Pengagum Rahasia, Part 33

JDAR!

“ya tuhan…Semoga aku masih sempet,” ucap yupi

“Mbak, keluarganya jauh-jauh yah,” ucap sopir itu

“Eh…emm, nggak pak,” ucap yupi

“emangnya kenapa pak?” lanjut yupi

“yah, Cuma mau ingetin aja. Kalau perjalanan jauh begini lebih baik di anterin sama ayah atau ibu. Daripada naik taksi sendirian, bahaya loh,” ucap sopir itu

“Oh.., iya pak. Cuma, ayah saya lagi sibuk,” ucap yupi

“Hmm, tapi mbak berani banget main jauh-jauh sendirian,” ucap sopir

“Hehe, iya pak,” balas yupi tersenyum

~oOo~

“Grook!”

“Aduh…pala gw pusing bener,”

“Eh!?”

GROOK!

Suara dengkuran yang sangat keras.

“WOI DEV! Malah tidur lu!”

“EH-EH! KEBAKARAN!? DIMANA!” deva bangun dari tidurnya

PYAR!

“WASEM!” deva mengelap mukanya yang tersiram air

“Ha? Udah sadar?”

“Buset za! Tega bener lu!” ucap deva

“Ya elu pake tidur segala. Eh!? K-kita masih di rumahnya ci yupi nih!” ucap ihza

“Emang,” ucap deva

Ceklek!

Pintu itu terbuka.

“Windy pulang!”

“Eh!?” ihza dan deva langsung melihat ke arah sumber suara

Lalu…

“Hah? EH! MALING!” windy berteriak

“eh-eh! Bukan! Kita bukan maling!” ucap deva

“TOLONG!” windy berteriak

“Buset dah! Za gimana neh!?” ucap deva

“Tenang, lu gak usah panik,” ucap ihza

“Hah?” ucap deva

Ihza terlihat berjalan mendekati windy, lalu…

“J-jangan kak! Windy masih kecil!”

“Iya, gw juga tau lu masih kecil,” ucap ihza

“Eh!?” ucap windy

“Hap!”

Ihza menggendong windy layaknya orang yang sedang menculik.

“TOLONG! Windy di culik!” teriak windy

Ihza pun membawanya ke kursi.

“Diem!” ucap ihza

“Wah, parah lu za. Anak orang ini,” ucap deva

“yee…dia itu berisik banget! Bikin pala gw pusing,” ucap ihza

“T-tolong kak, windy masih kecil. Windy masih punya masa depan yang cerah,” ucap wimdy

“Diem!” bentak ihza

“EH!? eng….WAAA!” windy menangis

“Ah elah za, oon bener sih lu. Malah tambah berisik kan!” ucap deva

“Hah, ya dah. giliran lu dev,” ucap ihza

“Hey-hey, udah jangan nangis. Kita kan temennya kakak kamu,” ucap deva

“Eh…, iya.Windy lupa,” ucap windy

“Bazeeeeng!!” ucap mereka berdua

~oOo~

“Hujannya paten bener,” ucap aldo

“Gw terobos aja atau tetep nunggu yah?” pikir aldo masih mempertimbangkannya

“Ah jangan deh,” ucap aldo

Aldo pun terdiam sambil melihat rintik-rintik hujan yang mengguyuri daerah tersebut.

Setiap rintik hujan itu mengingatkannya pada sekolah dan teman-temannya.

“Huft, apa keputusan gw ini salah,” ucap aldo

~oOo~

Ckit!

Mobil itu berhenti.

“Loh? Kok berhenti pak?” ucap yupi

“Bapak Cuma tau sampai disini,” ucap sopir itu

“Jadi ini kompleknya?” tanya yupi kembali

“Ya, tapi bapak gak bisa nganterin mbak sampai ke alamat rumah itu. maaf ya,” ucapnya

“emm, iya. Gk apa-apa kok pak, justru seharusnya saya berterimakasih sama bapak,” ucap yupi

“iya,”

“Yasudah, makasih ya pak,” ucap yupi keluar dari mobil

BRUM!

