rapih dalam kesan pertama dengannya.

Guruku memperkenalkan dirinya di depan kelas dan semua murid cowok terlihat begitu semangat mengetahui sedikit info dari dirinya, guru yang akan menjadi wali kelas selama satu tahun.

“Baiklah tadi ibu udah memperkenalkan sedikit tentang ibu, sekarang kalian yang memperkenalkan diri kalian, maju satu persatu ke depan kelas. Dimulai dari yang paling belakang.”

Satu demi satu murid pun maju, mulai dari situ aku mengetahui siapa mereka dan dari mana asal sekolahnya. Saat tiba giliranku aku sebisa mungkin tersenyum dan menatap mereka semua, mereka terlihat begitu antusias mendengar info pribadiku. Sesi perkenalan sudah dan sekarang dilanjutkan dengan mencari pengurus kelas dari mulai ketua kelas, wakil, sekretaris, bendahara dan lainnya.

“Sinka, kamu ikut aja buat jadi ketua kelas.” Yupi berbisik kepadaku saat guru sedang menanyakan siapa yang mau menjadi pengurus kelas. Tidak-tidak, aku belum berniat mempunyai tanggung jawab spesial di kelas, walau pun ada aku cuma mau menjadi anggota osis.

“Masih banyak kok yup yang terlihat lebih berwibawa di kelas kita.”

Tiba saatnya untuk beritirahat, kali ini aku dan Yupi bergabung di kantin bersama kak Naomi dan seorang temannya yang aku kenal, yaitu kak Yona. Kak Naomi memberitahukanku jika makanan di kantin SMA ini begitu banyak dan berfariasi, benar saja dari apa yang aku lihat semua makanan itu terlihat begitu sangat menggoda dan hampir mirip food court daripada kantin sekolah SMA.

“Sin, mau makan apa?” Sepertinya Yupi bingung akan mengisi perutnya dengan makanan apa, sejujurnya akupun sama, aku bingung selama beberapa menit dan pada akhirnya aku memesan sepiring gado-gado dan Yupi memesan Ayam bakar.

Disela-sela makan aku memfokuskan pendengaranku ke pembicaraan antara kak Naomi dan kak Yona, ya sebenarnya mereka tidak saling berbisik juga saat berbicara tapi tetap saja jika tidak fokus malah hanya melewatkan pembicaraan mereka yang sepertinya menarik.

“Jadi gimana mi tentang cowok itu? Apa belum kenalan juga.”

Ucapan kak Yona sejenak membuatku bingung. Cowok? Apa maksudnya? Kenapa kakakku tidak pernah cerita? Jawaban kak Naomi sangat kutunggu kelanjutannya, karena aku begitu penasaran siapa cowok yang kak Naomi suka.

“Belum saatnya berkenalan, lagian kayaknya dia udah punya pacar deh.”

Ekspresi kak Naomi seketika berubah menjadi malu, jarang sekali aku bisa melihat wajahnya berubah menjadi agak kemerahan, jika perlu pasti aku akan abadikan dengan HP ku.

“Tau sendiri kan dia yon, dia itu kapten tim basket, pasti saingannya banyak banget.” Sambung kak Naomi.

“Udah kelas tiga mikirin cowok, pikirin pelajaran buat UN nanti.” Potongku ketus.

Bukan bermaksud kasar ke mereka berdua tapi aku tidak suka melihat kak Naomi begitu lemah dengan cowok. Saat kita ragu-ragu dalam hubungan itu hanya akan membuat beban saja, jika tidak yakin mending lupakan dan mencari pengganti, tapi bila serius maka kejar sampai tahu apa cowok itu sudah memiliki hubungan atau belum, ingin rasanya aku berbicara seperti itu dihadapan kak Naomi untuk membuatnya berani namun sebuat inisiatif muncul di benakku untuk mencari tahu sendiri tentang murid cowok yang dikenal sebagai ketua tim basket di sekolah.

Hari pertama sekolah terasa melelahkan, tanpa mengganti seragam aku langsung berbaring di ranjang setelah mencapai kamar. Pikirian tentang cowok yang dibicarakan kak Naomi dan kak Yona kembali teringat olehku, lagian untuk apa aku memikirkannya sekarang, masih banyak urusan yang harus aku lakukan. Secara perlahan mataku terasa lelah dan aku yakin keadaan sudah terasa gelap karena mata yang mulai tertutup, hingga pada akhirnya.

“Aarrgghhh….”

Aku terbangun kesal karena notif HP menyala diawal mimpi tidurku, Siapa sih yang berani mengirim pesan Line seperti ini??? Hei…. inikan cowok itu, sudah lama aku tidak mendengar kabarnya dan kenapa dia menghubungiku kembali? Untung saja aku bukan tipe cewek yang angkuh, dengan senang hati aku membalas sapaannya yaa walau pun aku sedikit kesal karena dia sudah berani mengganggu tidur soreku.

 

 

 

**To Be Continued….

Twitter : @BeaterID

4 tanggapan untuk ““Hitam Putihnya Panda : Sinka” Part 1

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.