Taksi itu pergi.

“Duh dingin,” ucap yupi

Yupi kembali melihat alamat rumah itu.

“Yah, K-kok!” yupi terkejut

“Ya ampun, kertasnya kebasahan,” ucap yupi

“HUUH!” yupi geram

“Setidaknya aku udah sampai ke komplek perumahannya, aku Cuma harus cari rumahnya,” ucap yupi sambil memeluk badannya dengan kedua tangannya karena kedinginan

Entah kenapa setiap kali yupi memikirkan aldo, semangatnya kembali meningkat.

“Uhuk! D-dingin…,” ucap yupi

Wajahnya terlihat pucat, dan badannya menggigil.

“A-aldo…,” ucap yupi

~oOo~

JDAR!

“Sial!” ucap aldo

“Gw gak punya pilihan lain!”

Aldo berlari sekuat tenaga menerobos hujan.

Tidak peduli apa yang akan terjadi nanti, dan juga bajunya mulai kebasahan, mengingat ia masih memakai baju basketnya.

Tetapi…

Belum sampai setengah jalan menuju rumahnya, tiba-tiba…

Cek! Cek!

Suara langkah kaki yang menginjak genangan air itu berhenti.

“Huh?” ucap aldo

“Ada orang? T-tapi…,” ucap aldo menggantung

Aldo pun mendekati orang itu.

“Eh…,” tiba-tiba aldo terdiam ketika melihat orang itu

“A-aldo…,”

“K-kamu!?” ucap aldo

DEK!

Gadis itu berada di pelukan aldo sekarang.

“Syukurlah, aku m-masih…sempet…ketemu…s-sama, kam…,”

“EH!”

(……………………………………………………..)

            ~oOo~

“Ah! Gimana nih!”

“Gimana apanya?” ucap deva

“kalau terjadi sesuatu sama kakak gimana!” ucap windy

“Huh, gak akan, pasti kakakmu itu baik-baik aja,” ucap deva

“ya, gw setuju ama lu,” ucap ihza

“Ta-tapi…,”

“Ssssttt….,” deva menutup mulut windy

“Yang bisa kita lakukan sekarang Cuma berdoa, semoga kakak kamu gak kenapa-kenapa,” ucap deva

Windy pun mengangguk.

~oOo~

“Gimana al?”

Aldo menggelengkan kepala.

“Dia masih belum sadar,” ucap aldo sambil sedikit mengoleskan minyak k*y* p*t*h pada lengan dah juga leher gadis itu

“Tadi kamu bilang kenal sama dia?”

“Iya pah, dia itu temen sekelas aldo,” ucap aldo

“Eh, ini kan cewek yang waktu itu ada di gramed!” ucap okta

“yah, emang,” ucap aldo

“K-kok bisa ada disini sih!” ucap okta

“ssst….udah-udah, jangan ribut-ribut. Aldo, keringin badan kamu dulu,” ucap mama aldo memberikan handuk

“Eh, iyah,” jawab aldo

“Kasian…,” ucap okta sambil mengusap pipi gadis itu

“untung aja kak aldo orangnya baik,” ucap okta

“Okta!”

“EH! I-iya mams, okta datang!” ucap okta

Rapat keluarga pun di mulai setelah aldo mengeringkan badannya.

Seperti biasanya, keluarga aldo selalu mengadakan rapat keluarga ketika akan menyelesaikan suatu permasalahan.

Hampir 1 jam rapat itu berlangsung dan berakhir pada jam 7 malam.

~oOo~

“Pah, aldo boleh pinjem mobil papah gak?” tanya aldo

“Eh, ya…tapi buat apa?” tanya papahnya

“Gak boleh! Mamah gak izinin kamu pakai mobil ke jalanan!” ucap mamanya

“He?” ucap papah aldo

“T-tapi mam ini…,”

“Gak ada tapi-tapian! Kamu mau ngapain bawa mobil malem-malem gini emang!?” ucap mama aldo

“Begini mam, aldo mau anterin temen aldo pulang ke rumahnya. Kalau naik mobil kan dianya juga bisa santai gak keganggu, lagipula tadi mama bilang kasian kan sama dia?” ucap aldo

“Eh…emm…,” mama aldo terdiam

“Sudah lah mah, izinkan saja aldo,” ucap papanya

“Lagipula kalau anak itu gak di antar ke rumahnya, siapa yang mau anterin dia nanti?” lanjut papa

“Heh! Yasudah! Tapi untuk kali ini aja ya!” ucap mama

“AH!? M-makasih mam,” ucap aldo

“Okta ikut yah!” ucap okta tiba-tiba datang

“Eh gak! Kamu ini dari tadi pengennya ikut aja terus,” ucap aldo

“yah kakak, em….pah, okta boleh ikut kan?” tanya okta pada papahnya

“Gak, papah setuju sama kakak kamu. Lagipula ini udah malam, anak cewek gak boleh keluar malem-malem,” ucap papah mereka

“Huh!” okta terlihat kesal lalu pergi ke kamarnya

“yee, malah ngambek dia,” ucap papah

“Udahlah, biar aja,” ucap aldo

“Aldo kamu mau berangkat atau nggak?” ucap mama

“Eh!? I-iya mam,” aldo langsung bergegas menuju kamarnya

~oOo~

“em, dia masih belum sadar,” batin aldo

Aldo berjalan ke arah yupi yang tengah tertidur.

Kemudian, ia pun mengangkat tubuhnya.

“Bisa gak? Mau papah bantu?” tanya papa aldo mengintip dari balik pintu

“Gak perlu pah,” ucap aldo

DUK!

“Aduh!” kepala aldo mengenai kusen itu

“yah kamu ini, jangan terlalu fokus. Sampai-sampai gak liat jalan segala,” ucap mama aldo

“kok aneh, padahal kan gw udah liat ke depan,” batin aldo

Aldo kembali berjalan.

DAK!

“Aduh!”

“ya ampun aldo, kamu dua kali kejeduk kusen tembok,” ucap mama aldo

“Aduh…aldo juga bingung,” ucap aldo

“Kayaknya ada yang salah sama mata kamu,” ucap papa aldo

“Eh!?” ucap aldo

“Yasudah, papah panggil dulu pak budi. Biar pak budi yang antar kamu ke rumah cewek itu,” ucap papa aldo

“Loh pah! G-gak usah lah, aldo gak kenapa-kenapa kok,” ucap aldo

“Dah gak ada tapi-tapian, mumpung pak budi masih ada disini,” ucap papah aldo

“Eh? tapi perasaan dari tadi gw gak liat pak budi,” batin aldo

Pak budi adalah salah satu kerabat dekat dari keluarga aldo. Ia selalu membantu pekerjaan rumah dan juga hal yang lainnya.

Tiba-tiba seseorang datang dari arah belakang dapur.

“Bapak manggil saya?” ucap orang itu dengan logat jawanya

“Loh, padahal bapak belum panggil kamu loh bud. Kamu udah datang aja,” ucap papa aldo

“Oh,” ucap pak budi

“begini-begini bud, kamu antarkan anak saya ke rumah cewek itu,” lanjut papa aldo

“Loh, I-ini anak siapa to pak?” ucap pak budi

“Sudah gak usah banyak tanya, kamu antarkan saja mereka. Nanti biar aldo yang tunjukin jalannya,” ucap papa aldo

“Oh, Yowes pak. Yuk den aldo,” ucap pak budi

“Eh…emm, iya pak,” ucap aldo yang masih mengangkat tubuh yupi

Aldo mulai masuk ke dalam mobil.

Setelah itu, mereka pun berangkat.

“Hati-hati di jalan yah bud,” ucap mama aldo

“Iya buk le,” jawab pak budi

BRUM!

BERSAMBUNG…

Author : Shoryu_So

Satu tanggapan untuk “Pengagum Rahasia, Part 33

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.